Author Pov
"Bagaimana rasanya menjadi suami Davina?" Tanya Dhea yang datang ke kantor Ricky.
Dia tampil berbeda dari biasanya hingga tampak pangling dan membuat orang-orang kantor terkejut melihatnya yang mengenakan pakaian, tas dan seperti branded sekelas louis vuitton dan Gucci.
Jefry dan Aldy sempat ternganga, mereka ingin menyapa namun enggan melihat Dhea yang sepertinya tidak mengenal mereka lagi. Apalagi Dhea membuang wajah saat berpapasan dengan mereka.
"Menyenangkan, tentunya." Jawab Ricky dengan senyum lebar seolah-olah dia bahagia menjadi suami Davina.
"Aku nggak nyangka kalau kamu bakalan menjilat omonganmu sendiri. Kamu bilang nggak mungkin kamu sama Davina, tapi nyatanya kamu sama dia." Ada nada kekecewaan dari suara Dhea.
Ricky lupa kalau dia pernah mengatakan hal demikian. Dia memutar bola matanya, berpikir sejenak. Mencari alasan agar Dhea stop mengejarnya. Dia sama sekali tidak memiliki perasaan apa pun pada Dhea. Semakin Dhea menginginkannya, semakin Ricky ingin menjauh darinya.
"Aku nggak tahu kalau ternyata aku bisa senaksir itu sama Davina."
"Kamu bohong." Dhea menatap Ricky dengan tatapan menyelidiki. "Nggak mungkin kamu naksir sama Davina. Apa yang membuat kamu memilih menikah dengan Davina. Aku yakin kamu nggak pernah mau sama Davina. Dan aku yakin ada sesuatu yang kamu sembunyiin dari aku."
"Aku nggak nyembunyiin apa-apa dari kamu. Aku memang senaksir itu sama Davina. Aku sendiri baru menyadarinya setelah aku dan Davina..." Ricky menggantungkan kalimatnya.
Dia berkata seolah sangat bahagia bersama Davina. Pikirannya tertuju pada malam dia dan Davina bersama hingga tertidur karena kelelahan.
"Well, aku tergila-gila pada Davina. Dia menakjubkan!" Ricky sengaja memanas-manasi Dhea dan berharap agar Dhea sadar kalau Ricky memang tidak pernah menyukainya."
"Aku tahu kamu berbohong, Ricky. Aku tidak akan menyerah sampai aku tahu alasan kamu menikahi Davina."
"Alasanku menikahi Davina adalah karena aku menyukainya dan menyayanginya. Aku sangat sayang dan cinta pada Davina. Jadi, stop berasumsi yang nggak-nggak."
"Tetep aja aku tidak percaya dengan ucapan kamu, Rick. Nggak masuk akal kamu menolak perjodohan kita dan menikahi karyawan kamu sendiri yang notabene nggak selevel dengan kamu." Dhea keukeuh kalau pernikahan Ricky dan Davina ada yang disembunyikan.
Ricky kesal. Tapi, dia mencoba bersikap tenang. Melelahkan berdebat dengan wanita yang seperti Dhea ini. Mengesalkan! Apa pun alasannya dia menikahi Davina itu bukan urusan Dhea.
"Oke, aku akan jujur sama kamu. Aku menyukai Davina sebelum aku mengenal kamu. Dan ya, Davina—wanita yang tepat untuk menjadi istriku setelah..."
Ricky membayangkan Davina yang masih menjadi karyawannya. Betapa menjengkelkannya Davina, tapi anehnya itu membuatnya rindu saat Davina tidak masuk kerja karena alasan sakit atau cuti.
"Setelah aku mengenalnya lebih lama apalagi Elsa menganggap Davina sebagai ibunya."
Dhea menatap kesal Ricky. "Jangan bohong kamu, Rick! Pasti ada sesuatu yang kamu sembunyiin dari aku. Kamu nggak akan menikahi Davina tanpa alasan yang jelas kan? Davina itu nggak setara sama kamu. Aku yang lebih cocok jadi istri kamu, Rick!" Dhea mulai kehilangan kendali.
Ricky terdiam menatap Dhea yang mulai lost control. Dalam kediamannya Ricky mencoba berpikir keras agar bisa mengusir Dhea dari kantor tanpa memanggil sekuriti. Karena kalau sampai dia memanggil sekuriti ini akan jadi masalah bagi perusahaannya karena ayah Dhea adalah salah satu investor di perusahaan yang dikelola Ricky meskipun jumlah investasinya tidak sebanyak investor-investor lainnya.
"Aku jawab jujur tetep aja di mata kamu aku bohong. Jadi, ya, terserah kamu aja sih. Terserah asumsi kamu aja. Aku harus melanjutkan pekerjaanku. Nggak ada waktu buat ngurusin pertanyaan-pertanyaan konyol kamu."
Dhea menarik dasi Ricky dan mengecup bibir pria itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Boss
RomanceAdult Romance 21+ !!!Kayaknya semua yang aku lakuin itu salah deh di mata si Ricky ini. Semuanya serba salah. Kalau aja aku ini keturunan penyihir udah aku kutuk deh nih orang. Udah songong, sombong, banyak tingkah. Sok ganteng dan sok apa lagi ya...