Selama perjalanan menuju Sylvanwood, Gina terus berusaha menarik perhatian Gulf dengan berbagai cara. Dia selalu berada di dekatnya, mencoba mengajaknya berbicara, dan memberikan senyuman manisnya setiap kali ada kesempatan. Meskipun Gulf mencoba untuk tetap fokus pada tugas mereka, namun sikap Gina yang terus mencoba mendekatinya mulai membuatnya merasa tidak nyaman.
Davika memperhatikan perilaku Gina dengan cermat, dan kecurigaannya semakin meningkat. Dia melihat bagaimana Gina terus mencoba mendekati Gulf, bahkan ketika Gulf sudah menunjukkan sikap acuh dan dingin. Davika merasa ada sesuatu yang tidak beres dan dia bertekad untuk mengawasi Gina lebih jeli.
Sementara itu, Mew tetap tenang dan percaya pada Gulf. Meskipun dia melihat bagaimana Gina terus mencoba mendekati Gulf, namun dia yakin bahwa Gulf tidak akan tergoda dan akan tetap setia padanya. Mew memilih untuk fokus pada tugas mereka dan tidak terlalu mempermasalahkan perilaku Gina.
Di tengah perjalanan, ketegangan mulai terasa di antara mereka. Gina terus berusaha mendekati Gulf, namun Gulf tetap menjaga jarak dan sikapnya yang dingin. Davika mulai menyuarakan kecurigaannya kepada Gulf.
"Dengarkan, Gulf. Aku tidak percaya dengan niat Gina. Aku yakin dia memiliki motif tersembunyi," ujar Davika dengan tegas.
Gulf mengangguk, "Aku juga merasa tidak nyaman dengan sikapnya. Tapi kita harus tetap fokus pada tugas kita. Kita tidak boleh terpengaruh oleh gangguan seperti ini" ujar Gulf
Mew, meskipun tidak sepenuhnya mengerti kecurigaan Davika, memilih untuk mendukung kekasihnya. "Aku percaya pada Gulf. Aku yakin dia tidak akan tergoda oleh godaan apapun"
~~~
Gulf memimpin kelompok mereka dengan hati-hati, menjadi pemandu yang tangguh dan penuh perhatian. Ketika mereka mencapai suatu titik di hutan, Gulf tiba-tiba menghentikan langkah mereka. Dengan serius, dia meminta anggota kelompoknya untuk melihat ke arah yang dia tunjuk.
"Disana" bisik Gulf dengan nada rendah, menunjuk ke arah tiga trolls yang sedang mengamuk di tengah hutan, merusak pohon-pohon yang berada di sekitar mereka.
Davika menatap dengan serius, "Trolls. Mereka bisa menjadi ancaman serius jika kita tidak berhati-hati."
Gulf mengangguk, "Kita harus bertindak cepat sebelum mereka menciptakan kerusakan lebih lanjut. Zee apa kau bisa membuat dinding dari tanah untuk menahan para Trolls itu?" Tanya Gulf
Zee mengangguk, "Ya, aku akan mencoba."
Gulf kemudian membagikan instruksi kepada kelompoknya dengan cepat dan tegas, "Davika kau serang dari kiri dan aku akan serang dari kanan. Mew dan Gina tetap disini tunggu aba-aba untuk menyerang. Jadikan pasukan kita terorganisir dan bergerak cepat" ujar Gulf
Dengan sigap, kelompok Gulf mempersiapkan diri untuk menyerang. Mereka mengikuti perintah Gulf dengan disiplin dan percaya pada kepemimpinannya. Setiap anggota kelompok siap untuk bertindak dengan cepat dan efisien.
"Jangan biarkan mereka melarikan diri," perintah Gulf dengan suara tegas. "Kita harus menghentikan mereka sebelum mereka menciptakan lebih banyak kerusakan" perintah Gulf
Dengan serangan koordinatif, kelompok mereka meluncur maju, siap untuk menghadapi trolls yang mengancam hutan mereka. Dalam kekacauan pertempuran yang segera pecah, kepekaan dan kepemimpinan Gulf menjadi kunci bagi kelompok mereka untuk meraih kemenangan.
Dengan sigap, Zee menggunakan kekuatan elemen Tanahnya untuk menciptakan dinding yang mengurung para Trolls, menyulitkan mereka untuk melarikan diri. Wajah-wajah para Trolls terlihat terkejut ketika mereka mendapati diri mereka terjebak dalam situasi yang sulit.
Gulf segera memanfaatkan kesempatan ini. Dengan kekuatan elemen Api, dia melemparkan serangan api yang membara ke arah para Trolls, sementara Davika menggunakan elemen Anginnya untuk memperkuat serangan Gulf dengan hembusan angin yang mematikan.
"Sekarang!" seru Gulf kepada Gina dan Mew, memberi aba-aba untuk bergabung dalam serangan mereka.
Gina dan Mew dengan cepat ikut serta dalam pertarungan. Gina menggunakan sihir airnya untuk mengirim serangan air yang tajam ke arah para Trolls, sementara Mew memancarkan cahaya terang yang membingungkan dan melemahkan musuh-musuh mereka.
Pertempuran itu berlangsung sengit. Para Trolls berusaha keras untuk melawan, tetapi dengan koordinasi dan kekuatan gabungan kelompok Gulf, mereka terus ditekan. Serangan demi serangan dilancarkan, api dan air bersatu dalam kekuatan yang mematikan, sementara angin dan cahaya memberikan tambahan tekanan yang tidak terduga.
"Dorong mereka ke tengah!" teriak Gulf, memberikan instruksi kepada rekan-rekannya.
Davika, Gina, dan Mew segera memahami rencana Gulf. Mereka bekerja sama untuk mendorong para Trolls ke tengah-tengah, membuat mereka semakin terpojok dan rentan terhadap serangan-serangan mereka.
Akhirnya, dengan usaha yang gigih dan koordinasi yang kuat, kelompok Gulf berhasil mengalahkan para Trolls. Dinding tanah yang dibuat oleh Zee menjadi penjara bagi para Trolls yang kalah, memastikan mereka tidak akan melarikan diri lagi.
Dengan napas tersengal-sengal, kelompok Gulf menatap satu sama lain dengan rasa kemenangan yang memenuhi hati mereka. Mereka merayakan keberhasilan mereka dalam menghadapi tantangan yang berat, dan bersama-sama, mereka siap untuk menghadapi petualangan selanjutnya yang menunggu di Sylvanwood.
Setelah pertarungan selesai dan para Trolls berhasil dikalahkan, suasana di antara kelompok Gulf kembali tenang. Mereka lalu mengumpulkan Kristal Core yang mereka dapatkan setelah mengalahkan para Trolls itu
Namun, kegembiraan mereka terganggu saat Gina memperhatikan luka yang terjadi pada tangan Gulf. Tanpa ragu, dia segera mendekati Gulf untuk memberikan perhatian pada lukanya.
"Gulf, apa kau baik-baik saja?" tanya Gina dengan nada khawatir, tangannya mulai memeriksa luka di tangan Gulf.
Namun, Gulf tidak terlalu memperhatikan luka tersebut. Matanya mencari-cari kehadiran Mew, kekasihnya, yang sudah mulai menyembuhkan luka-lukanya. Dengan langkah mantap, dia mendekati Mew.
"Mew, bisakah kau menyembuhkan aku?" pinta Gulf dengan lembut, memperlihatkan tangan yang terluka.
Mew, yang telah siap sedia dengan kekuatan penyembuhan cahayanya, segera mengambil tangan Gulf dengan penuh perhatian. "Tentu, sayang. Biarkan aku membantumu," ucapnya dengan lembut.
Sementara Mew sibuk menyembuhkan luka Gulf, Gina tidak bisa menyembunyikan perasaan cemburunya. Dia melihat dengan iri bagaimana Gulf dan Mew begitu dekat, meskipun dalam situasi yang tidak menyenangkan.
Davika, yang selama ini memperhatikan dinamika antara Gulf, Mew, dan Gina, merasa senang melihat bahwa Gulf jelas-jelas lebih memilih mendekati Mew daripada Gina. Dia berharap Gina bisa segera menyadari bahwa Gulf tidak tertarik padanya dan bisa menerima kenyataan dengan lapang dada.
Dengan perasaan yang beragam, kelompok Gulf melanjutkan perjalanan mereka, siap menghadapi apa pun yang mungkin terjadi selanjutnya.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Of The Elf || GulfMew (End)
FantasiGulf, fotografer muda, tersesat di dunia lain dengan banyak mahluk fantasi didalamnya dan Gulf harus menyamar sebagai Elf untuk bertahan hidup. Di sana, dia bertemu dengan Mew, seorang Elf yang baik dan murah hati. Keduanya saling jatuh cinta tapi...