veinticinco;trouble

69 8 1
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾𝐃𝐈𝐒𝐓𝐑𝐔𝐓𝐓𝐎☽༓・*˚⁺‧͙

"File nya sudah saya kirim menuju rumah Julia, jadi jangan khawatir, semuanya akan selesai sebentar lagi"

"Kau memang adik yang baik"

Kairo tersenyum. Kemenangan mungkin sedikit lagi ada ditangan Ardipara yang tersisa dua anggota keluarga saja, Kevin dan Kairo.

"Okay, nikmatilah waktu pengkhianatanmu"

Mungkin dengan menjadi pengkhianat keluarga Francisco membuat mereka akan memenangkan kekuasaan di dunia Mafia karena telah melenyapkan Zurzolo, tapi rasanya tak mungkin.

Dilain tempat.

"Setelah bokap kalian bikin orang tua gue meninggal, kenapa kalian gak sekalian buat gue meninggal juga?"

"Lo mau gue bunuh?" Tanya Petter dengan wajah datarnya membuat ketiga kakaknya melotot tak percaya.

Julia menatap Petter dengan wajah basah dan nafasnya yang tak teratur. Petter jalan perlahan menuju Julia.

"Gue bisa bunuh lo kapan aja, tapi sebelum itu, gue mau lo turun sekarang" Pinta Petter.

Julia menggeleng keras, ia cukup frustasi di keluarga ini.

"Kita gak akan pernah bunuh orang yang kita sayang, lo tau kan kita semua sayang sama lo?" Itu Justin yang berbicara.

"Persetan sama kasih sayang lo semua!" Teriak Julia. "Lima tahun gue sendiri. Lima tahun gue gak punya siapa siapa. Apa kalian sanggup? Lima tahun gue harus bangun usaha sendiri, lima tahun gue harus bisa hidup sendiri, capek bang.."

"Gue kira dengan gue naruh kepercayaan sama kalian, gue gak jadi orang yang sengsara, gue bisa jadi orang yang bebas berekspresi, gue bisa jadi orang yang berarti buat seseorang, gue bisa kabur dari dunia keterpurukan gue. Ternyata semuanya sama aja!"

"Kalian malah ngejerumusin gue ke dunia ini! Sedang orang tua gue udah susah payah pergi dari dunia ini!"

Altar menggeleng. "Lia-"

"Stop panggil gue Lia!" Potong Julia. "Gue bukan Lia dari Ambarawa! Gue Julia dari Mallard! Gue bukan Lia! Gue bukan Lia yang dulu keluarga lo culik!"

Mereka terdiam. "Julia, kita gak pernah bermaksud masukin lo ke dunia ini. Kita juga gak pernah bermaksud buat nyakitin atau bahkan bunuh lo-"

"Bohong!"

"Gak, kita bener bener sayang sama lo, Julia-"

"Dengan cara culik gue?" Tanya Julia yang kembali memotong kalimat Jay.

Jay menggeleng. "No, babe. Dulu kita gak tau asal usul lo, setelah Altar cari tau, ternyata itu-"

"Lia?" Potong Julia kembali. "Gue tegaskan sekali lagi. Gue bukan Lia! Gu-"

"Iya, gue tau, gue tau banget" Potong Jay. "Tapi lo tetep orang yang kita sayang semenjak lo lahir. Kita gak pernah tau rencana busuk bokap gue. Kita juga gak pernah mengerti permasalahan orang tua" Jelasnya.

"Maaf.." Ucap Altar tiba tiba. "Karena masalah kita sama keluarga Ginanjar, lo jadi kena imbasnya. Selain itu, karena musuh keluarga kita yang sangat banyak, lo juga kena masalahnya" Jelasnya. "Gue gak pernah nyangka, lo itu kekuatan gue yang udah lama gue anggap mati, gue selalu berharap lo kembali dengan waktu yang lama. Tapi ternyata, dapetin lo masih aja dengan cara yang sama dan yang salah"

"Maaf, keluarga ini bikin lo sengsara. Tapi jauh dari itu, kita sayang banget sama lo, sampai lo gak akan pernah tau, cara kita masing masing nunjukin rasa sayang kita"

Julia terdiam.

Brak!

Pintu kamar Julia terbuka, menunjukan Holland, Ricky, dan juga Sammuel yang semula ingin pergi ke Swiss tapi mereka mengurungkan niatnya, kala sebelumnya Petter menelpon mereka hingga belum dimatikan sampai saat ini.

"Lia!" Ujar Sammuel panik lalu berlari menuju Julia namun Petter menahannya.

"Julia.." Lirih Justin. "Bukan maksud kita buat bikin lo sengsara. Bukan maksud kita buat masukin lo ke dunia ini. Tujuan kita cuma mau bahagiain lo-"

Julia terisak. "Bahagiain gimana?" Tanyanya dengan frustasi. "Dengan cara culik gue? Dengan cara bunuh dua sahabat gue? Dengan cara apa? Definisi bahagia menurut kalian apa sih?!"

"Gue... Cukup, gue gak mau ngecewain kalian gue gak mau malu maluin kalian, gue gak mau nyakitin hati kalian karena gue gak punya orang tua yang ngurus gue" Lirih Julia dengan isakkan tangisnya. "Udah cukup juga kalian bikin gue masuk ke dunia ini lebih dalam. Tolong hapus artikel yang bilang kalo gue adik kalian.. Gue gak pantes, begitupun kalian"

Semuanya terdiam hingga Ricky berkutip. "Maaf, mungkin kita butuh waktu yang lama buat ngerti siapa lo sebenernya, gue tegaskan, lo itu bukan sekedar adik perempuan kita. Lo sumber kekuatan kita, tanpa lo emosional kita gak akan pernah terkendali. Tanpa lo juga, pasti udah banyak target target pembunuhan, dan penganiayaan, tanpa lo juga, udah pasti kita gak akan seakur ini"

"Gue mohon.. Tetap tinggal disini"

"Maafin bokap gue yang udah bikin lo hidup sendirian. Maka dari itu takdir ngasih kita buat lo untuk ngebuat lo ngerasa hidup dan gak sendirian"

"Gue lebih mending tinggal sendirian" Potong Julia lalu menangis dengan sekencang kencangnya. "Gue pengen ketemu bunda.." Lirihnya lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Mereka semua terdiam. Saat ini tujuan mereka hanya membawa Julia turun dari meja itu. Apapun resiko kedepannya, asal Julia selamat.

Hingga akhrinya, Holland berjalan perlahan menghampiri Julia dan memeluknya dengan lembut juga mengusap surainya.

"Selamat ulang tahun, cantik" Bisiknya membuat tangisan Julia tertahan menyisakan isakkan nya saja.

"Abang minta maaf udah bikin kamu sedih. Bukan kemauan kita buat bunuh orang tua kamu. Kamu pasti ngerti. Dan kamu harus tau, bahwa kamu itu gak pernah sekalipun bikin kita kecewa, gak pernah sekalipun bikin kita malu, kamu gak pernah bikin kita lelah"

Ini yang Julia inginkan. Perlakuan lembut mereka yang selalu membuat Julia terhanyut dan kembali tenang.

"Izinin abang buat jadi abang sekaligus orang tua buat kamu ya?"

♠︎♤♣︎♧

APAKAH JULIA MASIH TANTRUM?!

kita simak selengkapnyaaa

Jujur weh, aku rasa ini gak jelas banget alurnya. Takut mengecewakan😥😓

𝐃𝐈𝐒𝐓𝐑𝐔𝐓𝐓𝐎 (𝙼𝙰𝙵𝙸𝙰 𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈) || 엔하이픈 ᴇɴʜʏᴘᴇɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang