chapter 18 crak!

168 20 42
                                    

Maaf jika ada typo...

"aku mati di bunuh, bukan benar-benar bunuh diri." Ucap jibin

Jihoon melihat bukti rekaman itu dengan wajah sedikit terkejut namun bisa mengendalikan nya, dia melirik pada jibin dengan seringai untuk apa sahabat lama nya ini menunjukkan rekaman lama.

"Untuk apa kau menunjukkan nya padaku? Lagi pun itu sudah lama, dan kau sudah mati." Jawab jihoon santai.

Jibin tak kalah santai dia menaruh ponsel nya dan menatap lurus ke depan.

"Iya sih kau benar, meski woobin di tangkap aku tak akan hidup. Menyedihkan ya menjadi orang miskin aku mati pun tak ada yang menangis dan benar-benar sayang padaku." Kekeh jibin.

"Hahh... Andai saja ibu dan ayah ku masih hidup, dia pasti akan mati-matian membela ku! Sungguh aku merasa menyedihkan sekarang apalagi meminjam tubuh yoongi, raga ku menderita begitu juga jiwa ku." Tawa jibin keras.

Jihoon mendengar itu merasa menyesal dan sakit karena dia juga berada di posisi jibin, orang tua sudah tiada hidup sendiri itu menyedihkan apalagi harus mengemis karena tidak bekerja.

Di pikir jihoon juga mendapat duit bukan murni pekerjaan tapi semacam kejahatan, itu sudah masuk ke dalam tindak kriminal tangan nya mengepal kuat dan berdehem.

"Jangan mengingat masa lalu, lihat saja sekarang kau bisa menguasai tubuh yoongi. Bukan kah itu bagus? Karena kesempatan mu untuk mendapatkan tubuh baru semakin dekat." Melirik pada jibin.

"Ya kau benar, tapi aku tidak sejahat itu hoon.. aku masih punya hati agar yoongi bisa hidup normal, teman mu ini hanya minta bantuan tolong bantu aku untuk membalaskan dendam pada woobin. Namun kalo kau tidak tertarik ya sudah aku pulang!" Jibin berdiri hendak pergi.

"Aku akan tetap berada di posisi aman." Ujar jihoon.

"Iya silahkan, memang berbahaya berurusan dengan monster itu makanya kita harus pintar membuat strategi. Aku menyayangi mu jihoon bye-bye!" Melambai meninggalkan gubuk kumuh itu.

Melihat kepergian jibin membuat jihoon sedikit goyah menghabiskan kopi lalu masuk ke dalam rumah.

Malam itu jibin mengebut di jalanan dia kembali ke rumah utama untuk sekedar pulang dan melihat kondisi rumah, ibu nya serta hoseok masih berada di rumah sakit mungkin malam ini won young juga akan ke rumah sakit.

Beberapa jam kemudian jibin tiba di depan rumah yoongi dengan tersenyum, membuka pintu lalu masuk begitu saja mencari orang semoga saja ada penghuni nya.

Srak! Suara sesuatu terdengar jibin melirik ke arah atas kamar kakinya melangkah cepat menuju suara itu, tepat di depan pintu ruangan milik ayah nya jibin menarik knop itu lalu terbuka.

Klak! Terlihat lah woobin sedang mencari sesuatu di laci milik ayah nya.

"Kau sedang apa hyung?" Tanya jibin.

Woobin kaget menatap yoongi yang sudah berada di depan nya, dia ketauan tapi itu hanya yoongi bukan ayah nya.

"Sedang apa kau di sini?!" Bentak woobin.

"Wow tenanglah, aku hanya ingin tau kau mencari apa. Oh ya! Apa kau tidak mau meminta maaf pada adik mu jin bin yang tampan ini? Aku menunggu lama hanya karena ingin maaf dari mu woobin hyung." Mendekat ke arah woobin.

"Shit! Kau itu sudah mati, untuk apa meminta maaf dariku! Jangan terus bersemayam di tubuh adik ku enyah sana." Emosi woobin.

"Ya kau benar aku memang sudah mati, dan kembali untuk mendapatkan maaf darimu tapi sepertinya kau memang belum mau dan tak kunjung sadar. Bahwa kau menyusahkan seluruh keluarga min!" Kekeh jibin menendang brangkas yang woobin hendak buka.

Dual personality(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang