chapter 6 rencana

234 25 20
                                    

Maaf kalo ada typo...

"park jibin? Jadi ini park jibin bukan min yoongi?! Kenapa bisa kau tau apartemen ku!?" Hoseok shock sampai teriak.

"Sst! Jangan teriak, film nya akan mulai. Aku tau segalanya dong tentang mu karena melihat dokumen tentang mu di meja yoongi tadi hehe, karena kita temen ayo berbagi segalanya dari perasaan barang-barang dan lain nya." Senyum jibin.

Hoseok sekali lagi kaget dia kira jibin akan melemah dan stres lagi lalu berpikir akan melompat di apartemen nya, ternyata ada perubahan di sini meski dirinya terlihat teduh dan santai jibin jadi banyak tersenyum.

"Tapi hey! Ini sudah malam waktunya kau tidur, pasti min yoongi juga sedih karena kau mengambil alih tubuh nya." Hoseok berkata dengan nada takut.

Jibin mencoba santai menyandar dan makan camilan, dia menatap hoseok menaruh camilan itu.

"Tenang saja, dia sedang tidur! Bagaimana kalau kita ganti film nya." Jibin mengambil ponsel yoongi lalu mencari film conan.

Dan ternyata ketemu hoseok hanya diam memperhatikan anak itu di lihat dari sifat nya, jibin nampak masih remaja mungkin sekitar umur 25 tahun dia masih ingin melakukan hal seperti anak remaja.

Namun karena iq nya yang tinggi jibin berpikir realistis dengan menonton film dewasa, maksudnya film bergenre misteri dan soal memecahkan banyak teori juga rumus.

Hoseok ikut bergabung dengan sering mengerutkan kening karena tidak paham jalan alur cerita ini, namun jibin begitu menikmati waktunya dia begitu serius dengan keripik yang jibin makan.

Waktu terus berlalu sekitar pukul 10 malam jibin menatap hoseok selama 5 detik, lalu menatap lurus ke depan dia berdiri melihat-lihat sekitar.

Hoseok sudah tidur sejak 10 menit yang lalu dia ngantuk, jibin terus berjalan melihat lihat sekitar hingga dia menemukan satu poto.

"Keluarga yang harmonis, pasti seru ya memiliki orang tua yang sayang padamu. Apalah aku yang tidak punya orang tua mereka mati saat aku kecil, aku memang park jibin yang tanpa sengaja masuk ke dalam tubuh yoongi yang dalam masa kesedihan." Jibin mendatangi hoseok terduduk menatap hoseok lekat.

"Dulu aku juga punya orang tua yang baik dan sayang padaku, namun setelah orang tua ku mati aku hidup sendirian. Tumbuh menjadi anak yang pintar di antara murid lainnya, tinggal bersama bibi dari kakak ibu ku menyedihkan sekali aku. aku begitu pendiam sehingga teman sekelas merundung ku, lalu diriku memutuskan untuk mati karena lelah dengan semua apa yang mereka lakukan. Tapi saat melihat yoongi aku juga merasakan kesedihan nya sehingga aku datang padanya!" Senyum jibin mengusap wajah hoseok.

"Aku akan menjadi teman mu selamanya jung hoseok, dan kau tidak akan bisa menyingkirkan ku karena aku sudah tumbuh lama di dalam tubuh yoongi." Senang jibin.

Baru kali ini dia tersenyum lagi karena sudah lama dia tidak punya teman apalagi hoseok orang yang menyenangkan, seandainya dia bisa menguasai terus tubuh yoongi pasti dia akan bersama hoseok terus.

"Kau menggemaskan sekali!" Kekeh jibin.

Waktu berlalu begitu saja hoseok tidur di sofa sedangkan jibin berada di bawah sofa.

Malam itu hoseok tidur di gendong jibin ke dalam kamar nya, jibin pun ikut berbaring di samping hoseok menatap teman nya itu lalu menutup mata dan tidur bersama.

Keesokan paginya datanglah matahari mengenai wajah hoseok begitu terang sekali, dia sampai terbangun dari tidurnya berbalik ke kanan lalu melihat seseorang yang sedang memeluknya.

"Hah?" Hoseok yang baru bangun seketika blank.

Dia mengingat kejadian semalam dimana jibin muncul dan mereka menonton bersama, setelah itu hoseok bingung melakukan apalagi seketika hoseok melepaskan tangan yoongi.

Dual personality(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang