Flashback
Seulgi tanpa sengaja melihat mobil Irene,ia pun langsung memarkirkan mobilnya di depan mobil Irene yang terlihat kosong sedangkan cup mobilnya terbuka.
" CK ..kenapa membuka cup mobil begitu saja ,apa tidak takut jika ada yang mencuri nya" gerutu seulgi sambil menutup cup mobil Irene.
Seulgi menyenderkan punggung nya ke body mobil sambil menyalakan sebatang rokok untuk mengatasi rasa jenuh nya .
Entah kenapa perasaanya tidak enak,saat hendak berjalan tanpa sengaja kakinya menendang tas milik Irene yang terjatuh di sisih kolong mobil Irene." Tas Irene" gumam seulgi.
Seketika seulgi langsung membuang rokoknya dan mencari keberadaan Irene,ia mencoba masuk kedalam ilalang dan semak-semak di bahu jalan.dan seulgi menemukan sebuah gudang kecil kosong.
Lalu seulgi segera berlari ke arah gudang kosong itu.
Flashback off
🍁🍁🍁🍁
Seulgi yang melihat tubuh Irene di jamah orang lain dan terlihat lebam di sudut pipi dan bibir nya,seketika membuat nya sangat marah.
Pria yang berada diatas Irene di tendang oleh seulgi sehingga membuat nya terguling ke samping.
" Brengsekk" umpat pria itu .
Ketiga pria itu saling bertarung 2 lawan 1.
Sedangkan irene tubuhnya lemas tak berdaya dan hanya bisa melihat mereka saling serang tak berselang lama ia tak sadarkan diri.
Kedua preman itu kewalahan melawan seulgi dan dengan terpaksa keduanya kabur dan berlari daripada ia mati sia-sia.
Nafas seulgi terengah engah lalu melepaskan jas yang melekat pada tubuhnya.
Tanpa melihat Irene ia meletakkan jasnya pada tubuh Irene,lalu menggendong nya ala bridal style.Seulgi membawa Irene masuk ke dalam mobilnya tak lupa ia menghubungi mobil derek untuk mengamankan serta membawa mobil tersebut ke bengkel.
Seulgi langsung membawa Irene ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.
" Bagaimana dok" tanya Seulgi.
" Nona Bae hanya sedikit memar di wajah dan yang lainya baik-baik saja,dan tolong dampingi nona Bae kami rasa mentalnya akan down,dan kejadian ini akan membuat dia begitu trauma" ucap dokter tersebut lalu pergi meninggalkan seulgi.
Seulgi mendekati Irene ,lalu menatap nya dengan lekat.
Ia tidak tau apa yang harus ia lakukan,niatan untuk dekat dengan wanita lain tidak ada sama sekali dan kali ini seulgi akan menurunkan egonya, anggap saja ia membantu Irene apa lagi Irene 1 kantor.
Seulgi menganggukkan kepalanya lalu menghubungi Lisa untuk menceritakan apa yang terjadi sekretaris nya itu.
Tentu nya Lisa juga sangat terkejut dengan berita yang baru saja ia dengar dari seulgi,dan Lisa memberi cuti Irene sampai dia sembuh.
Kediaman Lisa.
30 menit setelah dapat telepon dari seulgi,Lisa yang mendapatkan telepon dari pihak rumah sakit,ia langsung bergegas menuju kerumah sakit dimana Jennie dirawat.
Sesampainya di rumah sakit Lisa berlari, airmata mengalir sangat deras karena sangking rindu nya ia kepada istri yang terlah tersadar dari komanya.Brakkkkkkkkkkk
Lisa membuka pintu nya dengan kasar hingga membuat Jennie serta perawat itu menoleh ke arah nya.
" Baby..." Lisa langsung memeluk Jennie begitu saja.
" Aku merindukan mu sayang ..." Lisa menciumi wajah Jennie yang masih pucat hingga membuat istri nya kesal.
" Hon.. hentikan...kau membuat ku tidak bisa bernafas"ucap Jennie baru saja sadar 1 jam yang lalu sudah dibuat kesal dengan suami nya yang tidak berhenti mencium wajahnya.
Hal itu membuat Lisa tersadar jika ia sedikit membuat istri nya engap.
" Mhiane....baby....aku merindukan mu...kau tau anak kita sudah bisa mengoceh tidak jelas ....dia sangat cerewet seperti mu" kali ini Lisa mendekap Jennie tidak seperti awal sangat erat .
" Really?kalau begitu besok bawakan dia untuk ku aku ingin mendengar kan ocehannya" kekeh Jennie.
Ia masih bersyukur bahwa Tuhan masih menyayangi nya sehingga dirinya masih bisa melihat suami dan putri nya lagi seperti sekarang.
" Bagaimana dengan kepalamu? Apa ada yang sakit Heum...?" Lisa mengecup kening Jennie dengan sayang.
Jennie menggelengkan kepalanya,dan ia mengatakan jika dirinya baik-baik saja.
" Jika ada yang dirasa pusing atau bagaimana jangan lupa bilang ya sayang" khawatir Lisa.
" Ne..." Jawab lirih Jennie.
" Istirahat lah lagi aku akan menjaga mu baby" Lisa memperlakukan istri nya bak seorang ratu di hati nya.
Hal itu membuat Jennie meneteskan air mata nya.
" Makasih...selalu ada untuk ku, terimakasih Lisa...kamu sudah bertahan..disaat aku memperlakukan mu dengan buruk,hiks..." Jennie mempererat pelukannya di perut Lisa yang telah berdiri di samping nya .
" Sudah....jangan di ingat...itu sudah tugasku menjadi suami mengerti mu luar dalam,bahkan jika kau membunuh ku aku rela asal kamu bahagia " begitu pun Lisa ia mengingat saat dimana Jennie hamil seketika sifat nya berubah menjadi kasar,sampai setelah melahirkan pun masih merendahkan dirinya, sampai dimana tiba-tiba istri nya sangat manis dan berubah drastis hingga sampai saat ini.
Lisa mengusap punggung Jennie dengan lembut memberikan ketenangan dalam hatinya.
" Yang kita lakukan adalah menjadi orang yang lebih baik lagi..okey baby..." Jennie mengangguk kan kepalanya.
Lisa sedikit merendahkan tubuhnya lalu mendekat dan menempel kan bibir nya pada bibir Jennie yang terlihat masih pucat.
Seketika menghindar dari Lisa lalu menutup bibirnya.
" Ada apa Heum?" Tanya Lisa .
" Aku belum menggosok gigi ku...aku tidak mau?" Jennie menggelengkan kepalanya.
Ia kira ada apa a, ternyata istri kecilnya ini insecure.
" Hahahhah.... baby...aku sudah membersihkan tubuhmu tadi pagi" ucap Lisa .
Jennie tetap menggelengkan kepalanya.
" Astaga ...kau menggemaskan" karena sudah tidak tahan lagi Lisa langsung melumat bibir Jennie dengan lembut.
" Balas aku sayang" ucap Lisa di sela-sela ciumannya.
Dengan ragu Jennie membalas lumatan itu.dan mereka berciuman dengan tenang tanpa ada yang mengganggu, keduanya menyalurkan rasa rindu nya masing-masing.
Selesai berciuman Jennie memberikan spase tempat untuk Lisa membaringkan tubuhnya di sebelah nya.
Lisa memiringkan tubuhnya untuk memeluk Jennie, ke-duanya berbincang membicarakan tentang pekerjaan dan sahabat nya selama dia koma ,tak lupa Lisa juga menceritakan apa saja yang ia lakukan dengan Ruby selama dirinya koma, tentu saja Lisa sangat baik merawat Ruby sendiri ia sudah terbiasa dengan hal itu.
Tak Terasa jam sudah menunjukkan pukul 22.00.
Jennie yang sudah mengantuk akhirnya memutuskan untuk tidur terlebih dahulu,kini tinggal menyisakan Lisa yang masih setia memandangi wajah istri nya yang teduh.
Dengan setia Lisa menggenggam tangan Jennie sesekali Lisa mencium punggung tangan istrinya." Aku berharap kita bahagia sampai maut memisahkan kita baby" Lisa mengecup kening Jennie kemudian ia memejamkan kedua matanya menyusul Jennie dalam mimpinya.
*****
To be continue...