veintiseis;parents

69 9 0
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾𝐃𝐈𝐒𝐓𝐑𝐔𝐓𝐓𝐎☽༓・*˚⁺‧͙

Meski kejutan untuk ulang tahun Julia tidak berjalan lancar, beberapa hari kemudian Julia tetap di ajak berlibur ke Swiss.

Tapi, ini tak seperti Julia, dia lebih pendiam entah mengapa, antara canggung karena kelakuannya, atau masih marah karena orang tuanya.

Julia sendiri bingung, apa yang harus ia lakukan, tinggal dengan keluarga pembunuh orang tuanya atau tinggal sendirian tanpa ada yang menemani. Tapi ucapan Holland yang sangat meyakinkan itu membuat Julia berfikir bahwa ia memang ditakdirkan dipertemukan dengan mereka, sebagai tembusan dosa ayahnya meskipun mereka bertemu dengan cara yang salah.

Setelah landing jam tujuh pagi, mereka langsung pergi ke apartemen yang mereka miliki dua hari lalu di Swiss. Julia kira, mereka akan kumpul sebentar dan beristirahat bersama, tapi salah, ketujuh kakaknya pergi dengan alasan ada pekerjaan.

"Liburan juga ada sibuknya" Gumam Julia menatap ponselnya.

Damian yang mendengar itu langsung menatap Julia yang kini menunduk dengan sedih. "Wajar. Pekerjaan orang orang di sekitar lo kan bukan pekerjaan yang bisa cuti. Pasti selalu ada aja sibuknya, entah ngurusin orang yang korup, yang suka neror atau yang bohongin mereka, lama kelamaan juga lo bakal terbiasa" Jelasnya.

Julia menghela nafas. "Gue ngerti. Tapi bukannya mereka ngajak gue kesini buat liburan bareng? Tapi kenapa mereka tinggalin gue gitu aja" Pikirnya.

"Sebentar lagi juga mereka pulang"

༶•┈┈⛧┈♛

"Keberadaan mereka sekarang di Swiss. Apa anda ingin menyusul?" Tanya Kevin pada Andrew.

Andrew terlihat berfikir sejenak. "Biarkan mereka bahagia disana, aku akan kembali menyerang saat mereka sudah pulang" Jelasnya.

"Baik"

༶•┈┈⛧┈♛

Pemandangan Swiss cukup indah di balkon rumah ini. Bahkan sudah kurang dari tiga jam Julia diam disana menikmati semilir angin yang melewati setiap inci pori porinya.

"Julia.." Panggil Sammuel yang datang dengan selimut di tangannya yang ia buat untuk menyelimuti tubuh Julia.

Yang di panggil dan disekimuti tak menyahut. Masih diam menatap suasana kota yang perlahan mulai menggelap.

"Maaf kalo gue ungkit kejadian waktu itu-"

"Dari mana aja?" Potong Julia membuat Sammuel terdiam sebentar.

Sammuel melipat bibirnya. "Ada.. Kerjaan tadi" Jawabnya ragu.

Mereka kembali terdiam hingga akhirnya Sammuel berucap panjang lebar membuat Julia mengalihkan atensinya penuh.

"Gue.. Gue yakin, kita bukan orang yang baik buat lo, tapi kita akan selalu menjadi yang terbaik buat lo" Ujar Sammuel yang mulai didengar oleh Julia.

"Gue paham betul gimana rasanya ditinggalin orang yang kita sayang apalagi dengan cara tragis. Gue pengen cerita, lo boleh denger kalo lo mau, kalo enggak, lo bisa masuk ke dalem" Jelasnya yang masih tak di gubris oleh Julia.

𝐃𝐈𝐒𝐓𝐑𝐔𝐓𝐓𝐎 (𝙼𝙰𝙵𝙸𝙰 𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈) || 엔하이픈 ᴇɴʜʏᴘᴇɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang