9# Minta Motor

1.6K 135 0
                                    

Malam hari hujan turun deras sekali. Sebagian anggota keluarga Sebastian memilih untuk tidur didalam kamar dan menutupi hampir seluruh tubuhnya dengan selimut tebal, untuk mengurangi hawa dingin yang menusuk kulit.

Sebastian, sang kepala keluarga menyesap kopi susu andalannya dengan nikmat. Lelaki paruh baya itu kini sedang duduk sendirian diruang TV. Matanya fokus menonton acara Super Deal di TV. Sesekali kekehan keluar dari mulutnya. Suara decakan gusar juga kadang keluar saat salah seorang pemain di acara tersebut gagal mendapatkan hadiah yang disediakan oleh pengisi acara.

"Papa ini nggak ikut main, tapi kenapa ikut kesel?"

Sebastian lantas menoleh, menemukan sang anak bungsu berjalan kearahnya dengan langkah gontai. Bocah itu kini duduk tepat disebelah sang Papa.

"Kesel aja. Pemain itu nggak punya pendirian, harusnya ngikutin kata hatinya sendiri, jangan ngikutin kata orang lain. Padahal tadi kalau dia ngikutin kata hatinya sendiri, dia bisa dapat motor. Tapi dia lebih milih ngikutin kata orang lain, jadinya cuma dapat uang 5 juta."

"Kan mereka emang se-tim, Pa. Ya wajar aja orangnya ngikutin kata temen-temennya yang lain."

"Ah sok tau kamu."

Ricky langsung melotot, tidak habis pikir dengan Papanya. Apa-apaan sih?

"Papa, malam-malam kok malah minum kopi sih? Nanti nggak bisa tidur!" Kata Ricky.

"Ini kopi susu, Nak."

"Tapi tetep aja nggak sih, Pa? Bikin nggak bisa tidur juga, kan ada kopinya itu."

"Nggak juga lah. Ya memang kopi itu bikin nggak bisa tidur, tapi susu kan juga suka bikin ngantuk."

"Emang iya, Pa?"

"Iyalah. Kalo kamu lagi nggak bisa tidur, coba minum susu anget."

"Susu apa, Pa?"

"Susu sapi, susu kambing, dan..."

"Dan apa, Pa?"

"Dan naga." Sebastian tertawa kecil, sedangkan Ricky mendengus.

"Papa tau jokes begituan tuh darimana sih? Perasaan Papa sibuk sama kerjaan Papa terus, tapi kok bisa tau ada jokes yang lagi viral sih?" Tanya Ricky heran.

"Dari grup WA. Kamu kenapa belum tidur? Besok sekolah, nanti susah dibangunin, dimarahin Kakakmu loh." Kata Sebastian.

Ricky berdehem samar, kemudian menatap Papanya dengan raut wajah sedih.

"Nggak bisa tidur, Pa. Lagi mikirin motor," jawab Ricky.

Sang Papa lantas mengernyit, "Motor siapa yang kamu pikirin? Kamu kan nggak punya motor, Nak..."

"Ya justru itu yang lagi Ricky pikirin, Pa. Ricky mikir, kapan ya Ricky dibeliin motor?" Katanya diakhiri dengan cengiran lebar.

"Tapi umur kamu belum ada 17 tahun, Nak. Dulu, kakak-kakakmu semuanya baru Papa belikan motor kalo umurnya udah 17 tahun."

"Ah Papa mah... Jaman Kakak sama jaman Ricky itu udah beda. Pa, Ricky itu nggak pernah minta apa-apa sama Papa loh, jadi buat sekali ini aja tolong turutin permintaan Ricky, ya?" Ucap Ricky melas, kemudian memeluk lengan Sebastian. Lelaki paruh baya itu lantas menghela napas.

"Yasudah, coba tanyakan ke Kakak-Kakakmu dulu, kalau mereka memberikan ijin, Papa belikan deh." Kata Sebastian. Ricky langsung cemberut.

"Yang diomongin Juan jadi kenyataan anjir!"

"Kenapa harus nanya mereka sih, Pa?"

"Biar semuanya enak. Kakak-Kakakmu juga kan yang udah merawat kamu dari lama, jadi kamu juga harus minta ijin sama mereka, Nak."

Awesome Lil' Brothers | ENHYPEN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang