Selepas kejadian kemarin, Solar langsung dibawa ke rumah. Ia dijaga ketat oleh Amato, Hali dan Blaze.
Saat sudah berada di rumah, Solar bingung mengapa rumah sangat sepi. Saat Solar tanya kepada Amato atau pun hali, pasti mereka mengalihkan topik.
Solar pikir, mungkin yang lain sedang ada urusan, jadi tak ada di rumah hari itu.
Namun, di pagi ini Solar tetap tak melihat kakak-kakaknya yang lain selain Hali dan Blaze.
Di meja makan, kini mereka semua berkumpul untuk sarapan.
"Ayah, kak hali." Panggil Solar setelah menghabiskan sarapannya.
"Apa?" Hali menjawab.
"Ada apa, solar?" Amato.
"Kenapa kak gem, kak upan, kak ice sama kak thorn gak ada dari kemarin? Apa ada masalah??" Tanya Solar.
Semua nya diam, bahkan Blaze yang tadi nya makan dengan ribut.
Solar yang melihatnya pun merasa janggal, pikirannya tak enak.
Amato menghela nafas,
"Haah~ solar, kamu bisa nerima takdir kan?" Pertanyaan Amato membuat Solar bingung.
"Maksud ayah?" Solar.
"Jika sudah takdir, kamu pasti terima takdir itu dengan ikhlas kan nak?" Amato.
Solar diam sejenak,
"Hm.. mungkin, yah.. ada apa memangnya?" Solar.
"Yang lain..." Amato menggantung kata-katanya, yang membuat Solar semakin penasaran.
Lagi-lagi Amato menghela nafas, lalu menundukkan kepalanya.
"Sudah meninggal.." lirih Amato, namun masih dapat didengar.
DEG!
Ah, sepertinya Solar sedang bermimpi sekarang. Tiba-tiba saja dada nya terasa sakit, pikirannya tak karuan.
"A-a-apa?" Solar masih tak percaya.
"Solar.. Gempa, Taufan, Ice dan Thorn sudah meninggal sejak kau hilang..." Kini yang berucap ialah Hali, ia juga menundukkan kepalanya.
DEG!
Lagi-lagi, tubuh Solar terasa kaku. Tubuh nya terdiam kaku, membulatkan matanya tak percaya apa yang baru saja Ayah dan Kakak nya katakan.
Grep!
Tiba-tiba Blaze memeluk Solar, tentu dengan Isak tangis nya.
"Mereka.. hiks.. meninggalkan kita.. solar.. hiks.. hiks.." gumam Blaze yang masih memeluk Solar.
Mata solar sudah berkaca-kaca, perlahan air mata mulai mengaliri pipi nya. Tubuhnya bergetar, Isak tangis juga mulai keluar dari mulut Solar.
"Hiks.. tak mungkin!! Bohong!! Kalian bohong!! Hiks.. hiks.. ini semua bohong.. hiks.. tak mungkin mereka meninggalkan solar... Hiks.. hiks..!"
"Kamu harus terima takdir, solar.. kami juga terpukul atas kepergian mereka.." Amato mendekati kedua anak nya yang sedang terisak, lalu ikut memeluk mereka.
Hali hanya memandanginya sendu.
.
Karena terlalu pusing memikirkan hal yang sangat buruk itu, dan juga sedari tadi tak henti-henti nya menangis, Solar tiba-tiba sempoyongan. Kesadaran nya goyah, mungkin sebentar lagi ia akan pingsan.
Hali yang melihat itu pun segera menghampiri Solar yang masih berada di kersi meja makannya.
Perlahan ia menepuk pundak Solar, hingga sang empu menoleh dengan sisa-sisa air mata nya yang masih mengalir.
![](https://img.wattpad.com/cover/364364843-288-k614337.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Solar 2 || ⚠️ [END]
Фанфик(づ ̄ ³ ̄)づ Balik lagi ma naii yang hobi typo iniii~ Cerita ini adalah cerita season 2/ lanjutan dari "Rahasia Solar" yang pertama. Cuman, di sini agak berbeda. kenapa berbeda? karena di sini Naii buat lebih agak sadis. Jadi, mohon ya bijak dal...