uno;comienzo

263 13 0
                                    

Mafia.. Mafia.. Mafia..

Morte alla Francia Italia anela..

Tidak akan pernah ada kematian yang ditangiskan. Tidak akan pernah ada kematian yang dirindukan.

Prinsipku tentang, 'Lalat mati tidak akan dikenang, tetapi suatu peliharaan mati akan dikenang'

Sudah jelas, bahwa yang rendah tidak akan diperhatikan dan yang tinggi akan pasti diperhatikan, hanya saja masih memiliki atasan dan itu adalah, kami.

Raja diantara para raja. Tak sedikitpun bawahannya menghianati sang majikan.

Korupsi, terror, ancam.

‧͙⁺˚*・༓☾𝐃𝐈𝐒𝐓𝐑𝐔𝐓𝐓𝐎☽༓・*˚⁺‧͙


Bahkan hari inipun, Julia masih telat datang ke sekolah. Karena ia harus begadang sampai jam 2 pagi hanya untuk membuat konten.

Hah.. Hidup tanpa orang tua memang menyusahkan, apalagi di kota yang cukup besar seperti ini, Julia harus mencari nafkah sendiri dengan menjadi konten kreator pas pasan.

"Lo kenapa telat terus deh?" Tanya Diana, teman Julia.

Julia hanya menghela nafas lalu menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya. "Biasa begadang demi cuan" Jawab Julia.

Mereka menghela nafas bersama. "Yah.. Siapa juga yang gak suka duit, goceng aja masih dipungut" Jelas Sabrina.

Mereka menghela nafas bersamaan. Berasal dari keluarga pas pasan memang menyulitkan, apalagi cita cita mereka yang tinggi dan tidak setara dengan ekonomi menjadi beban fikiran mereka.

"Hadeh.. Andai aja gue di nikahin sama CEO muda" Gumam Julia yang lebih terdengar seperti sebuah harapan.

"Eh! Kalian tau gak sih Mafia yang katanya dari  Italia? Rumor rumornya sih, dia ke sini nyari orang yang belum bayar hutang"

"Pfftt!"

Hampir saja Julia memuntahkan air liurnya. Mana ada Mafia yang menagih hutang. Bukannya Mafia memiliki banyak harta.

"Omong kosong banget lo, Dia.. Dia.." Gumam Sabrina.

Diana mendengus kesal "Iya loh, makannya liat berita di internet, masyarakat di himbau agar tidak berkeliaran sembarangan" Jelas Diana.

"Ya gue mana ada kuota ege!" Kesal Julia.

Mereka memulai pembelajaran saat bel sudah berbunyi. Setelah dirasa belajar hari ini cukup, semua siswa siswi dipulangkan namun Julia harus piket kelas terlebih dahulu.

"Heh! Kinan! Bantuin ngelap jendela kek!" Kesal Julia.

"Dih! Lap aja sendiri! Cewek miskin beraninya nyuruh sama gue" Tolak Kinan lalu pergi dari kelas dan berakhir Julia sendirian.

Sudah biasa, lagipula orang miskin memang seharusnya se sengsara ini bukan?

Setelah semuanya selesai, Julia pergi pulang jalan kaki sendirian, menyedihkan, tapi ia selalu senang ketika melewati rumah megah yang tuan rumahnya selalu menyapanya, dia adalah pak Ginanjar.

"Selamat sore Pak" Sapa Julia pada pak Ginanjar yang tengah menyiram tanaman di halaman rumahnya dengan gerbang terbuka.

"Selamat sore Julia, sudah pulang nak? mau mampir dulu?" Tawar pak Ginanjar.

"Gak usah pak, mau langsung pulang aja" Jawab Julia dengan senang. Pak Ginanjar mengiyakannya dan membiarkan Julia pergi.

Menjadi ramah adalah suatu kebahagiaan bagi Julia. Entahlah, rasanya itu memang sangat membuat hatinya berbunga bunga, jadi orang tua mana yang tidak mengetahui siapa Julia?

༶•┈┈⛧┈♛

Beberapa mobil berwarna hitam mengelilingi pekarangan rumah seorang paruh baya. Mereka yang berada di dalamnya langsung keluar dan memasuki rumah tanpa permisi.

"Ka-kalian- mau apa kalian?!" Tanya seorang pria paruh baya pemilik rumah.

Tiba tiba dalam kerumunan itu, seorang pria dengan jas berwarna indigo membelah nya dan menjadi pusat atensi pria paruh baya tadi.

"A-apa yang Anda inginkan?!" Tanya pria paruh baya itu dengan panik.

Pria berjas itu maju perlahan. "Hanya... Sebuah bayaran? Bukannya anda yang telah menusuk anak buah saya?" Tanyanya.

Pria paruh baya itu panik. "A-apa yang Anda maksud?! Sa-saya tidak-"

Dor!

"Pembohong!" Cerca pria itu setelah menembak kaki sang pria paruh baya.

"Ma-maafkan saya.. Ambilah yang saya punya.." Mohon sang paruh baya.

"Apa yang Anda punya?" Tanya pria berjas itu.

"A-ambilah putri sa-saya.." Jawab sang paruh baya. "Di-dia bersekolah di Kencana High School. Na-namanya, Ju-Julia, Julia.." Jelas sang paruh baya.

Pria yang berjas langsung memundurkan dirinya lalu tersenyum sungging. "Kau Ayah yang kejam ya ternyata"

Dor!

"Aku membenci orang tua yang kejam"

Pria paruh baya itu terkapar lemah di lantai dengan peluru yang menembus tepat pada jantungnya hingga ia tak sadarkan diri.

"Cari bocah yang bernama Julia itu besok" Titah sang pria itu dengan tegas lalu meninggalkan rumah ini begitu saja.

Di lain tempat, seorang gadis yang tengah mengedit videonya kini terdiam. "Perasaan gue kok kagak enak ya?" Pikirnya.

♤♠︎♧♣︎

Seperti biasa, jangan mentok di chap 1 aja ye gess!! Janlup jugaa vote nyaa yee! Makasihh orang baik..

𝐃𝐈𝐒𝐓𝐑𝐔𝐓𝐓𝐎 (𝙼𝙰𝙵𝙸𝙰 𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈) || 엔하이픈 ᴇɴʜʏᴘᴇɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang