Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam namun Anneth belum juga tiba dirumah. Perasaan Deven jadi gelisah, berulang kali pria itu menatap pintu hingga suara mesin mobil membuatnya buru-buru mendekat dan membukakan pintu.
" Wesss...tumben banget kedatangan gue disambut gini" Royce tertawa terbahak-bahak sambil berjalan mendekat.
Deven mendengus, dia kira yang datang adalah Anneth tahunya malah sang sepupu. Pria berkaos hitam polos itu kembali memasuki rumah diikuti oleh Royce dibelakangnya.
" Ngapin Lo kesini?" Tanya Deven tak bersahabat.
" Anneth mana?" Bukanya menjawab Royce malah bertanya balik.
" Belum pulang"
Royce hanya mengangguk lalu menyalakan televisi benar-benar tamu tidak tahu sopan santun. Dengan kurang ajarnya kakinya kini sudah naik keatas meja sambil mendekap toples berisi keripik kentang. Deven yang sudah biasa dengan kebiasaannya pun hanya memutar bola matanya.
Beberapa menit berlalu, pintu depan yang tadinya sudah ditutup kembali terbuka, menampilkan perempuan yang sedari tadi ditunggu kedua pria itu.
" Abis darimana kamu sama Davin? Ampe jam segini baru pulang? Keasikan selingkuh ya, Ampe lupa suami sama anak" Sindir Deven begitu melihat istrinya yang baru saja memasuki pintu rumah.
" Kamu raguin kesetiaan aku?" Marah Anneth tak suka, bahkan dia berani meninggikan suaranya. Dengan kecewa perempuan itu menatap Deven nyalang. Baru kali ini Deven marah tanpa menanyakan sebabnya terlebih dahulu.
Deven tersenyum miring."Gimana aku nggak ragu, kalo kamu begitu!"
" Begitu gimana?" Percikan api pertengkaran mulai tercium dan memanas bahkan keduanya melupakan Royce yang masih berada disana.
" Aku ketemu sama Davin cuma mau-"
" Jauhin Davin sekarang, bisa?" Tandas Deven memotong perkataan istrinya. Mati-matian lelaki itu menahan tangannya agar tak menyakiti Anneth yang nafasnya berderu hebat.
Sungguh, Anneth tidak ada niatan untuk berselingkuh sama sekali dengan Davin. Dia cuma ingin meminta bantuan pada lelaki itu sebab Davin adalah sahabat terbaik Nara. Anneth berani bersumpah dia tidak mencintai Davin sedikitpun karena sampai mati pun cintanya habis untuk Deven seorang.
" Atau aku yang ninggalin kamu?"
" Silahkan!" Kata Anneth karena dia tahu Deven tidak akan sanggup melakukan itu. Perempuan itu melangkah lebih dekat dengan sang suami hingga kini mereka berdiri berhadapan."Bee, aku sama Davin pure sahabat, nggak lebih. Aku juga sering temuin dia karena mau memastikan sesuatu"
" Sesuatu yang nggak lain adalah tentang identitas Kinara, Davin sahabat baiknya Nara makanya aku ngorek informasi dari dia" Lanjut Anneth.
" AKU NGGAK PEDULI! APAPUN ALASAN KAMU, YANG AKU MINTA KAMU JAUHIN DIA, NGERTI!" Bentak Deven, terpaksa dia berbicara kasar seperti itu pada istrinya.
Deven rasa kepalanya akan meledak detik itu juga, tapi bukan Anneth namanya jika tidak tau kelemahan Deven. Anneth langsung memeluk tubuh tegap sang suami tanpa aba-aba. Cukup lama dia tidak mendapat balasan tapi yang namanya Deven sangat tak mungkin marah lama-lama pada belahan jiwanya. Jelaskan, Deven tidak akan bisa menjauh dari Anneth.
Emosi yang tadinya menggerogoti jiwa kini terhempas menjadi debu karena pelukan Anneth yang selalu menenangkan dan menetralkan walaupun tetap jauh dari lubuk hati tak terjamah Deven takut kekhawatirannya sesuai dengan kenyataan. Bagaimana pun juga dulu istrinya pernah menghabiskan hari-harinya bersama lelaki itu bukan? Meski mereka sebatas sahabat tapi Deven tahu tak ada perempuan dan laki-laki bersahabat tanpa melibatkan perasaan. Tak ingin memikirkan hal itu dia mengeratkan pelukannya seperti tak ingin kehilangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET HOME
Novela JuvenilSekuel Apa itu rumah? Kehidupan Deven-Anneth setelah menikah. perjuangan seorang ayah dalam melindungi keluarganya yang terancam akan incaran orang-orang yang berniat jahat. akankah ia bisa melindunginya?? YANG TIDAK SUKA BISA LANGSUNG SKIP TANPA HA...