Author Pov
Ricky mengajak Lidya ke sebuah resto klasik bergaya eropa dengan sajian menu khas dari eropa barat. Setelah dua tahun berpisah perasaan Ricky tentu saja sudah berbeda dari tahun-tahun lalu. Dia hanya mencoba menghargai Lidya yang datang menemuinya setelah perpisahan secara mendadak itu.
"Aku tinggal di Belanda setelah kita berpisah."
"Ya, aku tahu." Jawab Ricky menenggak sampanye.
"Maaf, aku udah buat kamu terluka." Lidya hanya menatap makanan yang disajikan pramusaji. Dia sama sekali tidak berselera untuk melahap confit de canard—makanan khas Paris yang berbahan utama bebek.
"Itu udah lama berlalu."
Hening.
"Aku dengar kamu lagi deket dengan putri salah satu rekan bisnis ayahmu."
"Aku nggak deket sama siapa-siapa."
Mendengar jawaban Ricky mata Lidya berbinar cerah. "Oh ya?"
"Ya."
Lidya tersenyum pada Ricky. Dia melihat ada peluang di sana. Dia ingin kembali pada Ricky. Kembali pada pria yang ditinggalkannya tanpa alasan yang jelas.
"Bagaimana kabar Elsa?"
"Baik. Elsa menganggap salah satu karyawanku sebagai ibunya."
"Hah?"
"Dia memanggil mommy salah satu karyawanku."
Di pikiran Lidya orang yang Elsa panggil mommy adalah orang yang sudah berumur sekitar 40-an tahun. Wanita yang sudah memiliki suami dan anak hingga Elsa merasa nyaman dan memanggil wanita itu sebagai mommy-nya.
"Dia pasti wanita yang sangat anggun dan keibuan." Puji Lidya.
Namun, bayangan tentang Davina di mata Ricky adalah tentang seberapa seringnya Davina mengupil diam-diam saat rapat, berapa porsi makanan yang sering dipesan di kantin, dan seberapa sering dia mengomeli Ricky. Jauh dari kesan anggun dan keibuan.
"Aku ingin bertemu dengannya." Lidya menyampaikan keinginannya dengan senyuman.
"Nggak usah." Ricky mulai menyantap makanan western-nya.
"Kenapa? Aku juga ingin bertemu dengan Elsa. Dia masih inget aku kan?"
Ricky terdiam sesaat. "Aku nggak tahu."
"Kalau dia ketemu sama aku lagi apa dia inget kalau aku juga pernah dipanggil mommy."
"Oh ya? Kapan? Aku nggak pernah denger Elsa panggil kamu 'mommy'."
"Waktu Tante Sania menyuruh Elsa manggil aku 'mommy'."
"Oh."
"Jadi kapan aku bisa ketemu sama Elsa?"
"Elsa sekarang banyak kesibukan. Dia ikut les piano dan les matematika." Dusta Ricky.
Dia belum ingin Elsa bertemu Lidya karena dia yakin Elsa pasti lupa pada Lidya. Bagaimana bisa anak sekecil Elsa ingat dengan orang yang udah 2 tahun lamanya tidak bertemu?
"Siapa nama karyawan yang dipanggil Elsa 'mommy' itu?"
"Namanya Davina."
Davina...
Lidya memiliki keinginan untuk bertemu Davina. Entah kapan tapi dia akan menemui Davina. Wanita yang pastinya sudah sangat dewasa dan keibuan. Lidya yakin usia Davina sudah mencapai usia 40-an. Memiliki suami dan anak-anak.
***
Saat jam istirahat dan Ricky melewati kantin dia berhenti sejenak. Melihat meja Davina, Shopia dan Karina. Di sana Davina terkekeh-kekeh melihat Shopia yang entah sedang menceritakan apa hingga membuat Davina dan Karina terbahak-bahak. Tawa mereka memenuhi ruangan kantin.
"Apanya yang anggun dan keibuan?" Ricky menggelengkan kepalanya mengingat perkataan Lidya tentang Davina yang anggun dan keibuan.
Davina menjambak rambut Shopia karena gemas dengan cerita Shopia. Entah apa yang Shopia ceritakan hingga Davina terlihat begitu gemas pada Shopia.
Ricky begidik ngeri saat membayangkan kalau Davina menjambak rambutnya seperti cara Davina menjambak rambut Shopia.
"Aku nggak mungkin naksir sama perempuan kaya Davina." Ricky hanya berusaha meyakinkan diri kalau dia tidak mungkin menyukai Davina.
***
Sebuah pesan terkirim dari seorang konsultan sekaligus sahabat Dhea—Wulan.
Lidya udah ada di Indonesia. Dia tadi ketemu sama Ricky di resto western. Hati-hati, Dhe. Lidya berbahaya. Kamu perlu waspada.
Dhea membaca pesan itu dengan hati was-was. Pesan dari Wulan seperti sebuah alarm tanda bahaya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Boss
RomanceAdult Romance 21+ !!!Kayaknya semua yang aku lakuin itu salah deh di mata si Ricky ini. Semuanya serba salah. Kalau aja aku ini keturunan penyihir udah aku kutuk deh nih orang. Udah songong, sombong, banyak tingkah. Sok ganteng dan sok apa lagi ya...