DATE WITH BENEFIT - PART 6

789 29 0
                                    

Sebelum baca part ini aku saranin buat baca Additional Part 5 (The Other Side of Anindita) di Karyakarsa (laquittaailiseu) dulu sebelum lanjut, karena dari situ kalian akan tahu sisi lain dari Anindita yang ngga banyak orang tahu. Kalo ngga baca juga ngga papa, kalian bakalan tetep paham kok sama jalan cerita selanjutnya. 

Link Karyakarsa ada di bio. Bisa juga langsung di search username aku laquittaailiseu. Jangan lupa follow Instagram aku ya, di sana kalian bisa baca cerita Date With Benefit ini versi AU dan juga info lainnya. Thank's.  

***

Dentuman suara musik yang cukup memekakan di sebuah ruangan yang dipenuhi dengan asap rokok serta bau alkohol membuat salah satu pria yang sudah sudah kehilangan kesadaran sejak dua puluh menit yang lalu enggan untuk meninggalkan tempat itu. "Lagi," pintanya kepada seorang bartender untuk menuangkan minuman berkadar alkohol tinggi yang sudah tak terhitung lagi entah gelas ke berapa.

Sang bartender yang cukup familiar dengan pria tersebut pun hanya geleng-geleng kepala melihat temannya yang sudah teler itu sembari menuangkan apa yang pria itu minta. "Cewek mana lagi sih, Nath, yang bikin lo kaya gini?"

Pria itu adalah Nathaniel Elang Daneswara, teman SMP sang bartender. Sepanjang perjalanannya menjadi seorang bartender di salah satu tempat hiburan ternama, Nathan memang sesekali datang ke sana untuk melepas penat. Walaupun demikian, pria itu tak akan pulang dalam keadaan mabuk kecuali karena satu hal, yaitu soal wanita.

"Nath, Nath. Kehilangan proyek puluhan milyar aja lo bisa santai, masa cuma gara-gara cewek aja lo sampai ngga berdaya kaya gini? Come on, Dude! Modal tampang aja lo bisa bikin cewek klepek-klepek tahu nggak." sindir sang bartender mengingatkan soal profesi Nathan yang tak main-main hingga membuatnya menjadi jajaran pria muda berdompet tebal.

Sindiran itu pun membuat Nathan tersenyum miris. "Percuma ganteng, tapi dimanfaatin doang. Padahal cinta gue tulus sama dia." Racau Nathan membuat dahi sang bartender mengerut.

"Emang siapa yang manfaatin lo?"

"Dia." Jawab Nathan sambil menujuk seorang wanita dengan pakaian yang sangat tidak cocok dipakai ke tempat hiburan malam hingga membuat beberapa pasang mata menatapnya dengan pandangan aneh. Bagaimana tidak aneh? Bukannya berpakaian minim, wanita itu justru dengan pede-nya pergi ke diskotik dengan setelan piyama bergambar Hello Kitty. "Dia yang udah boongin gue," lanjutnya setengah sadar.

Terlihat nyata namun masih tak percaya dengan wanita bersetelan piyama Hello Kitty yang memiliki paras serupa dengan sang kekasih. "Lihat, dia bahkan mirip banget sama cewek gue, cewek yang udah boongin gue." Ungkap Nathan di dalam racauannya ketika Anindita sudah di depan pria itu.

Perjuangan Anindita menelepon Nathan berulang kali akhirnya membuahkan hasil dan berujung membuatnya terdampar di ruangan yang membuat telinga sakit dan dadanya terasa sesak.

"Lihat! Dia bener-bener mirip sama cewek gue." Nathan kembali meracau ketika Anindita sudah berada di depannya.

"Lo pacar Nathan?" tanya sang bartender.

"Iya, gue pacarnya Nathan. Lo yang angkat telepon gue tadi?" balas Anindita.

"Iya, sorry gue tadi gue lancang ngangkat telepon cowok lo, brisik banget dia dari tadi." Anindita menatap nanar Nathan yang tengah meletakkan kepalanya di meja bar. Wajahnya terlihat sangat lelah hingga membuat dada Anindita seketika nyeri.

"Ngga papa kok. Justru gue yang harusnya berterimakasih sama lo. Thank's ya." Sang bartender mengangguk lalu pamit pergi untuk mengantarkan minuman yang di pesan seseorang di ujung bar. "Don't worry. Gue sama Nathan kebetulan temen SMP, jadi ngga perlu sungkan. Oh ya, sorry gue tinggal dulu."

Date With BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang