treinta;problem

65 7 0
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾𝐃𝐈𝐒𝐓𝐑𝐔𝐓𝐓𝐎☽༓・*˚⁺‧͙

Holland duduk di meja kerjanya menunggu Julia berbicara. Entah apa yang akan Julia bicarakan kepadanya malam ini.

"Ada apa, sayang?" Tanya Holland lembut.

Julia menatap Holland sekilas, lalu memegang erat surat ditangannya karena ragu ingin memberikannya. Tapi, akhirnya Julia juga memberikan surat itu pada Holland.

Holland menatap surat yang di simpan di meja oleh Julia itu lalu setelahnya menatao Julia yang lari terbirit birit.

"Tunggu" Ucap Holland membuat Julia menghentikan langkahnya dan merituki diri.

Holland berjalan menuju Julia lalu tersenyum sangat lembut. "Nanti abang dateng di jam istirahat. Sekarang lukanys obatin dulu sama yang lain, udah nunggu didepan mereka" Jelasnya.

"Huh?"

༶•┈┈⛧┈♛

"Cih! Ngapain juga lo temenan sama cewek kayak gitu?!" Omel Sammuel yang terus mondar mandir didepan Julia.

Altar yang merupakan dokter segera mengobati luka luka Julia dengan telaten dibantu oleh Justin dan Ricky yang memeluk kotak P3K.

"Lo bacot banget dah! Bukannya bantuin malah ngoceh mulu" Ujar Petter kesal sambil memasukan camilan milik Julia kedalam mulutnya.

"Heh! Emang lo ngebantuin?" Tanya Sammuel sedikit menyindir.

"Setidaknya gue gak bikin berisik kayak lo ya!" Balas Petter.

Julia menghela nafas kesal. "Tapi lo ngabisin makanan gue!" Sahutnya membuat Petter berhenti mengunyah sesaat.

"Udah, nanti abang beliin lagi" Sahut Jay membuat Julia tenang.

"Ini lukanya parah banget" Gumam Justin yang terus menatap wajah Julia dengan lekat.

"Lagian sok jagoan banget jadi orang" Sindir Ricky yang membuat Julia hanya berdecak. "Makanya jangan banyak tingkah, udah tau gak ada yang jagain lo, kalo lo mati kan berabe"

"Ya kan, gue kesel bang! Masa iya kita harus biarin orang yang kayak gitu! Kan kita harus ngebuktiin bahwa kita itu gak bener-"

"Hah?"

"Gak.. gak salah maksudnya"

Petter pun tertawa. "Haha! Didikan gue emang yang paling debes deh" Ujarnya sambil memberikan jempolnya.

Julia tertawa membuat Altar yang sedang mengobati wajahnya Julia kesulitan. "Gue gitu loh! Keren kan gue-"

"Lebih keren lagi kalo lo diem" Potong Altar dengan suara rendahnya. "Untung gue sabar, kalo enggak, gue tusuk mata lo"

Julia memundurkan wajahnya. "Ish! Mengerikan" Ucapnya.

"Gerak lagi gue beneran tusuk mata lo!"

"Iye iye"

Mereka pun terdiam dengan urusan masing masing, menonton orang yang sedang diobati, memainkan ponsel dan bahkan ngemil hingga tiba tiba dering ponsel handphone Ricky menyala dan terdengar lagu Sweet Vanom membuat Julia tak kuasa menahan suaranya yang ingin bernyanyi.

𝐃𝐈𝐒𝐓𝐑𝐔𝐓𝐓𝐎 (𝙼𝙰𝙵𝙸𝙰 𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈) || 엔하이픈 ᴇɴʜʏᴘᴇɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang