24# Penjelasan

1.7K 154 7
                                    

"Hey....What's wrong with your face, Milo?"

Lean yang sedang berkutat dengan laptopnya diruang tengah langsung mengalihkan atensinya saat mendengar suara langkah kaki mendekat kearahnya. Ia menoleh dan terkejut karena pemandangan pertama yang ia lihat adalah kondisi wajah Milo yang babak belur. Sudut bibir bocah itu terluka dan terlihat ada noda darah yang sudah mengering, serta pipi kanan yang lebam-lebam. Lean meringis samar.

"Kenapa wajah kamu lebam-lebam begini?" Tanya Lean sembari menunjuk wajah Milo.

Baik Valen maupun Milo diam tidak menjawab, memilih untuk duduk terlebih dahulu di samping Lean. Raut wajah kedua bocah kembar itu sangat lesu, tidak bersemangat. Lean semakin mengernyitkan dahinya bingung sekaligus merasa khawatir. Takut-takut jika terjadi sesuatu yang membahayakan Adik kembarnya saat di jalan tadi.

"Valen, Milo... Kenapa? Jangan bikin kak Lean khawatir dong." Kata Lean.

Valen memilih untuk melirik Milo, yang dilirik terlihat menghembuskan napas panjang beberapa kali.

"Aku abis berantem, Kak." Jawabnya.

"Sama siapa? Kenapa bisa berantem?"

"Nggak kenal, soalnya dia dari SMA lain, tapi SMA mananya aku nggak tau. Aku tuh tadi liat dia kasar sama cewek Kak, terus aku nggak terima, jadi aku pukul dia duluan. Terus dia mukulin aku balik."

Lean langsung geming untuk beberapa saat, terlihat mengamati wajah Milo dengan seksama.

"APA?! KAK MILO ABIS DIPUKULIN?? SIAPA YANG UDAH BERANI MUKULIN KAK MILO?! CARI GARA-GARA YA ITU OR---- YAAMPUN WAJAHNYA KOK BONYOK BANGEEEET??!!"

Ricky datang dari arah tangga dan berteriak dengan keras, berjalan menghampiri ketiga Kakaknya di ruang tengah. Dan betapa terkejutnya saat ia sudah sampai disana dan melihat kondisi wajah Milo yang babak belur. Bocah itu melotot tidak percaya. Wajah imut Kakaknya terluka.

Lean yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala, sedangkan Valen memutar bola matanya malas.

"Nggak usah lebay deh, Ricky. Orang bonyok nya juga nggak parah." Kata Valen.

"Eh gue bukan lebay ya, tapi gue khawatir. Mau itu parah atau enggak, tetep aja itu pasti sakit. Iya kan, kak Milo?" Ricky melirik Milo, dibalas dengan senyuman samar. Tapi detik berikutnya, ia meringis karena perih menjalari sudut bibirnya.

"Has it been treated?" Tanya Lean kemudian.

"Hm?"

"Udah diobatin?"

"Udah, tadi di sekolah diobatin sama Valen pake betadine."

"Kak Milo belum jawab pertanyaan aku." Kata Ricky.

"Apa, Ricky?"

"Siapa yang udah mukulin kak Milo? Terus kenapa kak Milo bisa dipukulin? Kak Milo nggak ngelawan ya? Apa dipukulin begal? Terus kenapa kak Milo nggak nelpon aku tadi? Pantes aja tadi di sekolah aku nggak ketemu Kakak sama sekali." Ricky menarik napas lalu tersengal, sesak karena ia berkata dengan satu tarikan napas.

"Kalau Milo dipukulin begal, mending langsung nelpon polisi lah daripada nelpon lo. Itupun kalo masih bisa. Lagian lo mau ngapain kalo udah di telpon? Ngajak begalnya makan telur gulung bareng?" Sahut Valen.

"Ya se-enggaknya aku bantuin nego sama begal--- HAH BEGAL? JADI BENERAN DIPUKULIN BEGAL? BERAPA ORANG BEGALNYA? BAWA SENJATA TAJAM NGGAK? KALO GITU MAH NELPON POLISI AJAAA, BAHAYA TAU!!!"

"Lo ngerti kata 'kalau' nggak sih, Ricky?!"

"Kak Milo itu bukan dipukulin begal, tapi dipukulin sama anak SMA lain. Kenapa bisa dipukulin? Karena kak Milo mukulin anak itu duluan. Alasannya karena kak Milo nggak terima liat dia kasar sama cewek." Terang Lean dengan pelan.

Awesome Lil' Brothers | ENHYPEN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang