Author Pov
Dhea tersenyum lebar melihat rencana awalnya berhasil meskipun dia harus merendahkan diri di hadapan Ricky. Ini adalah jalan yang diambilnya sebagai wanita yang berusaha merebut milik orang lain. Karena baginya seharusnya Ricky dan dia yang menikah bukan Ricky dan Davina.
Dhea nggak peduli pada apa pun. Dia hanya peduli pada dirinya sendiri. Apa pun akan dilakukannya demi bisa mendapatkan Ricky. Dia yakin apa yang dilakukannya nggak akan sia-sia. Dhea lupa kalau cinta nggak bisa dipaksa dan nggak semua hal bisa didapatkan di dunia ini.
Dhea menyesap tehnya. Dia menatap Davina dengan senyuman licik yang ditutupi cangkir tehnya.
Davina awalanya enggan bertemu dengan Dhea tapi, Karina dan Shopia menyuruhnya mengiyakan ajakan pertemuan dengan Dhea. Dan di sanalah Karina dan Shopia duduk. Berjarak dua meja dari meja Dhea dan Davina.
Karina dan Shopia terpaksa bolos kerja dengan alasan sakit. Demi solidaritasnya yang tinggi pada istri CEO mereka yang tak lain dan tak bukan adalah sahabat mereka sendiri. Meskipun yang mereka lakukan merugikan diri mereka sendiri, mereka nggak peduli. Mereka peduli pada keberlangsungan hidup Davina yang akan menjadi backingan terkuat mereka saat Ricky misuh-misuh masalah pekerjaan yang nggak beres-beres.
Karina dan Shopia menggunakan pakaian serba hitam layaknya ddtektif di film-film yang mereka tonton termasuk topi dan kacamata berwarna senada dengan pakaian yang mereka kenakan.
"Kamu pasti udah denger kabar ciuman aku dan Ricky di kantor?" Dhea berkata dengan senyum miring kemenangan seakan selangkah lagi dia akan menggantikan posisi Davina.
"Ya."
"Maaf, apa pun pembelaan Ricky itu nggak membuat ciuman kami tak memiliki makna."
"Terserah." Jawab Davina jauh dari kata anggun.
Karina dan Shopia saling berbisik dan bahkan saling menerka jawaban-jawaban edan Davina ketika Dhea terus mengoceh.
"Kamu nggak marah sama Ricky?"
"Nggak. Kamu kalau mau tidur sama dia juga nggak papa. Yang tergila-gila kan Ricky. Aku sama sekali nggak. Kamu juga tahu kan sikap dia sama aku saat aku masih kerja sama dia. Kamu juga tahu kan kaya gimana sikap aku ke dia. Jadi, ya, terserah kalian aja." Kata Davina pura-pura meskipun dia nggak akan rela Dhea menikmati tubuh Ricky.
Wajah Dhea menatap heran Davina.
"Well, tolong ya, Ricky itu tergila-gila sama aku. Dia cinta mati sama aku. Kalau nggak ngapain dia mau nikahin aku dibandingkan kamu. Coba pikir deh, ngapain susah-susah nikahin aku hanya karena Elsa manggil aku 'mommy' nggak masuk akal kan. Ya, karena sebenarnya Ricky itu naksir berat sama aku. Jadi, kalau hanya ciuman aja kamu banggain, aku dan Ricky bahkan udah..." Davina sengaja menggantungkan kalimatnya untuk memanas-manasi Dhea.
Agaknya Dhea salah cari lawan. Davina mungkin nggak lahir dari keluarga kaya raya seperti Dhea tapi Davina begitu diinginkan Ricky. Salah satu hal yang membuat Dhea iri pada Davina. Dan rasa iri itu merubahnya menjadi anak polos yang licik.
"Nggak cuma sekali tapi berkali-kali bahkan bisa semalaman." Kata Davina yang ingin terkekeh setelah selesai mengatakan kalimat vulgarnya itu.
Dibalik majalah yang menutupi wajah Karina dan Shopia, mereka tertawa kecil mendengar ocehan Davina yang out of the box. Mereka sempat mengkhawatirkan Davina tapi orang seperti Davina memang nggak perlu dikhawatirkan.
Wajah Dhea memerah. Dia meradang. Dia pikir dengan ciuman itu bisa membuat mental Davina menciut karena jika dibandingkan dengan dirinya saja bisa membuat Davina insecure tapi Dhea salah. Dialah yang sebenarnya insecure. Dialah yang mentalnya menciut.
"Kami nggak pake pengaman loh, Dhe." Tambah Davina.
"Sepertinya sebentar lagi aku akan mengandung anak kami." Davina membelai perutnya seolah-olah ada bayi di dalam sana.
Dhea nggak bisa membayangkan semua perkataan Davina mengenai Ricky. Apakah benar Ricky menyentuh Davina seperti yang Davina katakan? Kalau iya, kenapa Ricky bisa melakukan itu pada Davina yang notabene bukan dari keluarga kaya? Davina—wanita biasa yang dimata Dhea sama sekali nggak terlihat spesial. Bagaimana Ricky bisa melakukannya?
"Ricky terpaksa menikahi kamu." Dhea mulai mengarang lagi.
"Terpaksa kenapa?" Davina haus, dia menenggak tehnya hingga habis.
"Karena Elsa. Elsa menganggap kamu mommynya karena wajah kamu mirip mommy Elsa."
"Iya, masa hanya karena Elsa, Ricky menikahiku. Coba deh, kamu pikir, tanpa menikahiku juga Elsa bebas kok manggil aku mommy, tante atau apa pun itu."
"Karena Ricky sangat sayang pada Elsa."
Davina terdiam sesaat sembari memperhatikan Dhea yang mulai tampak mengkhawatirkan.
"Jadi, menurutmu Ricky menikahiku karena Elsa doang?"
Dhea mengangguk anggun. Dia menyembunyikan perasaannya yang gelisah, takut dan cemas dari Davina. Dhea mencoba tampil seanggun dan setenang mungkin.
"Kalau memang itu menurut kamu ya, terserah sih. Soalnya, kemarin Ricky baru aja bilang kalau dia sayang banget sama aku sambil nyiumin dada aku—"
"Hentikan!"
Dhea menggebrak meja membuat orang-orang menatapnya pun dengan Karina dan Shopia yang bersiap bertarung kalau sampai Dhea menyerang Davina secara brutal.
Tapi, Karina dan Shopia yakin kalau Davina akan baik-baik aja meskipun diserang secara brutal oleh Dhea. Tubuh Dhea lebih kecil dibandingkan Davina. Davina juga dulu atlet beladiri pas di sekolah. Pernah ikut lomba dan juara.
Dhea menatap Davina penuh dendam.
"Kenapa harus dihentikan?" tanya Davina menantang.
***
Jangan lupa vote dan komentarnya yaa ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Boss
RomanceAdult Romance 21+ !!!Kayaknya semua yang aku lakuin itu salah deh di mata si Ricky ini. Semuanya serba salah. Kalau aja aku ini keturunan penyihir udah aku kutuk deh nih orang. Udah songong, sombong, banyak tingkah. Sok ganteng dan sok apa lagi ya...