Kumpulan ide yang tidak sempat terealisasikan
warning❗
- harsh words
- bxb
- mature content
please be a smart reader. if you don't like it just don't read it
Kalo ditanya gimana ceritanya kapten futsal dari Teknik Industri bisa pacaran sama Angel nya Teknik Informatika, kayaknya nggak ada yang tau, seperti apa cerita awal mula nya.
Apalagi sejak awal mereka nggak pernah keliatan ada interaksi apapun, tapi tau-tau gosip 'kayaknya mereka pacaran' udah nyebar kemana-mana. Dan yang bikin lebih syoknya lagi, yang punya nama nggak tau kalo mereka digosipin pacaran.
"Lo udah digosipin pacaran begitu, kenapa nggak pacaran beneran sekalian?" Tanya Beomgyu, temennya si kapten futsal itu. Yang ditanya malah ketawa. "Lah gua aja nggak tau yang mana orangnya, gimana gua bisa deketin dia?" Kata Sungchan santai sambil nendangin bola ke arah gawang. Temennya ini cuma ngehela napas. "Padahal dia suka seliweran di mahasiswa hits kampus," balas Beomgyu. "Apa yang bisa lo harepin dari orang yang cuma tau bola doang, Gyu?" Kata Jeongin, teman mereka yang lainnya.
"Si bego itu otaknya cuma bola doang, ntar kalo ketemu orangnya juga, mungkin dia bakalan—" "—awas!!"
Suara bola mengenai kepala seseorang yang sedang berjalan pun terdengar menyakitkan. Membuat sang pelaku menghampiri korban dengan rasa bersalah. "Maaf kak! Maaf saya nggak sengaja!" Kata Sungchan sambil mendekati orang itu. Pas di depan orangnya, Sungchan makin melotot, soalnya ini orang berdarahnya udah kayak orang pendarahan, mau nggak mau dia harus bawa orang itu ke IGD.
Sungchan udah mondar-mandir nggak karuan pas tau ternyata orangnya butuh penanganan selama itu. Bahkan dia sempet kena omel sama suster, karena korbannya ini mengalami sedikit kesulitan pembekuan darah. Membuat Sungchan makin merasa bersalah.
"Lain kali harus dijaga pacarnya, Mas! Jangan sampai luka sedikitpun! Kalau sampai begini kan bisa bahaya buat nyawa nya juga!" Omel perawatnya. Sungchan cuma bengong. Gimana ceritanya orang asing dianggap pacar dia?
Dan ternyata, setelah orangnya sadar dan berkenalan, Sungchan paham yang mereka maksud dengan pacarnya. Selain itu, Sungchan memberanikan diri untuk menebus kesalahannya dengan menjadi pelindung orang itu. Namun ditolaknya secara halus. Tapi Sungchan juga keras kepala. Dia bener-bener nyari tau asal-usul orang itu sampe jadwal akademiknya juga, demi nyamperin dan bantuin orang itu.
Dan karena itu juga, berita kalo mereka bener pacaran tersebar ke semua jurusan. Jujur bikin Sungchan nggak enak sama orang yang murah senyum dan dipanggil sebagai Shotaro ini. Apalagi Sungchan emang sering ngintilin Shotaro ke sekre BEM—yang notabenenya Shotaro emang anak BEM, buat bantuin dia ngerjain tugas atau sekedar nemenin Shotaro doang.
Karena kelakuannya itu, nggak heran juga sih, orang orang percaya mereka pacaran beneran. Apalagi setelah sekian bulan Sungchan deket sama Shotaro, laki-laki itu jadi tau gimana kebiasaan dan sifatnya Shotaro.
"Chan," panggil Shotaro yang saat itu lagi duduk sambil membelakangi Sungchan yang sedang rebahan di sofa sekre BEM. "Kenapa, kak?" Tanya Sungchan. Shotaro menghela napas pelan.
"Kamu nggak ada niatan untuk berhenti?" Tanya Shotaro hati-hati. "Berhenti dari?" Tanya Sungchan bingung. "Semua ini," jawab Shotaro tanpa berniat berbalik badan dan menatap Sungchan. "......"
"Chan, aku udah lama sembuh, kamu juga nggak perlu jagain aku lagi. Aku udah baik-baik aja. Aku udah nggak apa-apa. Jadi, kamu bisa berhenti, oke?" Kata Shotaro sambil menatap layar laptopnya dengan tatapan kosong. Sungchan menghela napas.
Padahal, akhir yang dia mau bukan seperti ini. Tapi karena Shotaro sudah memintanya sedemikian rupa, Sungchan bisa apa?
"Oke kalo itu mau kakak, kesannya juga aku yang jadinya nambah beban buat kakak, ya?" Kata Sungchan. "Chan! Bukan begitu—," kata Shotaro sambil berbalik dan menatap ke arah Sungchan. Ia tidak dapat mengartikan ekspresi Sungchan saat ini, selain terlihat.....sedih?
"It's okay kak, aku minta maaf karena udah berlebihan dan buat kakak nggak nyaman sejauh ini. Tapi, kalau kakak butuh apa-apa, aku akan ada disana. Tepat di samping kakak," balas Sungchan sambil tersenyum dan beranjak dari sofa. Ia pun berjalan ke arah pintu sekre, dan berhenti sejenak.
"Kakak jangan lupa untuk makan ya, aku habis ini ada kelas. Maaf nggak bisa nemenin kakak lama-lama. Aku kuliah dulu. Sampai jumpa," kata Sungchan sambil membawa ranselnya dan berlalu begitu saja tanpa menoleh lagi.
Shotaro merasakan kekosongan yang luar biasa setelah Sungchan pergi, namun tidak bisa dipungkiri juga, dia merasa lega karena tidak lagi membebani pemuda itu. Namun, entah mengapa, air mata menetes dari matanya, membuat ia kebingungan.
Bukan kah harusnya ia senang? Tapi mengapa menangis?
Dan di sisi lain, Sungchan yang pergi meninggalkan Shotaro begitu saja pun hanya mampu merutuki diri sendiri.
Karena ia seorang pengecut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.