•> Part 27

32 3 3
                                        

Malam harinya, setelah jam prakteknya selesai Nashwa berjalan menuju area parkiran khusus dokter. Sebelum membuka pintu mobil ia sempat melihat mobil Friden yang masih terparkir rapi dua blok dari mobilnya.

" Friden belum pulang? Sejak tadi gue nggak liat dia, kemana dia?" Gumam Nashwa dalam hati, tanpa sadar ia mulai merasa kehilangan sosok Friden.

Pucuk dicinta ulam pun tiba, sang pangeran muncul bersama pasangan Christiandi. Terkejut dengan kedatangan Friden, Nashwa memalingkan wajahnya. Ia berusaha membuka pintu mobil tapi karena panik dirinya beberapa kali gagal memasukan kunci ke lubangnya. Secepat kilat Anneth menyambar kunci mobil ditangan Nashwa dan mengambil alih.

Dia terkejut dan menatap si pencuri dengan mata terbelalak."Apa yang Lo lakuin, Neth? Balikin nggak kunci mobil gue?!"

" Gue butuh ini buat pulang" Jawab Anneth santai.

" Apa? Lo bukannya pulang sama suami Lo?" Seru Nashwa yang bingung dengan jawaban barusan.

Suara mobil yang dinyalakan terdengar dari salah satu sudut area parkir disana ada kendaraan yang dipacu meninggalkan peraduan. Mobil Deven melaju meninggalkan area parkir. Nashwa tercengang, Friden mengumpat panjang tau akan berakhirnya bagaimana.

Akibat dirinya yang terlalu terpana pada kepergian Deven yang tidak terduga, ia tidak menyadari bahwa Anneth sudah menaiki BMW merah maroon miliknya.

Nashwa terlonjak kaget oleh suara mesin kendaraan yang tidak lain tak bukan adalah kepunyaannya."Sialan Lo Neth! Mau Lo bawa kemana mobil gue! Anneth!" Panggil Nashwa menggedor-gedor kaca mobil berusaha menghentikan aksi gila sahabatnya.

Namun, usaha itu sia-sia saja. Mobil berwarna maroon itu sudah melaju kencang sebelum menghilang dari pandangan. Anneth sempat melambaikan tangan kanannya dari jendela sungguh sial nasibnya pikir Nashwa. Menyaksikan drama pencurian mobil didepan matanya Friden hanya bisa menghela nafas panjang, dia tau betul kedua orang tadi pasti sengaja agar ia dan Nashwa bisa pulang satu mobil. Scene 1 sudah dilakukan mau tidak mau dia pun harus melanjutkan ke scene 2.

" Cepet masuk" Titah Friden membukakan pintu mobilnya.

" A-aku mau naik taxi aja, maaf terimakasih, permisi" Nashwa berputar hendak berjalan menuju pintu gerbang namun belum sempat melangkah satu jengkal pun, sebuah tangan kekar mencengkram bahu kirinya. Tangan itu merangkul bahu kecil Nashwa dan menggiring tubuhnya mendekat Ronge Rover hitam milik lelaki itu.

" Buat apa kamu naik taxi kalo bisa pulang dengan gratis? jangan bikin tingkah macem-macem, kalo Anneth tau kamu nggak pulang sama aku, bukan cuma kunci mobilmu yang dia curi, mungkin aja dompetmu selanjutnya yang akan dia sita besok, cepet naik" Nasihat laki-laki jangkung disebelahnya.

Kata-kata Friden ada benarnya, jika sahabat psikiaternya itu memang berbakat melakukan hal-hal tak terduga. Sering kali dirinya dibuat mati kutu baik dalam aksi atau perdebatan. Ya, sudahlah mau bagaimana lagi pikir Nashwa sambil berdecak kesal ia pun menurut, Friden tersenyum senang dengan sikap menyerah Nashwa.

Sebelum naik ia sempat melihat kearah salah satu lajur kiri area parkir mobil Porsche warna hitam yang dikenalinya sebagai milik Bryan masih bertengger rapi dengan posisi sempurna.

" Bryan masih ada di RS? Tumben banget, jadwal team 3 hari ini bukannya nggak terlalu padat? Ahh... bodoamat lah, ngapain gue pikirin" Gumamnya dalam hati. Friden lalu masuk dan memacu banteng besi miliknya dengan kecepatan sedang meninggalkan parkiran RS Miracle bersama Nashwa.

Tidak jauh dari pintu keluar RS, Anneth dan Deven ternyata masih menunggu dan mengamati. Saling tersenyum bahagia karena usaha mereka berhasil.

" Apa kataku, berhasil kan? Nashwa itu emang harus dipaksa, dia terlalu gengsi dan keras sama perasaannya sendiri, menyebalkannya Friden bukan tipe pemaksa" Ujar Anneth

SWEET HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang