Part 22

2.1K 193 51
                                    

Sara mencoba mentralkan detak jantungnya. Dia melakukan gerakan senam wajah agar tidak kaku saat menemui Renand. Bahkan beberapa menit yang lalu dia sudah berlatih di depan cermin yang ada toilet agar tidak tampak gugup dengan pernyataan Renand barusan.

Sara memasukkan botol minuman sodanya ke dalam tasnya. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum satu langkahnya membawanya masuk ke dalam area kantin sekolah.

"Sara..." Panggilan Renand menggema, mencuri atensi para pengabdi Renand yang mencebik kesal. Cowok itu tampak sedang mengantri di salah satu stand penjual di kantin sekolahnya.

Sara mati-matian untuk bersikap biasa saja sekalipun jantungnya berpacu tak terkendali. Ia berusaha mendatarkan wajahnya dan menyambut lambaian tangan cowok itu.

"Ck. Renand udah bener-bener jadian sama Sara ya..." Ucap salah satu teman Dhania.

"Gak tau! Nyebelin banget sih! Gak usah bahas mereka deh..." Dhania berdecak kesal. Napsu makannya tetiba menurun melihat gerakan Renand yang dengan lihai menaruh dua mangkuk baksonya di atas meja. Lalu menarik bangku untuk Sara duduki di sampingnya.

"Ren..." Panggil Sara menghentikan kegiatan Renand. Cowok itu mendongak.

"Ma..kasih..." Ucap Sara tetiba gugup. Renand tertawa untuk pertama kalinya bahkan membuat para penggemarnya melotot tak percaya. Ditambah lagi gerakan Renand yang mengusap kepala Sara dengan tenang.

"Sama-sama..." Jawabnya santai berlalu mengambilkan botol saus dan kecap dari meja seberang. Sedangkan Sara sudah menahan diri untuk tidak menggeplak Renand. Jantungnya sudah berloncatan.

"Jadi... Botolnya?" Ucap Renand menengadahkan tangannya. Sara yang sedang menuang kecap ke dalam mangkuknya berhenti.

"Gue simpen boleh ya..." Ucap Sara lirih. Renand menggaruk tengkuknya.

"Jadi... Kita?" Tanya Renand. Sara hanya tersenyum dan mengangguk. Renand mati-matian untuk tidak menjerit di tengah-tengah kantin sekolahnya. Sara terlalu manis saat ini. Dan dirinya rasanya ingin berkeliling kantin untuk merayakan hari yang begitu penuh suka cita ini.

"Gue... Boleh cerita ke yang lain?" Tanya Renand lirih.

"Em... Terserah loe..." Jawab Sara tak kalah lirih juga.

"Makasih pacar..." Seru Renand yang tetiba menutup mulutnya karena sadar telah menjadi pusat perhatian teman-teman sekolahnya.

****

"Sar... Loe mau ikutan nyeblak bareng kita gak?!" Tanya Naira yang baru keluar dari perpustakaan bersama Ica dan Sara.

"Loh, kemarin belum jadi?!" Tanya Sara kemudian.

"Belom... Kan kalau gak ada loe kurang rame..." Jawab Ica yang di setujui Naira.

"Ya udah deh... Gue ijin Renand dulu ya. Soalnya kan gue bareng dia pulangnya." Kata Sara.

"Ck. Gausah... Anak-anak cowok pada mau gabung juga kok..." Lanjut Naira.

"Masa nyeblak?" Sara masih tak yakin.

"Enggak... Kan menunya ada soto, bakso, nasi goreng juga..." Jawab Naira.

"Oh... Ya udah deh..."

"Yuk... Mereka udah nungguin katanya." Lanjut Naira menggandeng tangan Sara dan Ica di kedua sisinya. Lalu mereka berbincang sembari tertawa.

Sara berhenti mendapati pesan dari Renand.

"Kalian duluan aja deh... Renand bilang dia masih di ruang guru." Ucap Sara.

LOVE AND WISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang