"Eh! Tadi pagi gue lihat Renand sama Sara ga berangkat bareng..." Ucap Mikayla bestie Dhania. Kini mereka sedang berjalan keluar kelas. Setelah kurang lebih setengah jam yang lalu bel tanda pulang berdentang.
"Iya... Di kelas juga kata Ica mereka gak duduk sebangku lagi..." Kali ini Aleta menambahi.
"Fiks! Ada yang renggang tapi bukan rengginan..." Seru Dhania senang. Gadis itu sudah membayangkan untuk dapat kembali menjadi cegil Renand.
"Eh! Panjang umur... Si Renand tuh..." Ucap Aleta sembari memajukkan dagunya ke arah kedatangan Renand.
Cowok itu tampak sendirian dengan komik di tangannya.
"Samperin gak?!" Tanya Dhania meminta dukungan.
"Iyalah... Selagi jomblo dipepet sampe dapet... Hahaha." Jawab Mikayla dan Aleta bersamaan. Dhania memperbaiki tampilannya pada cermin kecil yang ia bawa.
"Udah cakep... Buruan! Ntar ketikung Sara lagi!" Tarik Mikayla tak sabaran. Kedua sahabat Dhania mendorong gadis itu tepat di depan Renand.
Renand menghentikan langkahnya, saat sudut matanya menangkap ujung sepatu seseorang yang berhenti di depan matanya. Dia mendongak, mengalihkan tatapannya dari komik di tangannya ke arah datangnya Dhania.
"Hai... Ren, apa kabar?! Em... Gue boleh nebeng gak?! Motor gue bocor..." Ucap Dhania tetiba beralasan. Gadis itu menampilkan ekspresi terbaiknya untuk meluluhkan hati Renand.
"Naik gojek..." Jawab Renand singkat. Kedua bestie Dhania melotot.
"Tapi... Uang gue udah abis buat jajan di kantin. Pleaseee..." Ucap Dhania tampak memelas.
Renand menatap wajah sahabat-sahabat Dhania menyelidik. Sedangkan yang di tatap mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Loe... Bawa motor gak?!"
"Hah! Gu..e?!" Aleta tergagap. Renand hanya mengangguk.
"Gue bareng Mikayla..." Jawab Aleta menunjuk ke arah temannya. Mikayla mengangguk membenarkan.
"Kasian Dhania dia sendirian." Aleta menambahi.
"Gue pesenin gojek... Loe tunggu di sini..." Ucap Renand enggan melanjutkan pembicaraan dengan ketiga gadis itu. Cowok itu merogoh HPnya. Menggulir gawainya dengan sikap tenang.
"Gimana nih?! Gagal dong mau boncengan sama Renand..." Bisik Dhania menahan kekesalannya.
"Tuh... Buruan ke depan. Gojeknya udah siap! Udah gue bayarin..." Ujar Renand sebelum menghilang dari hadapan Dhania dan gengnya. Ketiga gadis itu berdecak kesal dengan sikap Renand.
Disisi lain, Sara tampak merapikan alat musiknya. Setelah hampir dua jam berlatih untuk persiapan pentas akhir semester bersama grup musiknya.
"Loe pulang sama siapa, Sar?" Tanya Dino sembari menenteng gitarnya.
"Gue?! Sendiri. Bawa motor..." Jawab Sara tanpa menatap ke sumber suara.
"Gue boleh nebeng loe? Sorry tapi motor gue udah di bawa Udin buat nganter Sari-ceweknya. Gue hubungin dari tadi gak nyaut..." Ucap Dino menjelaskan.
"Oh... Okay! Ayok..." Jawab Sara santai. Lalu keduanya berjalan sembari bercakap santai sepanjang lorong-lorong kelas yang menghubungkan ke arah parkiran sekolah.
"Ditungguin dari tadi... Taunya malah sama Dinosaurus!" Keluh Renand kesal. Pasalnya sudah sejak seperempat jam, cowok itu duduk di atas motornya menunggu kepulangan Sara di parkiran sekolah. Bahkan Renand sudah puluhan kali mengabaikan pertanyaan template dari teman-temannya tentang keberadaannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AND WISH
Romance"Satu-satunya cewek paling keren di sekolah kita itu Sara. Dia paling anti drama, menurut gue dia juga cakep. Sayangnya ga ada yang berani deketin soalnya bar-bar." Ucap Pram. Renand terkesiap, baru menyadari gadis yang sudah lama menjadi tetanggan...