Gulf, fotografer muda, tersesat di dunia lain dengan banyak mahluk fantasi didalamnya dan Gulf harus menyamar sebagai Elf untuk bertahan hidup.
Di sana, dia bertemu dengan Mew, seorang Elf yang baik dan murah hati. Keduanya saling jatuh cinta tapi...
Saat sunyi malam menyelimuti hutan Sylvanwood, Gulf dan Mew terus mencari keberadaan El dengan penuh harapan. Tiba-tiba, dalam keheningan malam, suara gemetar bayi naga terdengar dalam pikiran mereka.
"Papa... Mama... Tolong... Dingin..." Mereka terkejut dan segera menyadari bahwa El tidak jauh darinya. Mew merasa lega dan bersyukur karena merasa dekat dengan bayi naganya.
Tanpa ragu, Gulf segera membalas komunikasi El, "Dimana kamu, El?" Tanya Gulf
"Air" Suara El terdengar kembali dalam pikiran mereka
Satu kata itu cukup untuk memandu mereka. Tanpa menunggu, Gulf dan Mew bergerak, didorong oleh keinginan untuk menyelamatkan El. Davika, Zee, dan Gina mengikuti mereka dari belakang, siap membantu dalam pencarian yang mendebarkan.
Mereka menyusuri hutan, mengikuti intuisi dan petunjuk yang diberikan oleh El. Dalam kegelapan, mereka mencari sumber air terdekat. Setiap langkah mereka diwarnai oleh kecemasan dan harapan akan keselamatan El. Dialog antara mereka penuh dengan tekad dan keteguhan hati.
Akhirnya, setelah perjalanan yang tegang, mereka menemukan sumber mata air tersembunyi di dalam hutan. Di tepi sungai, mereka menemukan El, gemetar dan basah kuyup. Gulf dan Mew segera meraihnya dengan penuh kasih sayang, merangkulnya dengan erat. El yang lelah dan dingin tersenyum lega melihat kedatangan mereka, dan mereka semua merasa lega dan bersyukur bahwa bayi naga itu selamat.
Setelah berhasil menemukan El, Gulf dan Mew segera membawa bayi naga itu kembali ke tempat berkemah. Di sana, mereka berdua berusaha untuk merawat El. Gulf menggunakan kekuatan elemental apinya untuk menghangatkan tubuh El yang masih basah, sementara Mew dengan penuh kehati-hatian mengobati luka-lukanya. Saat El mulai pulih, Gulf dan Mew bertanya-tanya tentang kejadian yang dialaminya.
"El, bagaimana kamu bisa berada di pinggir sungai itu? Kamu kemana saja selama ini, sayang?" tanya Gulf dengan penuh kekhawatiran.
"Iya, El, mama dan papa sangat khawatir tentangmu," tambah Mew dengan suara penuh perhatian.
"El... Bangun... Aroma...Daging... Enak... Pergi...Air... Banyak...El... Byurrr..." El mencoba menjelaskan apa yang terjadi padanya
Meskipun belum lancar, namun kata-kata El memberikan petunjuk tentang apa yang dialaminya. Mew dan Gulf tidak begitu mengerti artinya
"Mungkin maksudnya.... El terbangun karna mencium aroma daging yang enak, lalu pergi ke arah sungai itu, dan 'Byurrr' mungkin berarti... Dia hanyut" Meskipun ragu, Zee mencoba memberikan menerjemahkan apa yang El maksud
Mew terkejut mendengarnya, sedangkan Gulf mulai curiga bahwa ada yang sengaja memancing El ke dekat mata air untuk mencelakainya. Tanpa berkata apa-apa, tatapan tajam Gulf langsung mengarah pada Gina, satu-satunya Elf di kelompok mereka yang tidak menyukai El.
"Aku harus mengawasinya," batin Gulf dengan serius.
Di tengah kegelapan malam, perasaan cemas dan curiga mengitari mereka. Namun, satu hal yang pasti, mereka bertekad untuk melindungi El dengan segala cara.
Setelah kejadian yang menegangkan, Davika tiba di perkemahan dengan membawa hasil buruannya. Tanpa ragu, ia segera memberikan daging panggang pada El.
"El, lihat apa yang aku bawa, ini daging panggang kesukaanmu," ujar Davika sambil tersenyum.
El langsung terlihat bersemangat. "Daging.... El... Lapar... Makan... Daging...." kata El dengan penuh antusias, ekornya bergerak-gerak menandakan kegembiraannya. Tanpa menunggu lama, El mulai makan dengan lahapnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.