6# Kehabisan Bensin

1.5K 162 2
                                    

"Ricky, ngapain disini?" Milo yang hendak mengambil motornya yang ada di parkiran sekolah lantas mengurungkan niatnya saat ia tak sengaja melihat sang adik berdiri di tempat parkir seperti menunggu seseorang.

"Mau bareng sama kita? Bonceng tiga?" Tanya Valeno.

"Ya nggak lah, yang ada kita bakal digoreng kak Harris kalo beneran bonceng tiga. Kayak terong-terongan aja lagian," jawab Ricky.

"Terus ngapain kamu disini?"

"Mau pulang sama Juan. Dia bawa motor."

"Juan bawa motor? Dia udah bawa motor sendiri ke sekolah?"

"Iya."

Valen dan Milo lantas mengangguk secara bersamaan.

"Udah bilang mas Shaka apa belum kalo lo mau pulang sama Juan? Kasian entar mas Shaka nya jemput lo kesini tapi lo nya udah pulang duluan." Kata Valen.

"Udah dong."

"Ayo, Ric!" Juan yang sudah berhasil mengeluarkan motornya dari parkiran lantas berhenti di sebelah Ricky.

Valen dan Milo yang melihat itu lantas mengernyitkan dahi bingung. Seperti ada yang aneh dari motor Juan.

"Kenapa, Kak? Kok ngeliatin motor gue sampe segitunya?" Tanya Juan kemudian.

"Kok belum ada plat nya sih, Ju?" Milo balik bertanya. Dia baru menyadari jika motor teman Adiknya itu tidak terpasang nomor plat motor.

"Hah? Iya anjirr!! Gimana sih, Ju!" Ricky menyahut.

"Nggak bawa helm juga lagi itu!" Valen ikut menimpali.

Ketiga saudara itu lantas menatap Juan dengan tatapan yang susah diartikan. Sedangkan yang ditatap seperti itu malah cengengesan tidak jelas.

"Namanya juga motor baru, belum sempat masang. Kalo helm nya gue lupa bawa soalnya tadi buru-buru, takut telat upacara." Juan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Berani banget, entar kalo ketilang polisi gimana, tolol??" Kata Ricky mencibir. Di angguki setuju oleh kedua Kakak kembarnya.

"Enggak bakal, lo tenang aja. Nanti lewat jalan tikus, bukan jalan raya."

"Jangan mau, Ric. Tetep nggak aman, orang nggak pake helm. Kalo jatoh gimana?" Ucap Valen.

"Naiknya pelan-pelan, Kak. Ya kali mau ngebut," Jawab Juan.

"Tetep aja, kita kan nggak tau kapan kita akan kena musibah. Tanggal sial nggak ada di kalender kalo lo lupa."

"Anjirr iya-iya. Yaudah sekarang lo mau pulang sama gue apa nggak, Ric? Nanti kita beli telur gulung."

Mendengar nama makanan kesukaannya disebut, mata Ricky langsung berbinar bahagia.

"MAU! GUE MAU!!! Kak, tenang aja entar kita naiknya hati-hati kok." Kata Ricky. Kedua kakaknya lantas mengangguk pasrah.

"Yaudah, kalo gitu kita pulang duluan. Kalian juga langsung pulang, jangan mampir kemana-mana." Ucap Milo.

"Mampir beli telur gulung dulu," jawab Ricky.

"Iya, abis itu langsung pulang. Juan udah pamit sama Mama belom? Nanti dicariin."

"Aman, Kak. Udah pamit kok." Jawab Juan.



-SEVEN-


"Ju berhenti, Ju!" Ricky menepuk-nepuk pundak Juan dengan keras.

"Hah? Kenapa?"

"BERHENTIII, JUAAANNN!!" Bocah itu mendekatkan mulutnya ke telinga Juan dan berteriak keras. Juan yang tiba-tiba diteriaki seperti itu terlonjak kaget kemudian menutup telinganya dan menoleh ke belakang kearah Ricky.

Awesome Lil' Brothers | ENHYPEN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang