•> Part 28

28 4 0
                                        

Waktu cuti telah berakhir, kini mereka kembali ke rutinitas masing-masing. Anneth salah satunya, kebetulan untuk Minggu ini perempuan itu berbeda shift dengan sang suami, dia mendapat jadwal praktek malam sementara Deven pagi hari jadilah keduanya tidak bisa berangkat bersama seperti biasanya.

Malam ini usai menangani salah satu pasiennya, istri Deven itu sempatkan untuk menemani Muna yang akan melakukan USG untuk melihat jenis kelamin bayinya.

" Enggak mau... nggak mau" Muna beringsut kala sang dokter hendak mengoleskan gel diperutnya.

" Gapapa mbak, nggak sakit kok" Anneth mengelus punggung tangan wanita itu, sampai perlahan-lahan dia mulai tenang dan Anneth langsung mengkode agar temannya segera melakukan tugasnya.

Perlahan dokter wanita seumuran Anneth itu mulai mengoleskan gel pada perut buncit Muna lalu mengarahkan benda seperti laser ke perut wanita itu dan nampak lah sesosok janin yang bergerak-gerak dilayar monitor.

" Bagaimana Zar?" Tanya Anneth pada Zara salah satu dokter spesialis kandungan di RS Miracle, dia juga lah yang menjadi dokter kandungan Anneth selama ini.

" Sejauh ini perkembangan bayinya oke sih, dan jenis kelaminnya adalah perempuan" Jelas Zara

" Wah, anakmu perempuan mbak, pasti cantik kayak ibunya" Ucap Anneth tersenyum menatap wajah Muna yang juga menatapnya. Perempuan itu ikut tersenyum tipis lalu mengikuti arah pandang Anneth yang menatap layar monitor.

" A-anak aku?" Ujarnya terbata sambil menunjuk kearah monitor.

Anneth mengangguk."Iya, itu anak mbak Muna"

Zara ikut tersenyum melihat interaksi keduanya. Ada rasa haru ketika melihat kebaikan Anneth, temannya itu memang sedari dulu tidak perlu diragukan lagi. Setelah berbincang dan berpamitan dengan Zara, Anneth kembali mengantar Muna ke kamarnya didivisi kejiwaan, setelahnya dia gegas keluar menuju lobby RS karena kebetulan bertepatan dengan jam istirahat.

" Udah lama, Sam?" Tanya Anneth pada sosok laki-laki yang duduk di sofa panjang yang tersedia dilobby.

Sebetulnya tadi mereka sudah janjian mau cari makan diluar bareng mumpung Sam juga shift malam dan tiba-tiba saja wanita itu tengah mengidam ingin makan nasi goreng pinggir jalan jadilah dia mengajak sahabatnya. Sebab kalo pergi sendiri pasti Deven tidak akan mengizinkan, dan berhubung Sam juga bosan dengan menu dikantin RS dia mau-mau aja mengantar istri sang sahabat, lumayan dapet traktiran soalnya.

" Nggak terlalu sih, mau pergi sekarang?" Tanya Sam lalu berdiri dari duduknya.

" Iyalah lah"

" Nasi goreng yang mana dulu nih?"

" Yang deket lampu merah"

" Astaga jauh amat njir, didepan kan juga ada tuh, beli depan aja kenapa sih"

Anneth mendengus."Gue pengennya yang didekat lampu merah Sam!"

" Bedanya apa coba, sama-sama nasi goreng kan?"

" Ya tetep aja beda! Lo mau ponakan Lo nanti ileran gara-gara kagak diturutin maunya?"

Sam mendadak jadi bergidik ngeri membayangkan jika anak sahabatnya itu ileran apa kata orang-orang nanti? Disaat kedua kakanya ganteng dan cantik eh si bungsu malah ileran kan nggak lucu ya, masa keturunan Christiandi ileran begitu, apa kata dunia? Sam cepat-cepat menggeleng membuang bayangan buruknya lalu segera mengiyakan kemauan nyonya Deven itu.

" Gue bakal minta bayaran sama si Deven, karena udah nemenin istrinya yang lagi ngidam. Harusnya ini tugas dia sebagai suami" Batin Sam

" Eh, tungguin! Ikutan dong kalian mau cari makan kan?" Tiba-tiba saja dari arah belakang Bastian berlarian menyusul kedua dokter kebanggaan Miracle itu.

SWEET HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang