Possessive Boss - 28

309 38 1
                                    

Author Pov

Ricky memandangi foto-foto pernikahannya dengan Davina. Sosok wanita yang bisa dikatakan jauh dari kata anggun dan elegan. Sangat berbeda jauh dari semua mantan-mantannya. Dia senyum-senyum sendiri mengingat betapa konyolnya dia dan Davina.

"Pak Ricky ini emang kurang kerjaan apa gimana sih selalu aja nyari-nyari kesalahan saya. Perihal buka kemeja aja saya salah. Saya pake kaos loh, Pak. Nggak telanjang dada. AC kantor mati dan saya nggak kuat sama panas. Kalau boleh saya kerja di ruangan Pak Ricky aja." Davina melotot pada Ricky saat Ricky memberinya surat peringatan satu.

Sejak itu dia tahu ada sesuatu yang selalu menariknya untuk dekat dengan Davina. Untuk selalu mendekat dan mengusili Davina. Dia senang membuat Davina marah-marah dengannya. Gengsinya terlalu besar untuk mengakui ketertarikannya pada Davina.

"Hoaammm...." Davina menguap lebar.

Ricky cepat-cepat melempar album fotonya di meja.

Davina duduk seperti cara Elsa duduk di sofa. Menghentak dan mengejutkan.

Dia melirik Ricky.

"Apa?" Tanya Ricky dingin.

"Nggak papa." Jawab Davina nggak kalah dingin dari Ricky.

"Terus ngapain duduk di sini?"

"Elsa udah tidur."

Dahi Ricky mengernyit. "Terus?"

"Ya, nggak terus-terus. Saya cuma ngasih tahu aja."

Hening.

Meskipun kemaren agak teler tapi Ricky masih sadar dengan apa yang dilakukannya pada Davina. Ya, dia sadar sesadar-sadarnya. Tapi, dia selalu gengsi untuk memberitahu Davina kalau dia menginginkan Davina bukan hanya sebagai partner untuk urusan pernikahan mereka. Tapi, lebih dari partner urusan proposal pernikahan.

"Katanya Pak Ricky ciuman sama Dhea di kantor ya?"

"Uhuk... uhuk..." Ricky terbatuk-batuk. Dia curiga kalau Davina tahu soal ini dari Karina dan Shopia. Lagian siapa sih yang ciuman orang Dhea yang nyosor duluan. Itu pun cepat-cepat Ricky tepis.

"Kenapa batuk?"

Ricky menatap Davina. Pertanyaan Davina malah membuatnya makin bingung.

"Oh, berarti iyaya, Pak Ricky ciuman sama Dhea di kantor?" Davina tampak marah. Matanya melotot pada Ricky.

Ini bukan pertama kalinya Ricky kena sembur Davina. Tapi, ini soal yang berbeda.

"Pak Ricky ini seenaknya sendiri aja, ngelarang saya punya hubungan sama yang lain tapi sendirinya malah kaya begitu." Davina benar-benar marah.

"Bu-bukan begitu ceritanya."

"Bukan begitu bagaimana? Bisa-bisanya sih Pak Ricky ini!" Davina berdiri. Tangannya diletakkan di pinggang. Dia menatap kesal Ricky seolah-olah Ricky sudah melakukan dosa besar.

"Dav, jangan teriak-teriak nanti Elsa bangun." Ricky ikutan berdiri mencoba menenangkan Davina.

"Biarin aja, biar dia tahu kaya apa papahnya!" Sewot Davina lagi.

"Astaga, Davina..." Ricky mulai ketakutan.

Davina pergi ke kamarnya, Ricky mengejarnya. Namun, pintu kamar Davina udah dikunci dari dalam sehingga Ricky nggak bisa masuk.

"Dav," Ricky mengetuk pintu kamar Davina.

Nggak ada jawaban dari dalam sana.

"Aku bisa jelasin." Katanya lagi.

"Nggak usah!" Sembur Davina dari dalam kamar.

"Dav, ayolah, aku bisa jelasin semuanya. Aku nggak suka kamu marah-marah begini."

Oke, sekarang mereka persis pasangan suami-istri yang beneran. Davina marah karena cemburu dan Ricky mencoba menjelaskan.

Ricky mengembuskan napas dengan kesal.

"Pergi dari sana! Aku nggak mau dengerin penjelasan Pak Ricky."

***

Davina serius marah. Dia nggak bercanda. Dan ya, keesokan paginya Ricky merasa diabaikan Davina. Davina hanya membuat sarapan untuk Elsa dan sepanjang pagi itu Davina hanya terdiam. Saat Ricky berbicara dengannya pun Davina mengabaikannya seolah nggak mendengar apa pun.

Setelah Ricky mengantarkan Elsa sekolah bukannya ke kantor dia kembali ke rumah. Melihat Davina sedang mencuci piring, Ricky mendekatinya.

"Dav, aku mau jelasin semuanya. Ya, kemaren memang ada adegan ciuman tapi Dhea yang menciumku. dan itu pun aku cepet-cepet menepisnya. Aku cepet-cepet mundur. Aku nggak tahu kalau Dhea bakal nyium aku."

Davina menoleh dengan wajah yang makin heran. "Adegan ciuman?"

Ricky tahu kalau dia salah menggunakan kata-kata. "Maksudku, bukan adegan ciuman yang gimana-gimana. Dhea nyium aku dan aku langsung mundur begitu."

"Tadi bilang adegan ciuman berarti kalian berciuman dulu kan?" Mata Davina menyipit menatap Ricky.

"Dav, bukan itu maksudku."

Davina menghentakkan pisau yang basah di atas cucian piring dengan keras. "Nggak usah ngejelasin apa-apa lagi!"

***

Baca juga cerita aku yang on going lainnya ya, Marriage With Benefits, Married With The Bad Actor dan Boss and Secretary.

Thank you ^^

Possesive BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang