Tale of Us

Always On My Mind (noren)

(Remake from Matsu Kana's manga)

Sebenarnya. Ada seseorang yang renjun suka. Satu.. Dua.. Tiga.. Empat.. Bahkan renjun sampai lupa, sudah berapa kali ia menyatakan perasaan padanya..

"Senpai!* Pulang sekolah mau bareng?" ajak renjun dengan cengiran saat berpapasan dengannya di koridor. Seseorang yang dipanggil senpai itu pun menoleh dengan senyuman tipis khasnya.
"Dasar keras kepala," jawabnya sambil menggelengkan kepala dan mengacak rambut renjun pelan lalu pergi melewatinya begitu saja tanpa jawaban pasti.

Ah.

Rupanya ia ditolak lagi.

Renjun pun buru buru masuk kedalam kelas dan menghampiri temannya yang mengetahui rahasianya tentang rasa suka renjun pada jeno.

"Gimana? Kau ditolak lagi?" tanya pemuda yang bernama Na Jaemin.
"Ehm.. Tidak juga sih. Jeno-senpai ada urusan katanya," jawab renjun. Nanaーnama panggilan Jaemin, hanya menatapnya datar.
"Itu ditolak namanya, Jun," kata Nana malas.
"Iya aku tahu. Tapi nggak perlu di perjelas juga," kata renjun sambil memeluk Nana. Nana pun menepuk-nepuk punggungnya pelan.
"Yayaya, kau sudah berusaha keras," jawab Nana. Namun, saat renjun menolehkan kepalanya keluar jendela, renjun menemukan jeno sedang berjalan bersama teman-temannya diluar. Senyumannya pun kembali cerah.
"Senpai! Sampai jumpa!" teriaknya sambil melambaikan tangan. Jeno terlihat terlonjak kaget dan kemudian mendongakan kepala, menatap kearah renjun.
"Iya! Ini sudah gelap! Sana cepat pulang!" balas jeno sambil berteriak, sebelum ia melambaikan tangan sejenak dan berbalik pergi. Nana yang masih berdiri disamping renjun dan melihat interaksi renjun dengan jeno pun akhirnya berkata, "keren juga kamu," Renjun pun hanya menjawabnya dengan cengengesan.

Iya. Renjun memang ditolak. Tapi, renjun tidak ingin menyerah. Habisnya... Saat ini bukannya ia ingin jadi pacarnya.. Ia hanya ingin keberadaannya dikenal dan melihatnya tertawa. Itu saja sudah membuatnya senang. Mungkin terdengar lucu, tapi ia tidak bercanda. Karena.. Kalau jeno senang, ia juga ikut senang.

"Tutup jendelanya. Ayo kita pulang," ajak Nana. Renjun pun hanya mengangguk antusias dan pulang bersama Nana.

.

Keesokan harinya, renjun bersenandung riang, karena ia berjalan bersama jeno di koridor kelas. Membuatnya bersenandung riang.

"Kau mau mengikutiku sampai mana?" tanya jeno datar sambil membawa buku di tangannya.
"Sampai ke perpustakaan!" jawabnya riang.
"Kok tahu?" tanya jeno heran.
"Hehe. Aku sudah cari tahu semua tentang senpai! Ah iya! Senpai pulang sekolah senggang nggak?" tanya renjun semangat.
"Nggak," jawabnya singkat.
"Eh? Lagi?" tanya nya kaget.
"Kamu tuh..." jeno menjeda perkataannya sejenak, "kalau pulang, saya bisa berubah jadi monster loh. Bisa apa kamu nanti?" kata jeno serius. Mendengar perkataan jeno, renjun justru membayangkan jeno menjadi sosok samoyed berukuran besar. Dan terlihat seperti menunggu majikannya. Membayangkannya saja, sudah membuatnya gemas.

"Wah! Aku mau lihat! Senpai pasti sangat lucu!" jawab renjun riang. Sesaat jeno terdiam, sebelum akhirnya ia tertawa.
"Hahahaha. Sebenarnya apa yang ada di kepalamu? Pemikiranmu aneh sekali," balas jeno setelah tawanya mereda. Renjun pun cemberut.
"Itu bukan bahan tertawaan tahu!" kata nya kesal. Jeno pun masih terlihat menahan tawanya.
"Iya deh. Saya berlutut mohon maaf nih," kata jenobsambil menahan tawa.

"Bukan begitu maksudku!" jawabnya bersikeras. Jeno lagi lagi hanya tertawa pelan sambil mengusak rambut renjun pelan. "Udah sana kembali ke kelas," kata jeno lembut. Perlakuannya yang hangat, membuatnya terdiam dan bertanya tanya.
'Senpai nggak pernah begini sebelumnya,' kata renjun dalam hati.

"Senpai.. Siapa orang yang senpai sukai?" tanya renjun pelan. Jeno pun terkekeh.
"Dasar kepo," balasnya singkat.
"Tapi, nggak ada lagi orang yang sekepo aku loh! Gimana senpai?" tanya nya bersikeras. Jeno yang berjalan menjauh pun menjawab, "jangan ngomong begitu. Hahaha. Sampai nanti, Renjun,". Renjun pun menuruti permintaannya dan memasuki ruang kelasnya.