49# See U

1.5K 155 27
                                    

Sore hari, pukul lima tepat. Suasana di rumah keluarga Sebastian, tepatnya di kamar Lean tampak ricuh sebab si anak ketiga itu sudah harus balik ke Yogyakarta. Lean kini sedang sibuk mengecek kembali barang-barangnya yang semalam sudah ia tata di dalam koper.

"Nanti pulang lagi kapan, Kak?" Tanya Valen.

Lean langsung menaikkan sebelah alisnya menatap si Adik kembar, "Berangkat aja belum, kok udah ditanya pulangnya kapan," katanya.

Valen langsung mendengus. Sebenarnya dia tidak rela jika Lean harus balik sekarang. Dia masih ingin menghabiskan waktu bersama Kakak ketiganya itu.

"Aku pengen deh main ke Jogja." Ucap Ricky tiba-tiba.

"Aku juga pengen!" Milo menyahut.

Lean terkekeh kemudian menganggukkan kepalanya, "Boleh, nanti kalo kalian libur sekolah, kalian main aja ke Jogja. Emangnya kalian mau main ke mana?" Tanyanya.

Milo dan Ricky tampak berpikir, cukup lama. Mengingat-ingat wisata terkenal apa saja yang ada di daerah istimewa tersebut.

"Aku mau ke Lawang Sewu!" Kata Milo kemudian, dengan antusias.

"Boleh. Tapi Lawang Sewu itu ada di Semarang, bukan di Jogja." Koreksi Lean, kemudian terkekeh pelan.

"Eh? Tapi Semarang sama Jogja deket kan, Kak?"

"Lumayan."

"Cintaku padamu itu ibarat kota Semarang dan Yogyakarta. Dekat di peta, tapi jauh di dunia nyata." Ucap Shaka yang baru saja masuk ke dalam kamar Lean.

"Huekk!!! Bau banget omongan mas Shaka!" Cibir Valen, menatap Shaka sambil bergidik.

Yang dicibir langsung mendekat ke arah Valen, kemudian menarik pipi Adiknya itu dengan cukup keras.

"Aduh!! Sakit, bangsat!" Valen memukul lengan Masnya itu dengan keras juga. Shaka mendesis pelan kemudian melepaskan tangannya dari pipi Valen.

"Aku mau ke stadion Manahan!" Ucap Ricky tiba-tiba.

"Hm? Stadion Manahan itu di Solo, bukan di Jogja." Koreksi Lean.

Astaga, dua Adiknya yang katanya ingin main ke Jogja, malah salah semua dalam menyebutkan lokasi.

"Emang lo mau ngapain kok pengen ke stadion Manahan? Main sepak bola?" Tanya Valen kemudian.

"Pengen lihat trek-trekan kayak yang di tiktok." Jawab Ricky. Bocah itu baru teringat dengan fyp tiktoknya beberapa hari yang lalu tentang acara trek-trekan.

"Trek-trekan itu di stadion Mandala, bukan Manahan." Koreksi Lean, lagi.

"Hah? Emangnya beda, Kak?" Tanya Ricky.

"Dari namanya aja udah beda, tolol!" Valen langsung menoyor kepala Ricky dengan cukup keras, terlampau kesal sebab sang Adik seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa.

"Valen, nggak boleh gitu." Tegur Milo.

"Nanti otaknya Ricky makin konslet," sahut Shaka.

Ricky hanya mendengus mendengar ucapan Kakaknya itu. Bodo amat, dia tidak peduli.

"Kak Lean pernah lihat trek-trekan nggak?" Tanya Ricky, menatap Lean.

"Pernah."

"Gimana? Seru nggak?"

"Very exciting. Especially at night."

Mata Ricky sontak terbuka lebih lebar. Membayangkan bagaimana serunya bisa menonton acara balap motor yang selama ini hanya bisa ia lihat melalui ponselnya.

Awesome Lil' Brothers | ENHYPEN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang