diez;incidente

91 11 0
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾𝐃𝐈𝐒𝐓𝐑𝐔𝐓𝐓𝐎☽༓・*˚⁺‧͙

Julia kini tengah bersantai di kamarnya ditemani oleh Sammuel, Ricky dan Petter. Mereka menonton serial kartun favorit Julia.

"Gue pengen jadi kucing peliharaan deh" Ujar Julia tiba tiba.

Mereka menatap Julia heran. "Kenapa? Bukannya lo emang udah kayak binatang ya?" Tanya Ricky jahil.

Julia menghela nafas. "Karena, gue gak  perlu mikirin masa depan, gak perlu susah cari makan, tinggal meow meow aja" Jelasnya.

Sammuel terkekeh. Tiba tiba Petter berdiri membuat semuanya kaget karena langsung menatap Julia dengan sinis.

"Ngapain gue disini sih?!" Kesalnya lalu pergi.

"E-eh! Bang! Bang Leo!" Panggil Julia.

"Dia Petter" Ujar Sammuel.

Julia berdecak sebal. "Heran, kenapa sih, gak konsisten banget hidupnya" Ujarnya.

Ricky dan Sammuel hanya saling bertatapan dan tersenyum sungging. Sepertinya bukan waktunya mereka memberitahu sebuah kebenaran.

"maldición. leo es un bastardo!"

༶•┈┈⛧┈♛

Ini sudah akhir pekan, seperti apa yang dikatakan oleh Petter, dia akan membawa Julia menemui Diana dan Sabrina. Yah meskipun saat itu Leo yang mengatakannya, tapi Petter juga tau apa tujuannya.

Julia mengetok pintu kamar Petter. "Halo! Bang! Bang Petter! Bang Leo! Haloo! Bang Sat! Eh? Maksudnya nama lo kan Sat bang!" Teriak Julia sambil mengetok pintu secara brutal.

"Jadi orang bisa sabar gak sih?!" Kesal Petter.

Julia menunduk. "Maaf" Ucapnya.

Mereka pun langsung pergi ke sebuah tempat, semacam di sebuah restoran. Di tengah jalan mereka hanya berdiam bersama, dan tiba tiba Petter berbicara.

"Lo cantik banget, adek gue emang selucu ini ya?" Ujarnya membuat Julia bingung.

"Ah.. Makasih bang, gue kan emang cantik" Ujar Julia dengan percaya dirinya.

Tiba tiba Petter berdecak. "Ck! Leo sialan! Siapa juga yang bilang lo cantik?!"

Julia hanya mengerjapkan matanya bingung, membuat Petter yang sedang menyetir kurang fokus karena Julia terlihat lucu. "Cih! Sialan" Gumamnya.

Diana, Sabrina dan Julia saling berpelukan kala bertemu, dan Petter hanya memantau dia dari meja lain.

"Gue kangen banget sama lo!" Ujar Julia dengan antusias, tetapi kedua temannya hanya tersenyum canggung menatap Petter dari jauh dengan takut.

"I-iya, kita juga kangen sama lo" Jawab Sabrina.

Mereka berbincang selama beberapa saat. Julia terlihat sangat antusias tapi tidak dengan kedua temannya.

"Kalian kenapa? Kok kayak gak seneng gitu ketemu sama gue?" Tanya Julia heran.

"Julia! Gue saranin, lo keluar dari rumah itu! Lo harus kabur! Disana gak aman, karena sebenernya keluarga mer-"

Dor!

Julia terdiam. Sementara Sabrina berteriak ricuh saat melihat Diana ditembak tepat di dahinya oleh Petter.

Untung saja tidak ada orang disini, dan restoran ini juga milik salah satu asisten keluarga Zurzolo, jadi tidak ada yang terlihat panik.

"Diana!" Teriak Sabrina.

Julia yang masih terdiam kini mencoba berdiri dan berbalik menatap ke arah Petter yang masih menodongkan pistolnya.

"Yah.. Gue gak sengaja" Ujarnya.

Sabrina mengambil pisau dimeja nya, lalu menarik Julia dan menodongkan pisau itu pada leher Julia membuat Petter terlihat gundah.

"Jangan mendekat! Nona Zurzolo akan kubunuh jika an-"

Dor!

Tubuh Sabrina ambruk begitu saja, dan Julia masih diam menatap manik Petter dengan tatapan kosong, rasanya, dia bukan Petter ataupun Leo.

"Banyak bacot" Ucapnya.

Seketika Julia menghela nafas dengan begitu cepat, seperti nafasnya seketika tertahan begitu saja.

"Nona Zurzolo, beritanya sudah hilang, dendammu sudah terbayarkan" Jelas Petter.

Brak!

Tanpa aba aba, Julia ambruk, dan pingsan saat itu juga, dirinya terlalu terkejut dengan kejadian ini.

"Ck! Sudah kubantu, tapi tidak tau malu" Kesal Petter.

Lelaki itu membawa Julia pulang, namun tanpa ia sadari seseorang memoto mereka dari jauh dan mulai beraksi mencari tau siapa wanita itu.

Setelah menidurkan Julia di tempat tidurnya, Petter segera keluar karena sebentar lagi, dokter pasti sudah akan datang.

"Bunda.."

Petter terdiam, tangannya yang semula ingin membuka pintu kamar kini hanya terapung di udara hingga dirinya menghela nafas lelah. Ada rasa khawatir didalam dirinya, tapi ia sedikit bimbang, ternyata seorang Petter juga bisa khawatir pada.. Julia?

Lelaki itu berbalik dan kembali menatap Julia yang masih senantiasa merengek, dibaju dan tubuhnya, masih ada sedikit bercak darah ulah Petter.

"A-ayah.. Bun..? Bunda.."

Entah mengapa, tangannya tiba tiba terulur mengusap surai Julia lembut, hingga Julia yang semula merengek kini terdiam, hingga dokter tiba-tiba datang membuat Petter terkejut.

Petter langsung berdiri, membiarkan sang dokter memeriksa keadaan Julia dan menyembuhkannya, sementara itu dirinya pergi keluar setelah pamit.

"Pe-periksa, Li- nona Zurzolo, jangan laporkan pada saya jika tidak a-ada hal yang serius" Ujar Petter gugup lalu dengan ragu pergi keluar.

༶•┈┈⛧┈♛

"Apa yang kau lakukan Petter?!" Bentak Jay.

Kini, Petter sedang berada di tengah tengah saudaranya. Karena dirinya telah membunuh Diana dan Sabrina di depan Julia.

"Saya melakukan hal yang benar, Jay! Jika tidak, mereka akan memberitahu Julia, siapa kita yang sebenarnya" Tegas Petter.

Justin kini membalas. "Sama saja, Petter! Kau juga membongkar rahasia mu sendiri" Balasnya.

"Tidak!" Tolak Petter. "Aku tidak ingin Lia mengetahui siapa kita sebenarnya kak" Jawab Petter dengan lembut kali ini namun terbata bata, seolah sesuatu menghambat perkataanya.

"Cukup saya saja, yang dicap buruk oleh nona Zurzolo" Lanjut Petter dengan nada tegas lalu menghela nafas lemah. "Kalian tidak boleh, hanya aku saja" Ujarnya dengan suara lemah dan terbata.

"Petter.." Lirih Sammuel.

Entah mengapa, seperti nya emosi Petter tidak stabil, bukan emosinya, tapi kepribadiannya, Leo dan Petter terus datang dengan waktu cepat secara bersamaan hingga tubuh Petter tidak stabil.

"Ini.. bu-kan"

"Petter stop it! " Ujar Justin panik.

Semuanya menatap Petter dengan khawatir, hingga dengan tiba tiba, Petter terjatuh pingsan begitu saja.

Ini bukan yang pertama kali, tapi ini yang kesekian kalinya Petter seperti ini karena emosinya tidak stabil.

"Maaf, saya terlalu kasar"

♠︎♤♣︎♧

𝐃𝐈𝐒𝐓𝐑𝐔𝐓𝐓𝐎 (𝙼𝙰𝙵𝙸𝙰 𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈) || 엔하이픈 ᴇɴʜʏᴘᴇɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang