Part 20

2K 168 58
                                    

"Ren..." Sara terkekeh menatap Renand yang terkantuk-kantuk di pojok ruang ekskul musik. Sudah hampir dua jam Sara mengikuti latihan untuk pentas akhir pekan.

Dia bahkan sudah bosan mengingatkan Renand untuk pulang terlebih dahulu. Sara memastikan diri bahwa dia akan aman bersama dengan abang Gojek.

Namun dengan pendiriannya yang teguh, Renand menolak permintaan Sara. Dia ingin memastikan 'pacar sekolahnya' yang merupakan tetangganya itu pulang dengan keadaan selamat.

"Ren... Eskimo... Bangun..." Panggil Sara lagi. Kini gadis itu sudah duduk di samping Renand sembari menggoyangkan bahu cowok itu berulang.

"Eh... Hah! Loe udah selesai?!" Tanya Renand mengerjapkan matanya mencoba mengumpulkan kesadaran..

"Udah... Sorry lama ya..." Ujar Sara merasa tak enak. Renand menatap Sara tak suka mendengar ucapan gadis itu.

"Gue beliin somay nih... Tapi udah dingin. Dimakan ya..." Lanjut Renand tanpa menanggapi ujaran Sara.

"Loe? Udah makan?" Sara tak buru-buru menerima sterofom berisi somay campurnya itu.

"Gue... Gampang nanti..."

"Ck. Kalau loe gak makan. Gue gak mau makan..." Jawab Sara cemberut. Renand terkekeh. Rupanya Sara juga bisa merajuk seperti gadis lainnya. Lebih lagi ia tunjukkan kepada Renand yang selama ini dingin tak tersentuh oleh orang selain dirinya.

"Ya udah mau di sini?" Tanya Renand menunjuk ruang musik yang mulai. Sepi. Lalu ia mengambil gitar Sara dan menentengnya.

"Em... Ntar kekunci lagi! Gak lucu kan kayak sinetron-sinetron alay... Batre hpnya mati. Terus kejebak tau-tau udah pagi..." Terang Sara panjang lebar dengan imajinasinya.

"Aws... Sakit Renand..." Keluh Sara menyentuh keningnya yang di sentil oleh cowok di sampingnya.

"Makanya gak usah berimajinasi! Yaudah... Buruan kita keluar. Sebelum jadi pemeran drama yang loe baca..." Tarik Renand buru-buru. Sedangkan Sara sudah mengomel tak karuan pada tindakan cowok itu.

Lalu mereka sampai di teras ruang musik yang tampak sepi. Sara dan Renand duduk mengemper di sana. Sara mulai membuka sterofom berisi somay ikan dan kawannya itu. Lalu memotong sebuah tusuk sate dan ia membagi dua.

"Nih! Loe juga harus makan... Kalau gue kenyang... Loe juga harus!" Ujar Sara. Renand hanya menerima uluran tusuk sate dari Sara.

Lalu keduanya menikmati somay dalam diam.

"Makasih..." Ucap Sara di sela-sela makannya. Renand mengernyit tak paham.

"Makasih loe udah selalu perhatian ke gue..." Lanjut Sara.

"Udah kewajiban gue... Em sebagai pacar loe di sekolah..." Tambah Renand sedikit ragu menyebut statusnya saat hanya berdua dengan Sara. Sara tertawa mendengar ucapan berulang cowok di depannya.

"Okay... Gue jadi merasa aman deh..." Jawab Sara asal. Gadis itu kembali tertawa. Renand mengangguk sembari kembali menyuapkan somay terakhirnya. Namun tatapannya jatuh pada mata bulan sabit Sara yang tenggelam saat ia tertawa lebar.

"Cantik..." Ujarnya lirih namun masih mampu terdengar telinga gadis di hadapannya.

***

Satu minggu sebelum pentas seni sekolah di adakan. Sara semakin sibuk. Namun, Renand juga semakin lebih sering menemani Sara. Bahkan dia berperan sangat baik sebagai seorang pacar jadi-jadiannya itu.

"Sara gak boleh minum es...  Dia gampang sakit soalnya." Renand berdalih ke arah Dino yang mengangsurkan segelas es jeruk ke arah Sara.

Sara mendelik tak percaya dengan tindakan Renand. Cowok itu dengan tanpa rasa bersalah menukar teh hangatnya ke arah Sara.

LOVE AND WISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang