Part 9

2K 146 30
                                    

Sara mendengus kesal, menatap jalanan. Sudah setengah jam Pak Bon meminjam motornya untuk mengantar Bi Sumi ke pasar.

"Ih... Ini Sara bisa telat Mah!" Decak Sara sembari menghentak-hentakkan kakinya panik. Jam di pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul 06.30. Hanya tinggal setengah jam lagi sebelum pintu gerbang ditutup.

"Pak Bon bisa disuruh cepetan balik gaksih?!" Ucap gadis itu mondar mandir tak jelas. Mamanya hanya menggeleng sembari memasukkan satu kotak bekal untuk dibawa Sara.

Tak lama kemudian, sebuah telepon masuk. Mama Sara menjawab dengan sedikit ragu, sembari menatap putrinya yang sudah mengerucutkan bibirnya kesal.

"Sara... Bareng bang Bimo ya... Motor kamu kehabisan bensin ini..." Ucap Mamanya yang sudah menghilang ke rumah seberang sebelum mendapat jawaban dari Sara.

Gadis itu kesal, tapi ada rasa sedikit senang. Dia akan diantar Bimo. Siapa tau dia bisa betemu Tama. Jadi pengakuan sepihaknya seolah bisa dibuktikan.

Tak lama kemudian Mamanya kembali.

"Bang Bimo lagi ngejar deadline tugasnya... Bareng Renand aja ya..." Pinta Mamanya.

"Kenapa harus Eskimo sih Ma! Aku mending naik ojol aja deh..." Gerutu Sara.

"Udah gak ada pilihan lain! Mau telat dan dihukum lagi?!" Ancam Mamanya. Dengan masih menggerutu Sara mengikuti saran Mamanya. Di seberang tampak Renand sudah rapi dengan stelan baju seragamnya.

"Ini bekal buat Renand..."

"Tap..."

"Inget kamu nebeng dia! Gak boleh banyak protes!" Ujar Mamanya memotong kalimat Sara.

"Ihhh... Iya deh... Iya..." Jawab Sara mencium tangan ibunya. Lalu segera memakai helmnya. Tak lama kemudian Renand sudah berada di depan rumahnya.

Sepanjang perjalanan keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Renand sedikit menyunggingkan senyumnya.

Dia sudah membayangkan bagaimana reaksi teman-temannya. Ditambah lagi, pengakuannya tentang hubungan backstreet dengan Sara seolah dapat dibuktikan secara nyata.

Betapa baik Tuhan padanya!

Lain halnya dengan Sara. Dia sibuk mencari alasan apa yang bisa ia sampaikan seandainya mendapat cecaran pertanyaan dari teman-temannya. Sara tidak siap jika mereka ketauan bertetannga.

"Sampai gerbang aja ya, Es..." Ucap Sara saat melihat kendaraan Renand sudah hampir mendekati sekolahnya.

Lelaki itu membisu. Enggan menjawab permintaan Sara.

Enak aja! Kesempatan gak akan datang kedua kali, bukan!

Kalau Renand membawa Sara hanya sampai gerbang yang ada rugi dong!

"Hisssh... Kok malah terus sih.." Sara menggerutu sembari memukul bahu Renand, melihat kendaraan roda dua itu memasuki area parkir sekolah.

"Dah sampai..." Ucap Renand yang tampak tak bersalah. Gadis dihadapannya sudah siap memaki Renand.

"Hai Bro! Ah cie.. cie..."

Sara buru-buru pergi saat melihat kedatangan dua bestie Renand. Ia enggan menjelaskan pertanyaan tak bermutu itu.

"Loh! Loe bilang cuma pura-pura jadian ama Sara. Kok malah serius gini sih?!" Goda Pram.

"Heh! Gimana bisa loe bareng Sara!" Naro tak kalah penasaran.

"Woi! Jawab... Loe yang ajak Sara?!"

"Wah... Kacau! Beneran gila loe! Berani amat!"

"Sara efek emang gak main-main, Bro!"

LOVE AND WISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang