12# Kak Ara

1.5K 124 0
                                    

"Bukannya istirahat, malah mabar." Seru Harris yang baru saja masuk kedalam kamar Ricky, dan melihat Valen dan Milo juga ada disana. Sedang fokus pada ponselnya masing-masing. Ricky dan Milo mabar PUBG, sedangkan Valen menonton konten mukbang di youtube.

"Ricky, gimana kondisi kamu? Udah nggak panas?" Tanya Harris.

"Udah sembuh, kak Harris. Daritadi aku tidur terus, bosen. Jadinya ngajak kak Milo mabar." Jawab Ricky.

"Kalian udah mandi, Valen, Milo?" Tanya Harris menatap kedua adik kembarnya.

"Belum." Jawab Valen dan Milo bersamaan.

"Mandi dulu sana, udah mau malem nih. Nanti dingin, malah nggak jadi mandi lagi." Perintah Harris. Diabaikan oleh Valen dan Milo, sebab kedua bocah itu fokus pada ponselnya.

"Valen, Milo... Nggak de~"

"HEH BOCAH, DISURUH MANDI MALAH KABUR KESINI!!" Rayyan tiba-tiba berteriak, masuk kedalam kamar Ricky kemudian melipat kedua tangannya di depan dada. Menatap si kembar dengan alis menukik tajam.

"Kak, sita aja tuh hp nya. Daritadi udah disuruh mandi bilangnya nanti-nanti, tapi sekarang malah main disini!" Kata Rayyan bersungut-sungut.

"Sebentaaarrr, ngabisin durasinya nih. 2 menit lagi." Kata Valen, masih fokus menatap layar ponselnya.

"Tembak, Ricky! Itu musuhnya di depanmu!!" Milo juga masih fokus bermain game.

Harris dan Rayyan berdecak.

"Satu..."

"Dua..."

"IYAAAA, INI MAU MANDIII!!" Valen dan Milo berteriak bersamaan setelah mendengar Harris dan Rayyan mulai berhitung. Dengan gerakan cepat, kedua bocah itu langsung melempar hp nya asal ke ranjang Ricky, kemudian lari terbirit-birit keluar kamar.

Ricky yang melihat itu lantas tertawa. Namun detik berikutnya bocah itu mengumpat emosi saat hero dalam game nya mati.

"Anjing, mati!"

"Ricky..." Panggil Harris dengan nada rendah.

Ricky langsung menepuk bibirnya, kemudian meringis samar, "Maaf hehe..."

"Kak, ada Haura ya di depan?" Tanya Rayyan pada Harris.

"Iya, mau jengukin Ricky."

Bocah yang namanya disebut itu lantas melongo, menatap Harris lama.

"Kak Ara mau jengukin aku?" Harris mengangguk.

Mata Ricky langsung berbinar bahagia. Ricky suka sama Haura. Bukan suka dalam artian cinta seorang lelaki kepada perempuan, tapi ia menyukai Haura karena perempuan itu sangat baik dan rendah hati. Baik kepada Harris, baik kepadanya, baik kepada saudara-saudaranya, dan baik kepada semua orang. Selain baik, Haura ini orangnya hangat dan perhatian. Bonusnya adalah dia cantik, manis, dan tidak sombong. Intinya perempuan itu tidak pernah neko-neko lah.

Meski sikap Haura berbanding terbalik dengan sikap Harris, tapi Ricky selalu berharap, semoga Harris dan Haura berjodoh. Siapa yang tidak mau punya ipar seorang model cantik, baik hati, dan tidak sombong?

"Kakak panggil kak Haura dulu," ucap Harris.

"Aku aja yang nyamperin kak Ara ke bawah, kak. Malu kalo disini, kamar ku berantakan."

"Ck, makanya punya kamar itu dibersihin setiap hari. Jangan dibiarin kayak kapal pecah."

"Loh emang tiap hari aku bersihin kok, tapi kan hari ini lagi sakit jadi libur dulu bersih-bersihnya."

"Iya deh terserah kamu. Ayo buruan ke bawah, kasian kak Haura udah nungguin dari tadi."

Ricky mengangguk kemudian berjalan mengikuti Harris di belakangnya. Rayyan sudah pergi dahulu tadi.

"Kak Ara!" Panggil Ricky saat sudah sampai di ruang tamu.

'Kak Ara' itu panggilan khusus dari Ricky untuk Haura.

Haura yang tadinya fokus bermain ponsel kini mengalihkan atensinya pada Ricky--- calon adik iparnya.

"Halo, Ricky!" Jawab Haura dengan raut wajah antusias. Ricky tersenyum, kemudian duduk di samping Haura. Diikuti Harris yang duduk di seberangnya.

"Gimana keadaan kamu? Udah enakan?" Tanya Haura.

"Udah, kak, udah sembuh aku. By the way, kata kak Harris, kak Ara kesini mau jengukin aku ya?"

"Iya dong, kak Harris cerita katanya kamu sakit, jadi mumpung sorenya kak Ara nggak ada jadwal pemotretan, sekarang jengukin kamu deh. Sekalian main, udah kangen sama kakak kembar mu juga."

"Oh iya-iya. Tapi, Kak...."

"Kenapa?"

"Kak Ara kesini bawain aku apa? Kalo jengukin orang sakit itu harus bawa sesuatu, makanan contohnya." Ucap Ricky dengan polos. Sukses mendapat tatapan nyalang dari Harris, tapi Adiknya itu tidak melihatnya dan malah menatap Haura dengan ekspresi melas.

Haura terkekeh, tangannya terulur ke belakang tubuhnya mengambil beberapa kantong kresek berisi makanan.

"Ini, kakak bawain buah-buahan, martabak, brownis, sama telur gulung. Nanti dibagi sama kakak kembar, ya." Katanya.

Mata Ricky langsung berbinar bahagia. Bocah itu langsung membuka satu persatu kantong kresek itu untuk sekedar melihatnya. Kemudian pandangannya terkunci pada 1 kantong kresek berwarna putih, berisi makanan kesukaannya---telur gulung.

"Loh saosnya mana?" Tanyanya.

"Saosnya nggak ada. Sengaja nggak dikasih saos, soalnya kan kamu lagi sakit, jadi jangan makan pake saos dulu."

Bibir Ricky langsung melengkung kebawah. Tangan Haura lantas terulur untuk memegang pundak Ricky.

"Ricky, kalo sekarang makan telur gulungnya jangan pake saos dulu, ya? Nggak sehat soalnya, nanti Ricky baru sembuh, malah sakit perut lagi. Asal kamu tau, itu telur gulungnya kak Ara buat sendiri loh di rumah, bukan beli di pinggiran jalan. Kak Ara tau, Ricky suka banget sama telur gulung, tapi kalo beli diluar kan nggak sehat, belum terjamin kebersihannya, jadi kak Ara bikin sendiri di rumah khusus buat Ricky. Biar Ricky nggak makan sembarangan. Cobain dulu deh, itu telur gulung buatan kak Ara rasanya enak kok, nggak kalah sama telur gulung yang biasa Ricky beli di pinggir jalan. Walaupun nggak pake saos, tapi kak Ara jamin rasanya tetep enak, soalnya itu kak Ara buatnya pake perasaan cinta khusus untuk Ricky."

Bocah itu kini langsung tersenyum malu-malu. Tapi meskipun begitu, tangannya dengan cepat mengambil telur gulung buatan kak Ara-nya itu dengan perasaan senang.

"Telur gulung rasa cinta buatan Kakak ipar."

"Gimana? Enak kan?"

"Enak bangeeeetttt!!! Terimakasih banyak, Kak Ara!"

Haura tersenyum, "Sama-sama."

"Tapi maaf sebelumnya, ini kalo dicocol pake susu kental manis boleh nggak? Soalnya kayak ada yang kurang gitu. Aku biasanya makan telur gulung pake saos, jadi sekarang karna nggak boleh pake saos, aku mau ganti pake susu kental manis aja, ya?" Kata Ricky berhati-hati.

"Nggak usah aneh-aneh, Ricky." Peringat Harris.

Adiknya itu memang lain daripada yang lain. Selera makannya benar-benar berbeda dari kebanyakan manusia normal pada umumnya. Suka sekali ber-eskperimen membuat atau mencampurkan makanan-makanan aneh dan tidak masuk akal bagi kalangan manusia normal.

Contohnya, dulu ia pernah minta dibuatkan pisang goreng tapi makannya harus dicocol pakai adonan tepung pisang goreng itu sendiri. Makan pecel lele tapi pakai lalapan buah semangka. Makan roti cake pakai sambal tomat. Makan kerupuk udang dicocol es krim rasa strawberry. Makan bubur sumsum pakai marsmellow. Dan masih banyak lagi campuran makanan aneh yang pernah Ricky coba dan menurutnya itu rasanya lebih nikmat. Bahkan Kakak-Kakaknya sering mencibir dan memarahinya, tapi Ricky tetaplah Ricky. Bocah bandel dan menyebalkan yang susah sekali diberitahu.








•••••

Bersambung...

Awesome Lil' Brothers | ENHYPEN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang