Setelah beberapa hari Hali masuk rumah sakit, kegiatan Solar dan Blaze masih berjalan. Karena Amato yang menjaga Hali di rumah sakit, Solar harus homeschooling sendiri di rumah.
Tentu nya juga hanya bersama Vexia saat Vexia datang ke rumahnya untuk melakukan terapi psikiater nya.
Jarum jam menunjukkan pukul satu siang, seusai makan siang, Solar berada di laboratorium rumahnya. Seperti biasa, ia hanya membuat eksperimen-eksperimen.
Di tengah asik-asik nya bereksperimen, terdengar ketukan pintu rumah yang membuatnya mengalihkan perhatiannya.
"Siapa coba yang dateng jam segini? Ganggu eksperimen aja.." gerutu Solar sambil melepaskan jaket khusus laboratorium nya.
Ceklek!
"Siapa--"
"Hai, Solar~!!"
"K-kau..."
Solar terkejut tatkala melihat Vexia tengah berdiri di depan pintu dengan senyuman manisnya.
Tanpa izin, Vexia langsung masuk ke dalam rumah. Tentunya membuat Solar terkejut, lalu mengerutkan keningnya kesal.
"Jangan masuk sebelum diberi izin, mallene."
Terdengar nada tak suka dari cara bicara Solar, membuat Vexia terhenti. Lalu berbalik menatap Solar penuh dengan kekesalan yang tertutup dengan senyumannya.
"Oh~ aku minta maaf, solar. Bisa aku ikut eksperimen denganmu~?"
Solar mengernyitkan matanya, lalu menghela nafas pendek.
"Tolong jangan membuat kekacauan di laboratorium--"
"Kau ini kenapa sih~? Kau sedang kesal denganku, ya..~ hmph.. padahal aku sahabat kecilmu.."
"E-erk.. m-mallene.."
"Kenapa kau bicara sangat dingin kepada sahabat mu? Apa kau menyuruh sahabat mu ini untuk pergi? Lalu kembali berpisah seperti dulu?"
"T-tidak.. mallene.."
"Hah..~ solar.."
"Tidak, mallene! E-eum.. maafkan aku.. a-aku tidak bermaksud, hanya saja.. tidak sengaja.."
Vexia kembali tersenyum.
"Baiklah, ku anggap tadi itu hanya ketidaksengajaan.. padahal tadi aku berencana untuk menculikmu jika kau kesal denganku..~"
"A-apa? Menculikku?"
"Ah tidak, jadi.. ayo kita bereksperimen!"
"A- i-iya, ayo."
.
.
.
Selama bereksperimen, Vexia bukannya sibuk eksperimen ia malahan selalu memerhatikan wajah Solar. Membuat solar sedikit risih, ia jadi tidak fokus terhadap eksperimen nya.
"Mallene.."
"Hm~?"
"Bisakah kau tidak melihatku terus..?"
"Oh, kau terganggu~?" Vexia menampakkan senyuman nya lagi.
"Eum.. sedikit.."
"Sayangnya.. tidak bisa, my love~.. aku akan terus menatapmu sampai kau benar-benar berada di kandang ku."
"A-apa maksudmu?" Solar bergidik melihat aura Vexia.
"Ah tidak ada, maksudku mungkin aku akan mengambil air minum dahulu.. boleh kan?"
"Hm boleh, silahkan. Dapur ada di sebelah kanan tangga, hati-hati."
"Tentu, sayang~"
"E-eum.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Solar 2 || ⚠️ [END]
Fanfiction(づ ̄ ³ ̄)づ Balik lagi ma naii yang hobi typo iniii~ Cerita ini adalah cerita season 2/ lanjutan dari "Rahasia Solar" yang pertama. Cuman, di sini agak berbeda. kenapa berbeda? karena di sini Naii buat lebih agak sadis. Jadi, mohon ya bijak dal...