22# Telur Gulung Langganan

1.6K 120 1
                                    

"Ricky, why are you here alone?" Tanya Lean ketika melihat Ricky sedang duduk sendirian di teras rumahnya pada malam hari.

"Lagi nyari angin, bosen di dalam rumah." Jawab Ricky.

"Sedih ya abis dimarahin mas Shaka?"

"Hah? Ngapain sedih? Enggak lah. Alih-alih sedih dimarahin mas Shaka, aku malah lebih sedih liat kak Valen sakit karena aku. Lagian mas Shaka bukan marahin aku kali, tapi nasehatin. Aku nggak merasa dimarahin kok."

"Wow, you're all grown up now." Lean terkekeh kemudian mengelus pucuk kepala Ricky bangga. Membuat sang empu mendengus dan menjauhkan kepalanya dari tangan Lean.

"Masih kecil ah, orang belum punya ktp." Sahut Harris yang tiba-tiba datang dan ikut duduk di kursi teras rumah.

"Sebentar lagi aku punya ya. Liat aja nanti kalo aku udah punya ktp, aku jamin kalian nggak akan bisa ngeledek aku lagi."

"Yang bener, Dek?"

"Bener lah!"

Harris dan Lean langsung tertawa melihat raut wajah Ricky yang menurutnya lucu itu.

"Mau keluar?" Tanya Harris kemudian. Ricky langsung menoleh.

"Hah?"

"Kamu mau keluar jalan-jalan? Beli telur gulung gitu, sama Kakak."

Mendengar itu mata Ricky langsung berbinar bahagia. Ia langsung mengangguk antusias. Sudah lama ia tidak jalan-jalan bersama dengan Kakaknya itu.

"Mau! Sama kalian? Naik motor ya tapi?" Kata Ricky.

"Maksudnya sama kak Lean. Kak Harris masih mau ngerjain laporan kantor yang belum selesai nih."

"Ck... Udah dirumah kok masih kerja sih, Kak? Besok lagi ajalah, sekarang istirahat."

"Nggak bisa dong, kerjaannya kan harus selesai malam ini. Kalo nggak selesai nanti Kak Harris dimarahin."

"Makanya kak Harris kerja di kantor Papa aja, biar nggak ada yang berani marahin kak Harris kalo kerjaannya belum selesai."

"Mana bisa gitu. Semua perusahaan itu sama aja, pasti ada tuntutan kerjaan masing-masing. Kalo ada yang nggak beres pasti ya dimarahin atasan lah. Kecuali kalo ada alasan mendesak yang bikin kerjaan itu nggak selesai, itu nggak pa-pa. Tapi nggak boleh sering-sering juga." Terang Harris.

"Tapi kalo kerja di kantor Papa, pasti nggak akan ada yang berani marahin kak Harris. Soalnya Papa kan bos nya, yang punya perusahaan."

"Itu berarti kita gunain kekuasaan kita buat diri sendiri, egois namanya, nggak boleh. Dimanapun dan sama siapapun kita kerja, ya kita harus mengikuti peraturan perusahaan lah. Harus kerja sesuai SOP. Mau kita anaknya bos pun, kalo salah ya salah, ada konsekuensi nya."

Ricky hanya bisa menganggukkan kepalanya. Bocah itu belum terlalu paham akan kerasnya dunia kerja.

"Kerja tuh nggak enak ya, Kak?"

"Enak enggak nya itu tergantung yang ngejalanin. Ricky. So, we better go now, sebelum penjual telur gulungnya tutup." Sahut Lean tiba-tiba.

Awesome Lil' Brothers | ENHYPEN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang