[ 14. Mata-mata ] ⚠️

296 30 37
                                    

Di suatu pagi, ah lebih tepatnya juga di sebuah kamar. Ya, kamar Solar, bungsu Elemental. Terdengar, suara isakan lirih masih terdengar.

Sang empu sedari malam tidak tidur, ia hanya menangis dan menangis. Semenjak kejadian kemarin, ia lebih suka berada di kamarnya. Tak mau menunjukkan muka ke Edgar, sang tuan rumah.

Tok tok tok

"Siapa?" Tanya solar dingin, dengan suara serak khas bangun tidur.

"Aku." Jawab seseorang ketus, ya itu adalah suara Edgar.

Solar mengernyitkan mata nya, lalu berkata.

"Masuk saja."

Ceklek..

"Apa kau baru bangun tidur?" Tanya Edgar dengan nada dingin.

Solar hanya berdecak kesal tanpa memandang Edgar, ia lebih memilih menuju ke meja belajar nya.

"Buat apa kau berpura-pura baik kepadaku?" Solar bertanya dengan nada dingin, terkesan tak suka.

"Hahaha! Hahahahha!!" Namun, jawaban Edgar hanya lah tawaan.

Membuat Solar geram, ia bangkit dari duduk nya lalu menatap tajam Edgar.

"Mengapa kau tertawa, hah?!" Tegas Solar.

"Hey, rupa nya kau sudah mengetahui semua nya ya.. hahaha, jadi aku tak perlu repot-repot lagi untuk berpura-pura baik pada mu."

"Aku ke sini hanya untuk mengingatkan mu saja, Jangan berani-berani nya kau keluar dari rumah. Dan jika sekalipun kau berani keluar rumah tanpa seizin ku, akan ku potong leher mu."

Ucapan Edgar membuat Solar seketika diam tercengang.

"A-apa katanya? M-m-memotong leherku..?" Batin Solar yang masih terkejut.

Edgar menyeringai kecil melihat Solar tak berkutik, lalu ia pergi meninggalkan Solar.

Ceklek..!

Solar masih saja diam di tempat, kaki-kaki nya melemas.

Bruk.!

Saking lemas nya, kaki Solar tak dapat menyeimbangkan untuk berdiri. Ia terjatuh dengan posisi duduk, mata nya masih membulat menandakan ia masih terkejut.

Bagaimana Solar tak terkejut, ia tiba-tiba teringat saat diri nya tak sengaja melihat Edgar sedang menusuk-nusuk tubuh pelayan laki-laki beberapa hari yang lalu.

Itu semakin membuat Solar lebih yakin, bahwa Edgar bukanlah orang biasa. Ia adalah orang yang berbahaya.

Sekarang Solar bingung, bagaimana caranya agar ia dapat bertemu dengan kakak juga ayah nya lagi? Sedangkan, Edgar melarangnya untuk keluar dari rumah. Apalagi ia juga mengancam Solar jika tak mematuhi larangannya, ia akan memotong leher Solar.

"Bagaimana ini...?"

Semua pikiran nya melayang-layang, pusing juga mulai menyerang Solar.

Dengan lemas, ia menuju kasur nya. Membaringkan tubuhnya lagi, walau tadi malam juga sudah membaringkan tubuhnya.

Perlahan, air mulai menggenang di pelupuk mata Solar. Lalu mulai mengalir ke pipi Chubby Solar, bibir nya yang pucat juga bergetar.

"K-kak.. yah.. s-solar.. bingung..." Gumam Solar.

.

.

"Tell all the servants and bodyguards to strictly guard this house, especially the child. Don't let that child run away from here, if that child runs away then I won't hesitate to cut off your heads."

Rahasia Solar 2 || ⚠️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang