Kumpulan ide yang tidak sempat terealisasikan
warning❗
- harsh words
- bxb
- mature content
please be a smart reader. if you don't like it just don't read it
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
c
w/tw misgendering character, mpreg, minor death, etc.
Bumantara/Tara = Jihoon Mandala = Mingyu
###
Terlahir sebagai anak tunggal di keluarga cukup berada membuat sosok Bumantara Sangga Yudhistira—atau yang biasa dikenal dengan nama Tara ini—tidak pernah memimpikan hal-hal apapun. Ia sudah terbiasa untuk dibebaskan namun tetap diberikan tekanan untuk memiliki pasangan di usianya yang menginjak 27 tahun nanti. Dan tahun ini, tepat usianya mencapai 26 tahun, sehingga ia hanya mempunyai waktu satu tahun untuk mencari pasangan yang setidaknya setara menurut keluarganya.
Sudah berkali-kali temannya memperkenalkan dia dengan banyak orang baru, namun tidak ada satu pun yang berhasil menarik perhatian orangtuanya. Membuat Tara hanya bisa memijat pelipisnya, ia pusing dengan semua ini.
“Lo nggak coba iyain aja soal perjodohan itu?” tanya temannya, Satya yang memiliki rupa seperti kelinci.
“Masalahnya, kalo gua tau siapa orangnya, mungkin gua udah bisa cari tau profilnya. Tapi ini gua nggak dikasih clue apapun, Sat! Gimana gua bisa nerima?!” kata Tara sedikit emosi. Teman yang lainnya pun menenangkan Tara. Kasian soalnya, Satya udah keliatan ketakutan ngeliat Tara ngamuk.
“Atau nggak, coba tanya Caraka temen sesama produser lo itu, siapa tau temennya ada yang jomblo. Yaa lumayan buat membungkam pertanyaan-pertanyaan ortu lo itu sementara waktu,” saran Hosea, teman Tara.
“Gua nggak suka berondong,” tolak Tara cepat.
“Lah kalo nanti ternyata jodoh lo berondong gimana?” tanya Satya.
“Halah, palingan juga out of listnya nyokap bokap. Kan mereka maunya yang lebih tua dari gua, supaya bisa bimbing gua katanya. Hahaha. Emangnya gua domba yang tersesat jauh apa?” kata Tara sambil tertawa remeh. Kedua temannya menghela napas. Tara yang keras kepala memang sulit untuk digoyahkan.
“But, I have no idea, siapa lagi yang bisa diajak kerja sama,” kata Tara lesu.
“Kak Theo gimana?” tanya Hosea.
“Nggak. Gua takut sama Bang Jonathan,” kata Tara jujur. Satya ketawa, dia kira temannya yang galaknya udah 11-12 sama macan ini nggak akan takut pada siapapun, kecuali Tuhan. Ternyata pasangannya Theo bisa bikin Tara takut juga.
“Udahlah, coba yang pasti-pasti aja,” kata Satya pada akhirnya. Tara menghela napas keras, ia nggak setuju sebenernya, tapi nggak ada pilihan lain lagi.
“Atau nggak, lo coba jasa sewa pacar, gimana?” Usul Hosea lagi.
“Dasar sinting,” lanjut Satya. Ia jadi heran, kenapa bisa ia terjebak di antara pertemanan yang nggak jelas kayak gini ya? Ibaratnya kalo Hosea nggak waras, masih ada Tara yang lebih gila. Tunggu, apa jangan-jangan dia ikut ketularan juga ya? Soalnya Satya sendiri kadang merasa sama gila nya seperti kedua temannya itu.
Ah nggak tau lah, Satya pusing.
###
Pulang dari cafe, Tara kepikiran soal asbun nya Hosea itu. Dan ia pun mencari-cari website yang sempat Hosea ceritakan, setelah ketemu, dengan iseng, Tara memasukkan semua kriteria yang dia inginkan, dan sedikit informasi pribadi nya.
“Enaknya kapan nentuin jadwalnya ya?” monolog Tara. Setelah ingat ia akan ada pertemuan keluarga di minggu depan, ia pun memasukkan jadwal pertemuan pertama mereka, lalu mengeklik send. Setelah selesai, ia pun rebahan.
“Semoga aja sesuai kriteria gua,” kata Tara sebelum mulai terlelap.