37# Kangen Mama

1.5K 139 14
                                    

Valen menggeliat tak nyaman saat merasakan ada sebuah beban tiba-tiba saja menimpa perutnya. Bocah itu langsung membuka mata untuk melihat. Setelah mengetahui jika beban yang menimpa perutnya adalah lengan kanan Ricky, ia langsung berdecak pelan.

"Ricky, minggir!!"

Bukannya menyingkirkan lengannya, Ricky malah melilitkan lengan itu di pinggang Valen yang praktis membuat Kakaknya itu mencak-mencak tidak karuan.

"Minggir nggak?!"

Semakin Valen berusaha melepaskan lilitan lengan Ricky, semakin kencang pula Ricky memeluk tubuh kurus Kakaknya itu.

"Kak Valen berisik! Orang masih ngantuk juga," ucap Ricky dengan suara rendah khas bangun tidur.

Valen langsung mendengus, bibirnya mengerucut kesal, ia menatap mata terpejam Ricky dengan tatapan tidak bersahabat. Sedangkan Ricky yang menyadari tidak ada pergerakan dari Valen lagi, lantas membuat ia membuka mata. Kemudian menyingkirkan lengannya yang sejak tadi memeluk pinggang Valen.

"Biasa aja dong lo! Itu bibir kayak bebek, minta dicubit apa?" Ricky hendak menarik bibir Valen yang katanya seperti bebek itu, namun tangannya langsung ditepis oleh sang Kakak.

"Sejak kapan lo tidur di sini?" Tanya Valen.

"Semalem."

"Kenapa tiba-tiba tidur di sini?"

Alih-alih menjawab pertanyaan dari Valen, Ricky malah abai dan beralih posisi menjadi duduk. Valen menghela napas berat, kemudian ikut duduk dan menatap Ricky.

"Abis mimpi buruk," jawab Ricky kemudian.

"Dikejar setan?"

"Bukan."

"Terus apa?"

"Didatengin Mama."

Mendengar jawaban dari Ricky barusan, Valen langsung menautkan alisnya bingung.

"Berarti itu mimpi indah! Gimana sih lo?" Ucap Valen, kemudian memukul lengan Ricky pelan.

"Muka mama nggak kelihatan lagi, terus beliau juga cuma diam nggak ngomong apa-apa. Padahal, dari dulu gue pengen banget bisa lihat wajah Mama, pengen dengar suara Mama juga. Tapi, tiap Mama datang ke mimpi gue, wajahnya nggak pernah kelihatan dan selalu diam aja. Apa Mama benci ya sama gue? Terus, kalo Mama ben---"

"Malah ngelantur kalo ngomong! Itu berarti lo lagi kangen sama Mama, dan Mama juga kangen sama lo makanya beliau datang ke mimpi lo," potong Valen cepat sebelum Ricky melanjutkan ucapannya.

"Tapi kenapa Mama nggak ngelihatin mukanya? Ya minimal ngelihatin batang hidungnya doang nggak-papa, biar gue senang. Gue tuh beneran pengen bangeeettt bisa lihat muka Mama dan dengar suara Mama. Suara Mama kayak gimana, Kak?" Ucap Ricky dengan suara bergetar.

Bukannya menjawab dan menenangkan Ricky yang kini sudah menangis, Valen malah ikut meneteskan air matanya. Kedua Kakak beradik itu kini saling pandang dan menangis.

Sedangkan di sisi lain, Milo yang terganggu dengan suara samar-samar dari ranjang sebelahnya kini terbangun. Bocah itu terkejut saat melihat Valen dan Ricky sama-sama menangis.

"Kalian kenapa?" Tanyanya.

Valen dan Ricky masih terisak. Bahkan, Valen yang seharusnya menenangkan Adik bungsunya itu malah lebih terisak lagi.

"Valen? Ricky?"

"A-aku kangen Mama. Semalam aku mimpiin Mama, Kak. Tapi, lagi-lagi Mama nggak ngelihatin mukanya. K-kenapa? Kenapa tiap Mama datang ke mimpi aku, Mama nggak pernah ngelihatin mukanya? Aku pikir, kalo aku nggak bisa lihat muka Mama secara langsung, aku masih bisa lihat lewat mimpi. Tapi ternyata sama aja, aku nggak bisa lihat muka Mama. Dari dulu, tiap Mama datang ke mimpi aku, Mama nggak pernah sekali pun ngelihatin mukanya." Ricky menangis semakin keras. Tangisan itu mengundang Milo yang berada di seberangnya merasa iba.

Awesome Lil' Brothers | ENHYPEN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang