"Tumben rajin, loe?" Tanya Bimo ke arah Renand yang sedang sibuk menata meja dan menggelar tikar di ruang tengah.
"Bang... Bantuin kita belajar matematika dong. Kita remidi nih." Ucap Renand memelas ke arah Bimo. Bimo mengambil keripik kentang di meja. Lalu mendudukan diri sembari menikmati keripiknya.
"Loe sama Sara?" Tanya Bimo memastikan.
"Iyalah bang... Sama siapa lagi?" Ucap Renand. Bimo terkekeh, lelaki itu merasa heran sejak kapan adiknya menjadi rajin belajar. Bahkan biasanya meskipun remidi semua mata pelajaran, Renand akan tampak tak perduli.
"Mau kapan?" Tanya Bimo.
"Loe beneran mau, Bang? Kalau sekarang aja gimana... Biar gue panggil Sara." Ucap Renand dengan penuh antusias.
"Iya... Mumpung gue lagi free nih..." Jawab Bimo masih dengan keripik ditangannya.
"Okay Bang..." Seru Renand yang sudah beranjak ke arah rumah Sara.
"Kan bisa lewat WA, Ren..." Ucap Bimo yang tentu tidak didengar oleh Renand. Akhirnya, Bimo hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala bingung dengan tingkah adiknya.
Tak membutuhkan waktu lama, Renand mencapai gagang pintu rumah Sara. Dia mengetuk berulang sembari memanggil nama gadis itu.
"Gimana Ren?" Tante Irma mama Sara keluar menatap heran pada Renand yang tampak sedang mengatur napasnya.
"Sara ada, Tan? Mau saya ajak belajar bareng di rumah..." Ucap Renand menjelaskan kedatangannya. Tante Irma mengangguk paham.
"Bentar... Sara-nya lagi Tante suruh ke warung. Kamu tunggu aja ya, Ren. Bentar lagi mungkin balik..." Jawab Tante Irma.
"Em... Biar Renand jemput aja, Tan..." Ucap Renand.
"Paling bentar lagi balik, Ren... Cuma di warung belakang kok." Jawab Tante Irma lagi.
"Em... Takutnya nanti Bang Bimo udah sibuk lagi, Tan. Ini selagi Bang Bimo free..."
"Ya udah boleh..."
"Eh! Jalan kaki aja, Ren?" Lanjut Tante Irma, namun Renand sudah terlanjur pamit dan segera menjemput Sara.
Renand memang jarang pergi ke lingkungan rumahnya. Dia tampak bingung dimana letak warung yang Sara datangi.
"Mau kemana, Nak?" Tanya Bu Patmi ke arah Renand yang tampak bingung.
"Em... Kalau warung, dimana ya bu?" Tanya Renand akhirnya.
"Oh... Di ujung jalan, belok dua rumah lagi. Nanti di kanan jalan ada warung Mbok Nunik."
"Oh... Terima kasih ya, bu..." Pamit Renand. Lalu dengan semangat empat lima, Renand sedikit berlari sesuai arahan Bu Patmi.
"Ren?" Sara terkejut saat menemukan Renand tepat saat keduanya mau membelok.
"Ngapain lari-lari? Di kejar setan, loe?" Tanya Sara penasaran. Renand masih membungkukkan badannya. Dia menghirup udara sebanyak-banyaknya. Lalu tanpa menjawab pertanyaan Sara, ia terlebih dulu mengambil belanjaan gadis itu.
"Eh..." Ucap Sara terkejut, Renand nyengir kuda.
"Gue pengen jemput loe kok..." Ucapnya, Sara terdiam tak percaya.
"Kan kita mau belajar bareng. Bang Bimo udah nungguin di rumah." Tambah Renand lagi.
"Kan bisa nunggu gue pulang, Ren..." Ujar Sara sembari menyamai langkah Renand.
"Ck. Gak peka..." Renand mencebik lirih. Sara jelas tidak mendengar.
"Emang bang Bimo mau ngajarin kita?" Tanya Sara, Renand hanya mengangguk.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AND WISH
Romance"Satu-satunya cewek paling keren di sekolah kita itu Sara. Dia paling anti drama, menurut gue dia juga cakep. Sayangnya ga ada yang berani deketin soalnya bar-bar." Ucap Pram. Renand terkesiap, baru menyadari gadis yang sudah lama menjadi tetanggan...