dieciséis;changes

92 10 0
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾𝐃𝐈𝐒𝐓𝐑𝐔𝐓𝐓𝐎☽༓・*˚⁺‧͙

Julia kini terdiam di sofa ruang tengah. Ia sedang menunggu kedatangan ketujuh kakaknya sebab sebelumnya ia pulang dengan Damian yang sudah memiliki luka pukul di wajahnya.

"Ish! Kenapa belum balik juga sih?!" Kesal Julia membuat Damian yang semula memantau laptopnya kini menatap Julia.

"Nanti juga balik. Cuma ancaman kecil, ini bukan yang pertama kalinya juga" Jelas Damian yang jelas jelas ia berbicara tanpa berfikir.

Harusnya ini sesuatu yang dirahasiakan tapi dengan tanpa dosanya Damian bicara begitu saja membuat Julia heran.

"Maksudnya? Ini udah biasa gimana?"

"Ah.. E-enggak kok, gu-gue cuma asal ngomong aja" Jawab Damian berbohong.

Julia hanya berdecak saja lalu menatap ponselnya takut takut jika kakaknya membutuhkan pertolongannya.

"Oh iya" Ucap Damian tiba tiba membuat Julia mengalihkan atensinya. "Mulai sekarang, lo.. Gak boleh deket sama Kairo lagi" Titah Damian serius.

Dahi Julia bergelombang, pertanda bahwa ia tengah keheranan dengan peruntunan kata Damian. "Loh kenapa?" Tanyanya.

Damian terdengar menghela nafas. "Alasannya sederhana. Dia gak baik buat lo, yeah.. Bisa jadi abang abang lo juga ngelarang lo deket sama si Kairo" Jelasnya membuat Julia semakin bingung.

"Kena-"

Brak!

Pintu terbuka cukup keras, menampakkan ketujuh kakak Julia yang datang tanpa lecet sedikitpun membuat Julia lega.

Tanpa aba aba, Altar berjalan dengan cepat lalu mencengkram kerah seragam Damian dengan kuat, ya memang mereka belum mengganti pakaian sekolah.

"Bisa jagain orang gak sih?!" Tanya Altar dengan nada marahnya.

"Bos, saya-"

Julia memundurkan diri kala Altar malah memukul Damian begitu saja. Ia cukup sedih karena baru saja Damian sudah ia obati tapi Altar malah memukulnya.

"Apa?! Kalo lo bisa jagaian Lia! Dia gak bakal kayak tadi! Lo tuh-"

"Bang!" Panggil Julia tiba tiba.

"Jangan motong pembicaraan gue!" Sarkas Altar membuat Julia kembali memundurkan langkahnya lagi.

Keenam kakak yang lainnya hanya menghela nafas ketika melihat emosi Altar yang sudah tidak stabil seperti ini.

"Tapi bang-"

"Bisa diem gak sih?!"

Ya. Kali ini Julia akan benar benar diam sepertinya. Tapi saat ia melihat Altar hendak memukul Damian lagi, ia segera menahan tangan kekar Altar.

"Lo bisa gak sih gak main pukul pukul?! Lo tuh-" Nafas Julia sudah tak teratur sekarang ia emosi, rasanya ingin mengungkapkan segala rasa di dalam benaknya tapi sulit rasanya.

"Gue apa?" Tanya Altar.

"Lo beda. Gue benci sama lo!"

𝐃𝐈𝐒𝐓𝐑𝐔𝐓𝐓𝐎 (𝙼𝙰𝙵𝙸𝙰 𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈) || 엔하이픈 ᴇɴʜʏᴘᴇɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang