47# Rencana Baikan

1.3K 154 15
                                    

Setelah mendengar perdebatan antara Rayyan dengan Ricky di kamar si bungsu, Shaka, Lean, Valen, dan Milo langsung keluar dari kamarnya masing-masing untuk melihat. Hendak masuk ke dalam kamar Ricky, namun di tahan oleh Harris. Jadinya, mereka hanya menyaksikan di depan kamar.

Keempatnya sempat terkejut ketika melihat Rayyan keluar dari kamar Ricky dengan raut wajah yang penuh emosi.

"Bang----" Shaka berniat menyapa Rayyan, namun lelaki itu malah langsung melewati keempatnya bahkan tidak melirik ke arah mereka sama sekali. "Anjirr kita cuma di lewatin doang!" Ucapnya.

"When he is angry, he is very scary." Lean bergidik.

"Lagian si Ricky berani-beraninya ngerokok," ucap Valen.

"Mau kasian lihat dia dibentak bang Ray, tapi dianya juga salah sih," imbuh Milo.

Keempatnya kemudian kembali menyaksikan perbincangan antara Harris dengan Ricky dari luar kamar. Sempat terkejut dan tidak percaya ketika melihat Harris tidak memarahi Ricky dan hanya menasehati bocah itu.

Bermenit-menit kemudian, Harris keluar dari kamar Ricky. Lelaki itu menaikkan sebelah alisnya menatap empat Adiknya yang menonton dari luar kamar.

"Kita udah boleh masuk belum, Kak?" Tanya Valen.

"Boleh, masuk aja."

"Ayo, kita lihat Ricky," ajak Valen kepada saudara-saudaranya. Namun Milo lebih dulu menggeleng.

"Aku nyamperin bang Ray dulu aja ya? Siapa tau dia lagi butuh temen ngobrol," ucap Milo.

"Kakak juga ikut Milo dong. Kita bagi tugas aja, kalian nyamperin Ricky, Kakak sama Milo nyamperin bang Ray," sahut Lean. Mereka mengangguk setuju.

"Kak Harris mau ikut kita?" Tanya Milo. Harris langsung menggeleng. "Kalian aja," jawabnya.

Setelah itu, mereka mulai berpencar. Lean dan Milo pergi ke kamar Rayyan, sedangkan Shaka dan Valen masuk ke kamar Ricky. Sedangkan Harris menuju ke kamarnya sendiri.

Begitu memasuki kamar Ricky, Valen dan Shaka dibuat merasa sedikit iba kala melihat Ricky sedang duduk di ranjangnya dengan deru napas sesak karena habis menangis.

"Ricky?" Panggil Shaka dan Valen. Keduanya kemudian duduk di samping kanan dan kiri Ricky.

"Kalo mau ngeledek aku atau ngetawain aku, besok aja ya jangan sekarang? Kalo sekarang aku lagi sedih, nggak punya tenaga buat ngebales kalian berdua," ucap Ricky.

Shaka dan Valen langsung merotasikan bola matanya. Adiknya itu suka sekali berprasangka buruk.

"Suudzon banget sih? Orang kita mau ngehibur lo. Iya kan, Mas?" Valen melirik Shaka. Lelaki itu mengangguk sebagai jawabannya.

"Makasih. Tapi jangan sekarang deh, nggak akan mempan soalnya. Ini hati mungil ku lagi terluka parah banget gara-gara omongan bang Ray tadi, nggak tahu sembuhnya kapan," jawab Ricky, kemudian menepuk dadanya dengan dramatis.

"Yang sakit hatinya, tapi yang di tepuk dadanya," komentar Shaka.

"Dih?"

"Hati bukan di situ kali tempatnya."

"Ya terus dimana?"

"Di bawah diafragma, di bagian kanan atas rongga perut. Lo tidur ya waktu ada pelajaran anatomi di sekolah? Makanya nggak tau letak-letak anatomi manusia."

Ricky langsung mendengus, "Yaudah nggak usah ngajarin aku dulu, orang lagi sedih juga." Jawabnya.

"Ya lo sih bandel mulu jadi bocah, segala pake ngerokok juga! Emang nyali lo kayaknya gede banget. Untung kak Harris nggak ngamuk kayak bang Ray," ucap Shaka.

Awesome Lil' Brothers | ENHYPEN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang