siete;informe de amigo

106 10 0
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾𝐃𝐈𝐒𝐓𝐑𝐔𝐓𝐓𝐎☽༓・*˚⁺‧͙

Sekolah ini cukup ramai, tapi Julia masih belum memiliki teman dekat, yah mungkin butuh waktu karena memang beginilah resiko menjadi anak baru.

Julia membuka handphone barunya itu lalu membuka aplikasi chatting dan beberapa aplikasi lainnya yang ada disana tapi tidak ada yang menarik sama sekali.

Semuanya rasanya membosankan, mungkin Julia akan mencoba pergi ke kantin karena jajan adalah sumber utama dirinya hidup (mungkin).

Semua atensi menatap ke arah Julia, di sekolah ini memang jika ada hal yang baru selalu menjadi topik pembicaraan, apalagi sekarang di setiap sudut pasti ada seseorang dengan pakaian formalnya dan alat komunikasi yang selalu terpasang ditelinga.

Julia melihat beberapa menu yang dapat ia pesan disana namun tiba tiba seseorang mendorongnya dan menumpahkan kuah makanan pada seragamnya.

"Ma-maaf" Ucap orang itu.

Julia menatap seorang perempuan yang tengah menatapnya dengan tatapan yang sengit lalu menghampirinya.

"Anak baru ya?" Tanyanya dengan nada yang meremehkan.

Yang ditanya hanya menatap lawan bicara dengan tenang dan dengan tatapan terganggu dengan kehadirannya.

"Yeah.. Kayaknya emang anak baru, tatapannya aja ngajak ribut" Ujar perempuan itu.

Para bodyguard yang melihat kejadian itu hendak menghampiri mereka namun kode tangan Julia menghentikan mereka.

"Nama gue, Cintya Galitzine" Ujar perempuan itu yang menyodorkan tangannya pada Julia.

Julia menatap tangan cantik itu lalu menatap Cintya. "Gak nanya" Jawabnya yang membuat ricuh suasana kantin bahkan Cintya tampak ter campakkan.

Terkadang Julia memang selalu bersikap dingin dan acuh pada manusia tidak jelas seperti demikian.

Julia langsung meninggalkan Kantin dan pergi menuju lokernya dan membawa baju seragam gantinya karena bajunya kotor.

༶•┈┈⛧┈♛

Altar yang sedang beristirahat di ruang kerjanya harus terganggu oleh asistennya yang membawa sebuah box paket.

"Tuan Zurzolo, ada kiriman paket dari anonim" Ujar asistennya.

"Terimakasih"

Asisten itu pun langsung kembali pergi keluar, meskipun cukup ragu karena ia harus memastikan paket itu berisi apa, takut seperti saat bulan lalu.

Altar membuka box itu dengan perlahan lalu yang keluar dari sana hanyalah secarik kertas dengan beberapa foto disana.

Sedang menunggu seseorang di Sekolah, tuan?

Lelaki itu membulatkan matanya, langsung ia melihat foto disana dan ternyata hanya ada foto dirinya, tidak ada foto Julia.

Meski begitu, Altar tau, kini keberadaan Julia pasti akan terus disorot. Karena Julia satu satu nya dikeluarga ini yang tak mengerti bagaimana kehidupan disini.

"Holland, saya pikir kita tidak usah mengantar Julia ke sekolah secara mencolok"

"... "

"Hampir saja Julia tertangkap kamera para pion itu"

"..."

"Baiklah"

Altar mematikan sambungan teleponnya, lalu beranjak pergi entah kemana, yang pasti menemui si pengirim paket spesial itu.

༶•┈┈⛧┈♛

Julia sudah pulang dengan keadaan lelah. Rasanya ia menyesal untuk pergi ke sekolah meskipun ia sangat ingin berada diluar rumah.

"Lia! Lia! Lia! Lia! Lia!"

Julia menatap Ricky dengan malas. "Apa?" Tanyanya.

"Gimana sekolah nya? Seru? Ada apa aja disana? Punya banyak temen?" Tanya Ricky dengan semangat membuat Julia mendelik.

"Bang" Ucapnya sambil menepuk pundak Ricky yang tinggi hingga harus berjinjit. "Ya disekolah mah gak ada apa apa bang, ada kursi, meja, guru, kelas, lapangan, emangnya ada apa lagi disana, kan lo juga sekolah kali" Jelas Julia.

Ricky terdiam murung membuat Julia bingung. "Kenapa bang?" Tanyanya.

"Gue belum pernah sekolah diluar" Jawabnya. "Dari kecil gue homeschool sampe gue gede" Jelas nya.

Julia dibuat bingung dengan jawaban dari Ricky. Ada rasa penasaran dalam benaknya, entah mengapa, tapi ia merasa ini bukan hal yang biasa saja.

"Kenapa?" Tanya Julia lagi.

Ricky menghela nafas. "Gak tau, dari kita semua emang dilarang sekolah diluar, terkecuali bang Holland, bang Jay, bang Justin sama bang Altar, sisanya cuma homeschooling aja" Jelasnya.

Julia yang semula lelah kini malah memiliki banyak pertanyaan didalam benaknya, tentang mengapa mereka tidak disekolahkan secara formal, dan tentang mengapa dirinya juga dituntut untuk tidak sekolah formal juga?

"Tapi kenapa?"

"Gue juga gak tau Lia, tanya aja bang Holland sana, gue jadi sedih" Ujar Ricky yang terisak.

Julia meloncat kecil lalu tangannya merangkul pundak Ricky yang tinggi itu. Dia pun mengusap pelan pipi Ricky agar tidak sedih lagi.

"Lo harus dengerin pepatah gue bang" Ujar Julia.

Ricky menatap adiknya dengan sendu. "Pria bongsor pantang galau" Ujar Julia. "Jadi lo gak boleh nangis anjir, eh maap kelepasan jangan bilang siapa siapa ya bang"

Ricky hanya mengangguk sambil badannya yang sedikit menunduk karena dirangkul oleh Julia yang memang faktanya ia pendek sekali. Tingginya hanya 150.

Jay yang melihat itu rasanya ingin mengejek Julia saat itu juga, Julia terlalu pendek untuk berbaur dengan orang orang disini.

"Lia" Panggil Ricky.

"Hm?"

"Bisa gak sih jangan rangkul gue? Gue pegel sumpah" Adu Ricky namun Julia masih senantiasa merangkul Ricky menuju kamarnya meskipun dirinya juga terasa pegal.

"Gak papa bang, biar lo tenang jadi gak galau lagi" Jelas Julia.

Ricky hanya tersenyum. Seperti ini ternyata rasanya memiliki adik, apalagi perempuan, andai saja Lia masih bersama dengan mereka.

Di lain tempat.

"Julia kenapa sih gak sekolah terus?" Tanya Diana heran. "Mana gak ada kabar lagi" Lanjutnya.

Sabrina tengah menimang. "Heem, di rumahnya juga kayaknya gak ada, rumahnya pun dikunci diluar" Jelasnya yang juga bingung.

Diana tiba tiba berfikir. "Apa.. Julia.. Salah satu yang nge hutang itu ya?" Pikirnya.

Sabrina berdecak sebal. "Semiskin miskinnya si doi, mana mungkin lah nge hutang ke Mafia, dia tau soal begituan aja enggak" Jelasnya.

"Terus dia kemana dong?! Apa kita harus lapor polisi? Soalnya ini juga udah satu minggu lebih loh dia gak ada di sini" Jelas Diana.

Sabrina berfikir sejenak. "Mungkin.. Kita bisa lapor, soalnya banyak kemungkinan kejahatan ada disekitar kita. Lo juga tau kan soal pak Ginanjar yang di bunuh itu? Dan beberapa hari kemudian Julia gak ada, terus, Julia juga kan emang sering ngobrol sama pak Ginanjar bisa jadi ada sangkut pautnya" Jelas Sabrina yang diangguki oleh Diana.

♤♠︎♧♣︎

Huhu

Masih aktif update yaa.. Gak akan di ghosting kok tenang aja kawan kawan ☺☺

𝐃𝐈𝐒𝐓𝐑𝐔𝐓𝐓𝐎 (𝙼𝙰𝙵𝙸𝙰 𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈) || 엔하이픈 ᴇɴʜʏᴘᴇɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang