[ 25. Ancaman ]

165 21 7
                                    

Brak!

"Nona!! Ada apa dengan anda?!!" Ujar perempuan pada Vexia yang baru saja menggebrakkan mejanya dengan raut kesal.

"Halilintar sialan!! Bisa-bisanya dia menyuruh Solar untuk menjauhiku?!! Aarrghhh!!!" Seru sekaligus kesal Vexia.

"Halilintar? Apa dia kakak nya Solar?" Perempuan atau asisten Vexia itu bertanya.

"Iya, dia mencoba menjauhkan Solar dengan aku!!"

"Tunggu, tenang nona. Sepertinya kita harus membuat rencana khusus untuk di halilintar itu..~"

"Kau benar, Fephire. Kita harus memberi pelajaran untuk halilintar sialan ini..~"

Vexia dan Fephire—asisten Vexia—menyeringai lebar. Mereka menyusun sebuah rencana untuk hali, yah seperti nya itu akan merugikan hali.

.

Pagi harinya, Hali dan Blaze berangkat menuju ke sekolahan Blaze dahulu menggunakan mobil pribadi Elemental. Ketika sudah sampai, Hali melanjutkan perjalanan menuju kampus tempat kuliahnya.

Sekitar beberapa menit setelah mengantar Blaze, kini hali terjebak lampu merah. Ia pun menghentikan mobilnya, bersabar menunggu lampu berganti warna hijau.

Ia melirik jam tangannya di tangan kanannya, menunjukkan pukul 07.53 . Masih ada waktu untuk membaca buku pelajaran dan novel dikelas sebelum dosen masuk, hali menajamkan penglihatannya menuju lampu di atas yang kini masih berwarna merah.

Berganti.

Lampu sudah berubah menjadi hijau. Dengan gas yang ditancap dengan mantap, hali melajukan mobilnya sangat kencang. Tentunya untuk mendapat waktu bersantai sebelum dosen memasuki kelas.

"Aku tidak suka waktu bersantai ku hilang begitu saja!"

Selama kuliah, inilah salah satu hal yang dibenci hali. Waktu santai nya hilang ataupun telat, hali sangat membenci itu.

.

Kendaraan demi kendaraan, hali menyalipnya dengan baik. Cukup mudah bagi sang ahli pembawa mobil menyalip kendaraan lain, hal sepele.

Hali terlalu asik mengejar waktu santainya yang tidak bisa ia lewatkan, hingga tak sadar bahwa ada satu mobil dari seberang jalan yang oleng dengan kecepatan penuh.

Terkejut, hali sangat terkejut melihat mobil itu oleng ke arahnya. Ia membulatkan matanya sebelum suara tabrakan itu terjadi.

Bruk!

Karena terlalu terkejut, hali tak bisa membanting setir mobil nya. Alhasil pun ia tak bisa menghindari tabrakan itu.

Namun, inilah kebenaran sesungguhnya dibalik kejadian tabrakan itu.

Vexia—dalang kejadian ini—menyeringai lebar dibalik jendela mobil merah di sisi seberang jalan yang sedang berhenti memandangi tabrakan itu.

"Kena kau, halilintar sialan!" Batin Vexia.

.

.

.

.

"Apa?!!!"

Teriakkan Amato yang baru saja mengangkat telepon membuat Solar yang sedang meminum susu hangat terkejut. Ia menoleh ke sang ayah dengan raut bingung dan penasaran.

"Ada apa, yah?" Tanya Solar.

"H-hali.." lirih Amato.

"Ada apa dengan kak hali, yah??"

Rahasia Solar 2 || ⚠️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang