chapter 8 koma

193 23 16
                                    

2 minggu berlalu....

Hari terus berganti yoongi masih berada di rumah sakit yang lainnya datang untuk bertukaran menjaga yoongi, hoseok masih setia menemani dan dia baru pulang sekali saja ke vila yoongi.

"Bagaimana perkembangan nya dok?" Tanya jung eum.

Dokter yang masuk sedari tadi dan memeriksa yoongi menatap jung eum dengan wajah santai namun serius sekali.

"Jantung nya normal, denyut nadi juga sangat bagus tapi saraf nya tak kunjung gerak untuk membuat yoongi bangun. Aku harap kalian bersabar ya, mungkin saja keajaiban akan datang." Ucap sang dokter turut sedih.

"Terima kasih." Sahut jung eum.

Dokter pun pamit pergi dari sana hoseok berdiri di samping jung eum yang duduk, saling menguatkan diri jung eum benar-benar takut akan kehilangan yoongi.

Dia tidak mau peristiwa dulu terjadi pada anak keduanya cukup sampai di sana saja kejadian nya, jung eum tak mau mengulang kejadian lama karena itu membuat dirinya terpukul.

"Jangan menyerah bibi, semua akan kembali seperti dulu mari saling menguatkan diri." Hoseok mengusap bahu jung eum.

Jung eum mengangguk sambil menggenggam tangan hoseok lembut, hatinya tersayat begitu sakit karena anak nya tak kunjung bangun. Apa yang salah? Kenapa yoongi begitu betah untuk terus menutup mata? Apa mimpi yoongi lebih indah di banding di dunia nyata?

Di sebuah taman sakura yang berguguran yoongi berlarian ke sana kemari dia bermain bersama dengan seseorang, di sini dia bukan yoongi dewasa melainkan anak yang berumur 5 tahun.

"Suga! Tunggu!" Teriak nya sambil tertawa.

"Kejar aku hahaha." Anak kecil yang di panggil suga pun berlari ikut tertawa.

"Kena kau!" Suga tertangkap oleh yoongi.

"Yoongi hahaha, apa kau suka tempat ini?" Tanya suga.

"Sangat suka, indah dan cantik! Seperti kelopak mata ibu yang indah." Yoongi mendongak ke atas.

"Eum benar! Kita harus bersama selamanya ya. Jangan sampai terpisah dan di pisahkan! Ibu pasti senang melihat kita selalu akur, ayo bermain lagi!" Berdiri mengajak yoongi dan lari.

Kedua anak kecil itu kembali berlari ke sana kemari sambil tertawa begitu menyenangkan tanpa memikirkan apapun, seperti dunia ini baik untuk mereka dan dunia lain jahat pada mereka.

Ctar! Bruk!

"Pergi dariku! Kau telah merebut segalanya yoon, bahkan aku memberikan mu kebahagiaan tapi kau malah menyia-nyiakan nya! Kau bukan lagi kembaran ku, setelah lulus nanti aku akan pergi ke amerika." Meninggalkan yoongi yang terkapar di lantai.

"Tidak suga tunggu!" Teriak nya.

Srak! Brak! Wush!!

"Ibu! Ayah!!" Teriak dua anak itu yang terjatuh ke dalam tebing.

Suasana menjadi gelap suga datang memukul wajah yoongi dengan keras, menyalahkan semuanya atas apa yang terjadi membuat keduanya bertengkar hebat.

"Karena mu aku mati! Karena mu ibu tak sayang lagi padaku! Mati kau yoon mati!!" Teriak suga terus memukul dan menusuk yoongi sampai memunculkan darah.

Hoseok yang sedang duduk terkejut melihat yoongi mengeluarkan air mata apa yoongi bermimpi buruk? Pasti sakit dan kesepian berada di dalam mimpi itu.

"Kenapa kau menangis yoon?" Lirih hoseok mengusap air mata itu.

Dual personality(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang