veinticuarto;cumpleaños y sorpresas

69 9 0
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾𝐃𝐈𝐒𝐓𝐑𝐔𝐓𝐓𝐎☽༓・*˚⁺‧͙

"Ulang tahun Julia tinggal satu minggu lagi, jadi gimana rencananya?" Tanya Justin dengan antusias.

Damian tengah berfikir. "Kayaknya gak perlu ribet banget deh, kita rayain ulang tahunnya di Swiss aja, gimana?" Ujarnya dengan nada bicara informal karena diketahui Damian adalah teman dekat ketujuh orang itu.

"Kenapa di Swiss?" Tanya Jay heran.

Sammuel menyaut. "Julei bilang dia pengen ke Swiss, ya kan?" Tanyanya yang di angguki oleh Damian.

"Terus gimana nanti pas perayaannya?" Tanya Ricky.

"Nanti, waktu Julia pulang sekolah, kan gue yang nganterin pulang, nah gue bawa dia ke rumah ini dulu, abis itu, kalian seolah olah gak memerdulikan dia, dari pagi sampe sore itu. Ajak dia ke luar aja" Jelas Damian.

"Nanti gue sama dua orang dari kalian mungkin bakalan flight duluan buat nyiapin disana, buat lebih jelasnya lagi, nanti gue kasih tau"

༶•┈┈⛧┈♛

"Julia, gue mohon, maafin gue, gue waktu itu bener bener ke hasut sama abang gue"

Kini Julia dan Kairo sedang berada di gedung yang masih dibangun. Julia disini karena permintaan Kairo, karena ia ingin meminta maaf pada Julia.

"Terus apa hubungannya sama gue kalo lo di hasut sama abang lo sendiri?" Tanya Julia dengan nada tegasnya.

Kairo mulai meneteskan air matanya. "Gue.. Gue keluar rumah karena gue muak sama abang gue-"

"Terus? Dengan lo ngomong gitu, lo pikir gue bakalan beliin lo rumah?" Tanya Julia yang membuat Kairo diam.

"Gue minta maaf, gue nyesel, gue gak akan ulangin kesalahan gue lagi" Mohon Kairo.

Julia terdiam, menghela nafas berat. "Berdiri lo" Titahnya yang langsung dituruti oleh Kairo.

Tatapan gadis itu penuh amarah, ia menatap wajah yang terlihat merasa bersalah itu. "Jujur gue kecewa sama lo. Gue selalu berharap lo gak pernah muncul didepan muka gue. Gue selalu berharap lo jangan lagi hidup, gue pengen lo pergi dari sini" Jelasnya penuh dengan amarah.

"Dan tiba tiba.."

"Lo dateng dengan rasa bersalah lo yang murahan ini?" Katanya. "Lo berharap apa dari gue? Nerima maaf lo? Gak, gue terlanjur kecewa. Jangan berharap apapun lagi. Gue gak butuh perminta maafan lo!"

Julia pergi dari sana dengan cepat namun perkataan Kairo menghentikan langkahnya.

"Lo harus tau sesuatu dari gue" Ujar Kairo cepat. "Terserah lo mau tau sekarang atau nanti pulang" Jelasnya. "Tapi, lo harus berterimakasih sama gue setelah lo dapet info itu"

"Apapun itu, gue gak sudi"

Julia kini berjalan dengan cepat mencari ketenangan. Entah apa tapi kalimat Kairo di akhir tadi membuatnya gundah.

"Jul-"

Julia berbalik dengan cepat dan disana menampakkan wajah Cintya yang menatap Julia dengan heran karena ia terlihat sangat terkejut.

"Cih! Takut banget kayaknya" Pikir Cintya membuat Julia kesal dan tersadar.

"Apa?" Tanyanya dengan suara tajamnya.

Cintya terlihat waspada. "Woah.. Gue cuma mau ngucapin selamat sama lo karena udah jadi Queen tahun ini" Ucapnya dengan santai.

"Gak butuh" Ucap Julia sarkas.

Cintya pun hanya tersenyum dan terkekeh. "Emm.. Gak papa sih, gue juga gak ngarep dapet ucapan terimakasih dari lo" Ujarnya.

"Tapi.."

"Setelah malem itu, Kaisar gak keliatan lagi ya?" Ujar Cintya tiba tiba membuat Julia heran. "Uh! Gue gak curigain lo sih.. Tapi, ya.. Setelah kejadian lo di toilet waktu itu, kayaknya Kaisar gak muncul lagi" Jelasnya.

"Gimana pendapat lo?"

Julia terdiam, bingung dengan perkataan Cintya tentang Kaisar, toh ia sendiri tak peduli Kaisar ada ataupun tidak, karena adapun dia menyusahkan.

"Oh"

Itu pendapat Julia. Meski 'oh' saja, tapi itu cukup berarti. Mungkin.

༶•┈┈⛧┈♛

Julia kini sudah sampai di rumahnya diantarkan oleh Damian dengan mobilnya. Setelah ia memasuki kamar, ia tak menyapa para kakaknya sedikitpun, karena entah mengapa ia sedang badmood sekarang.

Di hari ulang tahunnya ini, ia harus mengalami hari yang buruk.

"Tumben gak nyapa" Pikir Jake menatap Altar yang hanya mengidikkan bahunya.

Sampai saat ini, Julia melupakan ulang tahunnya, ia menatap buku bukunya dan karena sebentar lagi kelulusan.

Bosan dengan semuanya, ia pun turun kebawah untuk sekedar mencari makanan di dapur, tapi atensinya menatap menuju kotak didepan pintu dan langsung ia ambil.

Aneh, tidak ada siapapun disini, bahkan para kakaknya pun tidak menampakkan diri, padahal pukul 4 sore biasanya mereka berkumpul menonton televisi.

Melupakan semuanya, Juliapun membawa kotak itu kekamarnya, membukanya dan ternyata isinya hanyalah sebuah flashdisk merah dengan tulisan 1987-2024.

Tanpa banyak berfikir, Julia membawa laptopnya dan menyambungkan flashdisk itu dengan laptopnya dan ternyata hanya ada satu file yang bernama Secret Ambarawa.

Julia membuka file itu, melihat beberapa dokumen dan video yang ternyata menjelaskan tentang siapa dirinya sebenarnya.

Sampai ia mengetahui, bahwa orang tuanya dibunuh oleh ayah kandung dari ketujuh anak lelaki yang selama ini Julia anggap sebagai kakak.

"Apa.."

Kini mata bulat itu memerah dan berkaca kaca. Hatinya seolah dicabik cabik oleh cakar hewan hewan buas, perutnya serasa ditusuk oleh seribu tombak hingga jantungnya saja hampir tak bisa bergerak, bahkan nafasnya tertahan kuat.

Julia menyalin file di flashdisk itu, memasukkannya ke dalam memori handphone lalu mencetak beberapa bukti foto disana dan langsung ia bawa ke luar.

Entah mengapa, saat ini tujuannya adalah untuk meminta penjelasan pada para kakak nya yang mungkin sekarang mereka hanya seorang pembunuh dimata Julia.

Saat Julia keluar kamar, Jay, Justin, Altar, dan Petter ternyata sudah berada didepan mata Julia. Mereka ternyata sedang berada di depan kamar Julia dengan wajah datar karena untuk melancarkan aksinya merayakan ulang tahun Julia.

Julia menatap mereka dengan tatapan penuh amarah. "Jadi kalian anggap gue sebagai keluarga cuma untuk bales dendam doang?" Tanya Julia penuh dengan intimidasi membuat mereka berempat bingung.

"Maksud lo apa?" Tanya Petter.

Sang gadis menghela nafas kuat. "Lo masih tanya maksud gue apa? Gak mungkin kalian gak tau apa yang sebenernya terjadi" Sentaknya.

"Maksud lo apa sih, Lia?" Tanya Jay kini.

Julia tak menjawab ia hanya pergi ke dalam kamarnya lalu menuju balkon dan berdiri di atas meja tepat bersendirian dengan dinding penghalang balkon membuat keempat kakaknya itu panik.

"Lia! Jelasin dulu maksud lo apa?!" Ujar Altar penuh dengan tekanan hingga akhirnya Lia memberikan hasil cetakan dan flashdisk ditangannya itu dengan cara melemparnya.

Julia memberikan mereka waktu beberapa menit hingga akhirnya mereka saling menatap satu sama lain.

"Setelah bokap kalian bikin orang tua gue meninggal, kenapa kalian gak sekalian buat gue meninggal juga?"

Bruk!

♠︎♤♣︎♧

Agak gak jelass sihh, tapi rapopo lahh baca aja sihh bjirr! Lopyuu

𝐃𝐈𝐒𝐓𝐑𝐔𝐓𝐓𝐎 (𝙼𝙰𝙵𝙸𝙰 𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈) || 엔하이픈 ᴇɴʜʏᴘᴇɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang