Setelah pengusiran Gina, suasana di istana kembali tenang. Gulf, Mew, Zee, dan Davika duduk bersama di ruang tamu, menikmati secangkir teh.
"Aku senang masalah dengan Gina sudah terselesaikan dengan baik," ujar Davika, mencoba membuka obrolan.
"Yah, tapi sekarang kita punya masalah baru," kata Gulf dengan nada sedikit khawatir.
"Apa masalahnya?" tanya Zee penasaran.
"Acara ulang tahun kerajaan Elveron tinggal menghitung hari, dan di hari itu aku akan dinobatkan menjadi pangeran mahkota" jelas Gulf, menunjukkan kegelisahannya
"Dan aku gugup" lanjut Gulf dihadiahi gelak tawa dari Davika dan Zee
"Pfft, hahaha, kau gugup?" ejek Davika dengan nada santai.
"Kau, yang selalu berburu monster seperti kesatria haus darah, gugup?" tambah Davika, sambil menahan air matanya karna menertawakan Gulf
"Benar, Gulf. Kau adalah ketua kelompok berburu yang paling berwibawa dan kejam," tambah Zee, mencoba menenangkan Gulf.
"Menjadi pangeran mahkota memiliki tanggung jawab yang besar. Aku merasa tertekan, bahkan lebih dari saat menjadi ketua kelompok berburu" ujar Gulf, agak kesal dengan candaan mereka.
"Jangan khawatir, sayang. Kami akan selalu ada bersamamu dan pasti akan membantumu, semangat sayang" kata Mew, mencoba menenangkan Gulf.
"Iya, Gulf. Kami pasti akan selalu membantumu. Ayo semangat!" ujar Davika.
"Semangat, kau pasti bisa!" tambah Zee.
"Papa... semangat..." Ujar El, mencoba memberikan semangat pada Gulf.
"Wah, El bahkan memberikanmu semangat," ujar Mew, tersenyum pada anaknya.
"Terimakasih, El sayang. Kau memang bayi naga kesayanganku," kata Gulf, sambil memeluk El dengan hangat.
"Aku juga mau dipeluk," ujar Mew, dengan nada cemburu pada El.
"Sini sayang, aku peluk," kata Gulf pada Mew, membalas cemburu Mew.
Gulf, Mew, dan El saling berpelukan, membuat Davika dan Zee merasa iri pada keharmonisan keluarga mereka.
"Davika, mau peluk juga" ujar Zee, berusaha mendapatkan pelukan.
"Aku akan membunuhmu jika kau melakukannya," balas Davika sambil tersenyum manis pada Zee, tapi bagi Zee itu adalah senyuman mematikan
"Tidak, aku akan memeluk bantal saja," ujar Zee sambil memeluk bantalan sofa.
Tingkah lucu Zee dan Davika membuat mereka semua tertawa, dan suasana menjadi lebih ceria. Lalu Gulf kembali mengubah topik pembicaraan menjadi serius, menarik perhatian semua orang di ruang tamu.
"Hmm, ngomong-ngomong, ada sesuatu yang ingin aku katakan pada kalian," ujar Gulf dengan wajah serius.
"Apa, sayang?" tanya Mew, penasaran.
"Sebenarnya semalam, aku berhasil lolos dari Gina karena aku menggunakan kekuatan elemen angin," jelas Gulf.
"Lalu, apa masalahnya?" tanya Davika, agak bingung.
"Coba ulangi apa yang tadi aku katakan, Davika," pinta Gulf, sedikit lelah dengan kebingungan temannya.
"Kau berhasil lolos dari Gina karna kekuatan elemen angin," ulang Davika, kemudian menyadari sesuatu.
"Elemen angin!? Elemen angin, katamu?" ucap Davika, mengulangi kata-katanya, saat menyadari implikasi dari apa yang Gulf katakan.
"Yah, sekarang kalian mengerti?" tanya Gulf.
![](https://img.wattpad.com/cover/357058627-288-k398526.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Of The Elf || GulfMew (End)
FantasyGulf, fotografer muda, tersesat di dunia lain dengan banyak mahluk fantasi didalamnya dan Gulf harus menyamar sebagai Elf untuk bertahan hidup. Di sana, dia bertemu dengan Mew, seorang Elf yang baik dan murah hati. Keduanya saling jatuh cinta tapi...