15# Kejutan

1.3K 121 3
                                    

Karena para Kakaknya belum selesai dengan kegiatannya masing-masing, sore ini Ricky pulang dari ekskul futsalnya dijemput oleh sopir pribadi Sebastian.

Bocah itu segera turun dari mobil saat kendaraan itu berhenti tepat di depan rumahnya.

"Aku turun ya, pak Odi. Terimakasih udah jemput aku." Kata Ricky sebelum bocah itu sungguhan turun dari sana.

Pak Odi--- sopir pribadi Papanya itupun tersenyum, "Sama-sama, dek Ricky."

"Jangan panggil 'dek' dong, Pak. Sekarang aku udah besar, bentar lagi udah punya ktp."

"Terus mau dipanggil apa?"

"Panggil aku Tuan muda."

"Baik, Tuan muda."

Ricky langsung tertawa terbahak-bahak, "Bercanda, Pak. Panggil nama ajalah. Atau samain kayak Kakak-kakak yang lain. Panggil 'Mas' aja."

Pak Odi tersenyum lagi, "Iya, mas Ricky."

Setelah itu Ricky turun dari mobil dan pak Odi menjalankan mobilnya untuk kembali ke kantor Sebastian.

Bocah bungsu itu berjalan santai melewati pekarangan rumahnya. Namun tiba-tiba matanya tertuju pada 1 benda yang berada disana. Ricky langsung menghampirinya.

"Ada tamu? Siapa tapi? Motornya baru. Belum dipasang plat anjirr, kayak Juan aja." Monolog Ricky.

Ia kemudian melanjutkan berjalan untuk masuk ke dalam rumah. Sampai didepan pintu, bocah itu langsung membuka pintu rumahnya dengan pelan. Takut-takut kalau ia membuka pintu dengan keras dan ternyata ada tamu, ia akan malu sendiri nantinya.

Namun saat ia sudah berada di dalam rumah, matanya tidak menemukan ada kehadiran 1 orang pun disana. Sangat sepi. Bahkan dimana kakak kembarnya? Ricky hanya mengerdikkan bahunya acuh. Ia terus berjalan untuk segera masuk ke dalam kamarnya. Namun, saat melewati ruang tv, ia dikejutkan dengan kehadiran sosok buntalan kecil sedang menarik-menarik gorden sembari mengeong pelan.

"Heh penyusup! Ngapain lo disini? Kok bisa masuk kesini sih?" Gerutu Ricky.

Kucing kecil hasil temuan Valen dan Milo di jalan itu kini sudah terlihat bersih, sebab tadi dimandikan oleh Valen dan Milo. Sekarang, ia semakin mengeong setelah melihat kehadiran Ricky.

"Pergii!! Huss, huss!!" Ucap Ricky sembari mengusir kucing kecil itu dengan kakinya. Ia tidak menendangnya. Ia hanya memindahkan kucing itu tapi dengan kakinya, itupun dilakukan dengan pelan.

"Apasih? Pergi sana!" Gerutunya, sebab kucing itu terus mengeong saat tubuhnya ia geser menggunakan kaki.

"RICKYY!!!"

"APAAA??!!"

"Dosa loh, nyiksa kucing."

Ricky langsung menoleh mendengar suara Milo. Kedua Kakak kembarnya berjalan menghampirinya dari arah dapur.

"Sembarangan aja, aku nggak nyiksa."

"Itu nendang kucing, sama aja nyiksa." Kata Milo.

"Iya tuh. Itu kucing, bukan bola." Sahut Valen.

Ricky langsung mendengus, "Aku tuh nggak nendang! Cuma nyuruh pergi ini kucing tapi pake kaki, lagian pelan kok nggak keras juga."

"Kenapa ngusir kucing itu? Kucingnya diem aja, nggak gangguin kamu kok."

"Diem apanya? Lihat tuh dia nyakar-nyakar gorden! Nanti kalo bang Ray atau mas Shaka tau gorden nya kotor dan rusak, mereka bakal marah! Lagian ini kucing darimana sih? Kok bisa masuk kesini?"

"Itu tadi kakak yang bawa kesini. Tadi nemu di jalanan, kasian nggak ada temennya, terus tadi juga mendung takut kehujanan, jadi kakak bawa pulang deh buat di pelihara." Ucap Milo.

Awesome Lil' Brothers | ENHYPEN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang