harus bertahan|31

812 37 20
                                    

1 bulan kemudian

ceklek

mendengar ada yang membuka pintu ruangan. jeongwoo berdiri

"bagaimana kondisi istri saya, dok?"tanya Jeongwoo sembari melihat ke arah Lily.

"seperti biasa, woo. tidak ada perkembangan sama sekali terhadap pasien." jawab dokter Lily.

"jeongwoo, kamu harus sabar untuk menunggu pasien sadar. jika nanti saya tidak bisa menyelamatkan pasien, ikhlaskan. saya pamit." lanjut lily.

saat jeongwoo mendengar Lily berucap seperti itu, semua badan terasa kaku, hati nya seperti di belah oleh pedang yang tajam.

ia berjalan menuju pintu ruangan itu.

"aku kangen, kangen banget sama kamu. rasanya mau nyerah aja, tapi rami sendirian." monolog nya.

suara langkah kaki terus menuju ke sana, sampai akhirnya. orang itu datang.

"gimana wo?" tanya sang bunda, sembari menatap menantunya itu.

"tetep aja gini bun, gak ada perkembangan sama sekali." jawab jeongwoo dengan kepala yang menunduk.

mashiho yang mendengar itu pun langsung memeluk menantu nya itu. lalu jeongwoo pun mengeluarkan air matanya.

"keluarin aja woo, wajar kamu gini. apapun yang nanti akan terjadi, ikhlasin ya woo? bunda tau mengikhlaskan seseorang itu cukup susah."kata mashiho.

jeongwoo melepaskan pelukan itu.

"Bun, jeongwoo mau haruto bangun, jeongwoo kangen sama haruto, kangen bun"ucap jeongwoo, lalu kembali memeluk mashiho.

mashiho pun membalas pelukan itu.

...

"gimana kondisi haru, Bun?"tanya junkyu.

"masih gitu, kata jeongwoo. masih gak ada perkembangan."jawab mashiho.

"rami gimana ya Bun? kasian dia, pasti kangen sama bunda nya."tanya junkyu lagi.

"pasti kangen yah, kata asahi. rami nangis terus, dan juga nangis nya sambil manggil bunda nya"jawab mashiho.

tok tok

ceklek

"kenapa sa?"tanya mashiho, karena ia melihat asahi bernafas terengah engah, dan matanya pun terlihat berkaca-kaca.

Asahi langsung memeluk mashiho, dan menumpahkan air mata nya di pelukan mashiho.

mashiho pun membalas pelukan itu.

"sa kenapa?"tanya nya sekali lagi, asahi melepaskan pelukan itu.

"hiks..haruto mashi..hiks" jawab asahi dengan terengah engah.

"haru kenapa sa?"tanya mashiho lagi.

"haruto kritis..hiks" Asahi pun kembali memeluk mashiho.

mashiho yang mendengar nya itu langsung menangis di pelukan sahabat nya itu.

junkyu yang ada di dalem pun langsung berjalan ke arah pintu, karena ia melihat mashiho dengan Asahi menangis.

"sayang, kenapa?"tanya junkyu.

mashiho melepaskan pelukan nya itu.

"haruto, kyu. haruto kritis."jelas mashiho,  sesudah mashiho mengatakan itu, mashiho pun pingsan.

junkyu mengangkat tubuh mashiho, dan Asahi pun pulang.

...

seseorang yang sedang duduk di sana, dengan air mata yang terus mengalir. dokter pun keluar dari ruangan itu.

kemudian Lily duduk di samping jeongwoo, dengan tangan yang mengelus punggung jeongwoo.

"woo, udah. jangan nangis lagi, sana ke ruangan haruto, peluk dia, cium pipi serta kening nya, cium tangan haruto."suruh Lily.

"kenapa haruto kritis? kenapa haruto harus koma?" tanya Jeongwoo sembari menatap ke arah tembok.

"sekarang udah ga kritis lagi woo, sana temuin haruto nya."suruh nya lagi.

"maaf kalo nanti saya tidak bisa menyelamatkan pasien. saya pamit."lanjut nya lalu pergi.

jeongwoo pun berjalan ke ruangan haruto, ia membuka pintu secara pelan pelan.

jeongwoo duduk di samping kasur haruto, ia pun langsung menatap haruto dengan mata yang berair.

"kamu harus sembuh, gapapa lama juga sembuh nya. yang penting sembuh."monolog jeongwoo.

jeongwoo langsung memegang tangan haruto.

"sayang, aku kangen sama kamu, aku kangen kamu ngomel ngomel, aku kangen kamu manja sama aku, kangen juga sama masakan kamu. selama sebulan ini, aku belum liat kamu ada di dapur, kamar, ruang makan, ruang tengah. pas aku pulang ke rumah, rasanya sepi, rami ga ada, kamu ga ada. cuma ada maid doang sama satpam. bangun yuk, kamu ga boleh ninggalin kita berdua, oke?"monolog nya lagi.

tak sadar, air matanya langsung mengalir tanpa jeongwoo mau.

"kalo kamu udah bangun, pasti aku udah di ejekin sama kamu karna aku cengeng gini. aku ga bakal tinggalin kamu di sini sendirian, kalo kamu pergi. ajak aku, aku mau terus berdua sama kamu di sini maupun di sana."kata jeongwoo.

...

jeongwoo berjalan kesana kesini dengan hati yang buruk, dan ia pun sedang panik. haruto sekarang kritis lagi.

ceklek.

"jeongwoo, maaf kan saya. saya sudah berusaha semaksimal mungkin."ucap Lily.

"maksud dokter apa ya? tidak mungkin haruto meninggalkan saya, dok."tanya jeongwoo.

"jeongwoo ikhlaskan haruto, maafkan saya. tolong di catet, tanggal dua belas, bulan April, hari Jumat, kosong delapan titik lima puluh sembilan, saya pamit." lanjut lily.

jeongwoo berdiam sebentar, tidak lama kemudian keluarga nya datang.

"jeongwoo, keadaan haruto gimana?"tanya mashiho.

jeongwoo menyerahkan kertas itu.

"woo, ini apa maksud nya?"tanya Asahi dengan mashiho.

"haruto udah gaada ma." ucap jeongwoo lalu ia pun langsung memeluk Asahi, air mata nya pun keluar.

sedangkan mashiho? ia sudah menangis di pelukan suaminya.






TBC

Taqabalallahu minna wa minkum, selamat hari raya idhul Fitri yang ke 1445, minal aidzin wal faidzin mohon maaf lahir dan batin, maaf kalo aku ada salah🙏

maaf baru ngucapin, aku lebaran nya Rabu ya...

...

maafin aku ya udah bikin haruto kalian begini, kayak nya book ini bakal sad end? gatau aku juga. kaya nya pas book selanjutnya cerita ini bakal end. yaa end nya sesuai yang ada di sini, di book ini juga, ada kok spoiler buat book depan nya.

sekian..

Perjodohan|| Jeongharu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang