"Melayani apa, Dav?" tanya mereka.
Aku memutar bola mata jengah. Pasti mereka lagi berpikiran kotor.
"Nyiapin air panas buat mandi, nyiapin makanan, nyiapin tetek bengek lainnya."
Ekspresi Shopia dan Karina tampak kecewa.
"Kupikir melayani Pak Ricky di atas ranjang." Desis Shopia.
"Pikiran lo, Shop." Karina menyenggol lengan Shopia.
"Lo juga pikirannya ke situ kan." Terka Shopia yang dibalas anggukan dan senyuman penuh arti dari Karina.
***
Setelah menyiapkan air panas di bath aku dikejutkan dengan kehadiran Ricky di belakangku.
"Pak Ricky ngagetin aja deh." Semburku.
"Saya mau berendam, airnya jangan panas-panas."
"Iya, ini udah dikasih air dingin."
"Kamu sama mereka ngomongin apa aja?"
"Mereka siapa?"
"Itu Shopia sama Karina."
"Oh, ngomongin Dhea sama Lidya. Banyak yang patah hati kayaknya gara-gara Pak Ricky nikah sama saya."
"Hobi banget sih ngomongin orang." Katanya sembari membuka kaus tanpa lengan.
"Eh," Aku menutup kedua mataku dengan tangan. "Pak Ricky mau lepas celana juga di sini?"
"Ya, makanya kamu cepetan pergi apa tunggu saya usir? Atau kamu mau di sini aja. Nemenin saya mandi begitu?"
"Ih, Pak Ricky apaan sih." Aku berlalu dengan raut wajah kesal dan meninggalkannya di kamar mandi.
Ada hal-hal yang perlu aku tahu tentang Ricky salah satunya adalah tentang perasaannya padaku. Apa iya dia ngajuin proposal pernikahan hanya karena Elsa manggil aku 'mommy' dan menganggap kalau aku ini ibunya. Kalau iya, itu artinya Ricky sayang banget sama Elsa bahkan mengorbankan hidupnya untuk kebahagiaan Elsa. Dan lagi, kenapa Elsa manggil aku 'mommy' apa iya semudah itu Elsa menganggapku sebagai ibunya?
Ponselku berdering. Sebuah pesan dari Kevin.
Aku ingin ketemu kamu. Kapan ada waktu, Dav?
Aku mau aja ketemu Kevin tapi aku bakalan dimarahin abis-abisan sama Ricky karena menemui mantan kekasihku. Aku lagi berada di posisi sulit. Aku harus bagaimana ini?
Selama menikah Ricky belum menyentuhku sama sekali. Oh ya, aku lupa dia kan hanya ingin menyenangkan dan membahagiakan Elsa. Aku mungkin tidak ada artinya di mata dia. Well, aku berniat tidur dengan Elsa setelah menyiapkan makan malam untuk Ricky.
***
Aku membuatkan Ricky nasi goreng. Aku nggak menyangka dia menghabiskan satu piring nasi goreng buatanku tanpa mengeluh dan protes. Biasanya dia akan selalu mengeluh dan protes soal nasi goreng ini.
Ponsel Ricky berdering.
"Sialan!" umpatnya.
"Kenapa Pak?"
Wajahnya mulai panik setelah membaca pesan di ponselnya.
Dia menatapku. "Lidya udah ada di depan pintu dan aku nggak bisa nemuin dia. Aku mau kita ciuman."
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Boss
RomansaAdult Romance 21+ !!!Kayaknya semua yang aku lakuin itu salah deh di mata si Ricky ini. Semuanya serba salah. Kalau aja aku ini keturunan penyihir udah aku kutuk deh nih orang. Udah songong, sombong, banyak tingkah. Sok ganteng dan sok apa lagi ya...