Part 5

2.5K 156 21
                                    

Renand mendengus kala menatap kedatangan Sara di depan pintu rumahnya pagi ini. Gadis itu menenteng sebuah rantang yang isinya tampak mengepul hangat.

"Ini buat sarapan." Ucap Sara cuek sembari mengangsurkan satu buah rantang berisi menu sarapan lengkap ke arah Renand. Setelah kejadian sore kemarin, Renand kembali dengan mode es kutubnya.

Dia membiarkan tangan Sara menggantung di udara. Membuat gadis itu berdecak kesal.

"Ck. Tante Irna... Sar emmmbbbbbb...." Teriakan Sara yang mengganggu telinga Renand seketika terhenti oleh bekapan tangan remaja lelaki itu di mulut Sara.

"Hissshh..." Sara mendesis kesal sembari menghadiahi satu cubitan keras di lengan Renand. Dia ingin memaki lelaki dihadapannya, namun urung oleh suara mengaduh saat menatap lengannya berubah memerah. Renand mengalah, memberi jalan Sara memasuki rumahnya.

"Eh... Nak Sara... Tumben pagi-pagi ke rumah." Ucap Mama Renand yang tampak sibuk di dapur.

"Em... Ini Tan... Mama nyuruh ngirim sarapan ke rumah Tante." Ucap Sara mengangsurkan rantangnya. Diikuti Renand yang pura-pura menyicip masakan ibunya.

"Waaa... Sampaikan makasih ke Mama kamu ya, tau aja Tante kesiangan, jadi malah belum selesai masaknya nih..." Balas Mama Renand ramah.

"Sama-sama Tante... Aku permisi pulang ya... Mau berangkat pagi..." Ucap Sara pamit. Setelah kepergian Sara, Mama Renand menatap putranya menyelidik.

"Loh, bukannya yang bukain pintu kamu Ren... Kenapa gak langsung diterima aja?" Tanya Mamanya, kala putranya sedang mulai membuka satu persatu rantang dari Sara lalu menatanya ke atas meja.

Renand hanya mengedikkan bahunya, tanda tidak mau tahu.

"Ck. Gimana Sara mau baik, kalau kamunya aja ngeselin kayak gitu!" Ujar Mamanya.

"Dia kan nyarinya Bang Bimo." Ucap Renand lirih. Mamanya terkekeh, dia tau maksud putranya itu.

"Ehem! Ada yang nyebut-nyebut nama gue nih, Ma!" Goda Bimo yang tetiba sudah berdiri di samping Mamanya. Dia mengambil piring dan ikut bergabung di meja makan.

"Kalau suka tuh bilang ya, Ma..." Ujar Bimo menambahi. Mamanya terkekeh, hubungan Mama dan Bimo memang cukup baik. Berbeda dengan Renand yang belum dapat membuka diri kepada keluarga barunya itu. Meski mereka sudah bertahun-tahun hidup satu atap.

"Ck. Sok tau!" Jawab Renand kesal.

"Loh... Abangmu kan udah dewasa, pasti lebih tau ya bang..." Tambah Ibunya makin menggoda. Renand berusaha menulikan telinganya membiarkan percakapan berisik dua manusia yang sedang berusaha menganggu hidupnya.

***

Renand kembali memasuki kamarnya dengan sedikit terburu-buru ia mengambil tasnya. Sialnya, sudut matanya menangkap gitar yang masih teronggok di pojokan. Kemarin sore, Sara menolak mengambil gitar kesayangannya. Entah apa maksudnya, namun akhirnya Renand memilih membawa kembali ke kamarnya.

Dia tak mungkin membawa gitar Sara ke sekolah. Sekalipun niat awal Renand adalah untuk memanfaatkan keberadaan gadis itu untuk menyelamatkan diri dari para fans fanatiknya.

Namun, respon Sara selalu di luar ekspektasi. Kali ini Renand merasa kesal dengan Sara. Dia menuruni anak tangga, mengambil motor di garasi dan bersiap berangkat.

Di depan, Mama Sara tampak sedang asyik berkebun. Renand menyalakan belnya. Sebuah rutinitas baru yang harus Renand lakukan, mengingat pesan Mamanya untuk mulai beramah tamah dengan tetangga terdekatnya itu.

LOVE AND WISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang