doce;un hecho

81 9 0
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾𝐃𝐈𝐒𝐓𝐑𝐔𝐓𝐓𝐎☽༓・*˚⁺‧͙

Damian, anak baru itu menyapaku, dan menatap Kairo dengan tatapan yang cukup tajam.

"Hai" Sapanya. "Hm, Hai" Jawabku.

"Kantin aja yuk" Ajak Kairo tiba tiba, aku berdiri pertanda menyetujui ajakannya namun tiba tiba Damian mengalir tanganku.

Aku menatap lenganku yang dia cengkram lalu menatap Damian tajam. "O-oh.. Sorry! Gue ikut kalian, boleh?" Tanyanya.

"Hem.."

Hanya itu saja jawabanku, dan kita bertiga pergi menuju kantin untuk membeli makan siang.

"Um.. Kalian mau beli apa? Gue traktir, sebagai perayaan perpindahan gue ke sini, hm?" Tawar Damian.

Julia tengah menimang, lalu tersenyum senang. "Ey.. Gak usah repot repot, gue mau Ramen keju double sama minumnya.. um es teh aja sih" Pinta Julia.

"Okay, ramennya gak pake pedes ya, mba?" Ujar Damian lalu mendapatkan tatapan tajam dari Julia.

"Ramen gak pake pedes? gak afdol dong, pake pedes sedikit aja sih" Ujar Julia.

Damian berdecak. "Udah lambung mah tau rasa lu!" Ujarnya lalu menatap Kairo. "Lo.. Kairo? Mau beli apa?" Tanyanya.

Kairo yang semula melamun kini menatao Damian. "Gu-gue pake duit sendiri aja" Jawabnya lalu disikut oleh Julia.

"Lo gak boleh nolak rejeki" Ujarnya.

"Hem! Bener, lo bilang aja mau apa? Biar sekalian gue pesenin" Ujar Damian.

Kairo tengah menimang. "Gue.. dimsum aja" Ujarnya.

"Okay, ditunggu ya"

'Kenapa dia sangat dekat dengan nona Zurzolo? Apa karena dia mendahului ku? Harusnya aku yang dipercaya oleh nona Zurzolo'

'Aneh sekali dia ingin berteman dengan Julia yang sudah diketahui ia hanya wanita biasa. Kecuali dia memiliki misi yang sama denganku'

༶•┈┈⛧┈

Semenjak kejadian Julia pingsan, dirinya menjadi sedikit pendiam, dia tidak tau mengapa ia bisa pingsan, tapi Altar bilang bahwa anemia nya kambuh.

Memang saat itu Julia langsung di tensi dan memang rendah darahnya. Altar yang memang merupakan dokter lebih tepatnya dokter bedah pasti akan memeriksa keluarganya seperti ini jika hal nya hanya sederhana, jika halnya cukup beresiko, akan ia serahkan pada asistennya atau pada para dokter dirumah sakitnya.

Julia ini teringat mimpi itu, mimpi ketika Petter menembak kedua temannya hingga tiada. Julia jadi berfikir untuk menghubungi kedua temannya lewat DM tapi tidak ada balasan.

Sejenak ia merasakan khawatir yang berlebih, ia langsung membuka akun media sosial milik sekolah lamanya, dan membuka berita berita disana.

Telah tiadanya dua murid kita. Sabrina dan Diana...

Serasa disambar petir disiang hari. Julia langsung bergetar, ia mencoba memastikan berita ini dengan melihat twitter sekolahnya dan juga terdapat berita yang sama.

𝐃𝐈𝐒𝐓𝐑𝐔𝐓𝐓𝐎 (𝙼𝙰𝙵𝙸𝙰 𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈) || 엔하이픈 ᴇɴʜʏᴘᴇɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang