‧͙⁺˚*・༓☾𝐃𝐈𝐒𝐓𝐑𝐔𝐓𝐓𝐎☽༓・*˚⁺‧͙
Hai, Juya..
Gue suka banget nama lo yang itu. Lucu.
Maaf, gue gak bisa jadi orang pertama yang lo liat ketika lo bangun. Maaf, bukan gue gak mau, tapi takdirnya berjalan kayak gitu.
Makasih udah buat mata gue hidup, tolong di jaga ya, gue percaya sama lo. Tolong jagain Sam juga, dia twin gue yang paling berharga.
Jangan pernah ngeluarin air mata gue, gue gak cengeng soalnya
Makasih ya Juya.. Tolong hidup dengan banyak kebahagiaan..Julia benar benar menangis. Selama ini Petter yang mendonorkan matanya. Petter yang memberikan dirinya kehidupan. Sakit? Jelas bahkan lebih sakit. Julia merasa tak ada kehidupan yang kembali membuatnya semangat.
"Julia.." Panggil Sammuel yang perlahan menghampiri Julia yang terduduk lesu di depan nisan bertuliskan nama Petter disana.
"Udah mau sore. Kita pulang" Ajak Sammuel.
M
ereka pulang, tapi Julia masih tetap tak tenang. Setiap saatnya mereka selalu memergoki Julia yang tengah melamun membuat mereka khawatir dengan keadaan adiknya itu.
Sebagai yang tertua dan sebagai saudara kembar Petter. Holland dan Sammuel menghampiri Julia yang terdiam di balkon kamarnya.
"Julia.." Panggil Holland lembut membuat Julia tersenyum dan memberikan tempat untuk mereka duduk di dua kursi kosong lainnya.
Dengan susah payah, Julia menampakkan raut baik-baik saja nya, meski sulit dan bahkan sudah terbaca bahwa Julia tak sebaik itu kali ini.
"Julia sehat?" Tanya Holland yang diangguki oleh Julia.
"Maaf, mungkin kedatangan kita malah membuat lo tambah sedih dan terpuruk-"
"A-ah.. Bang, gue udah gak sedih kok, lagipula daripada gue, kalian lebih kehilangan Petter. Maaf karena gue lebay selama ini"
Sammuel menggeleng keras. "Gak, gak gitu, kita bahagia bareng, bahkan sedihpun kita bareng-bareng. Tujuan kita nyamperin lo mau lurusin semuanya" Jelasnya.
"Alasan kenapa Petter donorin mata emang karena jantungnya lemah, mungkin memang saat itu, Petter udah gak bisa lagi bertahan sama penyakitnya juga dia gak bisa tahan liat lo yang sedih terus. Banyak hal-hal yang musti di klarifikasi, jadi tolong dengerin dulu ya"
Julia benar-benar mendengarkan Sammuel kali ini. "Soal temen-temen lo, mereka gak jauh beda dari kita. Mereka mafia, bahkan orang tua mereka yang sekongkol bunuh orang tua lo. Itu sebabnya Petter bunuh mereka" Jelasnya.
Banyak yang Julia ketahui saat itu. Sebuah fakta-fakta baru baginya. Namun, meski masih sulit melupakan Petter, Julia masih bisa berdamai dengan semuanya.
Mungkin saja memang tidak ada Petter di antara mereka. Tapi masih ada Petter di hati mereka. Masih ada Petter yang memantau mereka lewat Julia.
Meski kadang mereka teringat sosok Petter, kadang pula mereka merindukan sosoknya, kadang pula mereka merasa kurang lengkap tanpanya, tapi mereka sadar, bahwa semuanya sudah tidak bisa kembali lagi.
Tak ada yang abadi. Siklus semua makhluk hidup begitu. Tidak ada yang abadi, ada datang ada pergi, ada pergi yang kembali tetapi ada pergi juga yang tak kembali.
"Petter organisasi terkecil ini udah gak terasa sempurna, meski dirasa lengkap tapi rasa itu cuma sia-sia. Karena gak ada lo. Gue udah berdamai sama semuanya. Lo jangan khawatir, gue udah gak nangis lagi.
Tapi, gue kangen sama lo. Kapan pulang? Kapan pulang ke rumah lagi? Katanya mau ngajakin gue liat sunset, katanya mau jadi orang pertama yang gue liat. Bahkan gue gak hitung orang-orang yang gue liat karena nomor satu-nya ada di lo yang ternyata udah gak bisa gue liat lagi secara langsung""Petter, mungkin emang kita saling keras kepala, tapi juga kita saling menyayangi. Jujur ada dan tidak adanya lo itu kontras banget di hidup gue, mungkin di hidup yang lain juga. Lo sebrengsek dan seberpengaruh itu di hidup gue"
"Gue harap kedepannya baik-baik aja. Gue gak mau ada lo yang kedua kalinya. Gue gak mau ada orang yang ninggalin untuk kesekian kalinya. Cukup akhirnya di lo. Biarpun nanti gue emang bakalan kehilangan lagi, tolong ikhlas"
"Love you bang"
Memang benar. Ada dan tidak adanya Petter sungguh kontras bagi kehidupan Zurzolo. Entah mereka yang terkadang masih terpukul atau bahkan melihat foto Petter secara diam-diam.
Mereka perlahan berfikir. Jika seperti ini, sama saja membunuh diri mereka secara perlahan. Maka dari itu, mereka berakhir untuk kembali membangun semangat baru, dengan Julia sebagai pengganti Jidan dikehidupan Mafia mereka.
"Mafia.. Mafia.. Mafia..
Morte alla Francia Italia anela..
Tidak akan pernah ada kematian yang ditangiskan. Tidak akan pernah ada kematian yang dirindukan.
Tapi kali ini berbeda. Aku akan selalu merindukanmu sampai pada akhirnya kita bisa bertemu, karena kamu berharga, Petter"
TAMAT
INI BENERAN TAMAT YA!!
Tapi jangan khawatir, ada book baru yang mau aku publish nih sebentar lagii!! Jangan lupa di baca dan di votee!!
Terimakasih buat temen-temen yang udah baca cerita ini sampai akhir, terimakasih sudah banyak mendukung juga, jangan lupa meninggalkan jejak disini dan di book yang lain.
Jujur ini book pasti isinya typo semua, karena memang aku kalo ngetik suka ngebut soalnya.
Kalo ada kurangnya di tambahin kalo ada lebihnya di sedekahin. Terimakasih semuanya. Sampai jumpa👋🏻👋🏻👋🏻
Untuk kabar book baru pantau terus update-an DISTRUTTO yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐈𝐒𝐓𝐑𝐔𝐓𝐓𝐎 (𝙼𝙰𝙵𝙸𝙰 𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈) || 엔하이픈 ᴇɴʜʏᴘᴇɴ
FanfictionCerita yang penuh mystery, dan penuh plot twist, ayo baca!! Description👇 ‧͙⁺˚*・༓☾𝐃𝐈𝐒𝐓𝐑𝐔𝐓𝐓𝐎☽༓・*˚⁺‧͙ Apakah kedatangannya hanya menjadikan keluarga ini menjadi hancur? Julia, gadis yang disalahgunakan oleh seorang pria paruh baya bernama Gi...