37. Aby sakit

1.1K 55 18
                                    

Hallo ... Ada yang nungguin?

Aku harap ada, sih.

Sebelumnya, minal aidzin walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin. Tolong dimaafkan segala kesalahan aku yang terlalu banyak ini. Apalagi, buat kalian yang merasa tersakiti karena aku sering unpub cerita seenaknya, pindah-pindah cerita dari apk ini ke apk lain secara tiba-tiba, atau lama banget update-nya. Mohon maaf sebesar-besarnya. Mohon dimaklumi juga, ya.

Oke, aku nggak tau mau ngomong apa lagi, karena di dunia nyata juga orangnya irit bicara. Jadi, aku kasih lanjutan cerita ini aja.

***

"Assalamualaikum."

"Waalaikummussalam." Maya mendongakkan kepalanya saat menjawab salam dari Aby, saat itu juga ia melihat Aby yang baru pulang dari masjid setelah menunaikan salat isya.

Tanpa melepas sarung yang dikenakannya, Aby berjalan menghampiri Maya yang duduk di kasur. Ia ikut duduk, lalu tiba-tiba memeluk perempuan itu dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Maya.

"Kamu kenapa?" tanya Maya, pasalnya saat menghampirinya ia melihat wajah Aby yang tampak lesu.

"Kangen," jawab Aby, membuat Maya menautkan alisnya.

"Kangen apaan, tiap hari ketemu juga."

"Ya, tetep aja aku kangen."

Maya mendengus, tapi juga membalas pelukan suaminya itu. "Badan kamu panas, Yang," ucapnya, ketika merasakan rasa hangat pada suhu tubuh Aby yang ikut menjalar ke tubuhnya.

"Hm."

"Kamu nggak enak badan?"

"Hm."

"Minum obat, ya." Aby menggelengkan kepalanya, dan semakin erat memeluk perempuan itu. "Kok, nggak mau?"

"Pahit.*

"Nggak usah lebay!" Maya memukul lengan Aby, membuat lelaki itu berdecak dan mengubah posisinya menjadi duduk tegak saling berhadapan dengan Maya.

"Kok, aku dipukul? Lagi nggak enak badan juga," gerutu Aby.

"Abisnya lebay banget, kayak anak kecil aja nggak mau minum obat karena pahit." Aby mengerucutkan bibirnya, lelaki itu tak suka minum obat.

Maya menempelkan tangannya di kening Aby, untuk memeriksa suhu tubuhnya. Dan ia merasa suhu tubuh lelaki itu lebih hangat dari biasanya. "Panas, lho, Yang. Minum obat, ya," ucapnya, tangan Maya beralih untuk mengelus rambut lelaki itu.

"Nggak mau."

"Jangan gitu lah, aku nggak mau kamu sakit."

"Aku nggak sakit, kok."

"Nggak sakit gimana? Badan kamu panas ini."

"Nanti juga sembuh sendiri, Yang."

"Mana ada sembuh sendiri, kalau kamu aja nggak berusaha minum obat. Jadi, minum obat, ya," bujuk Maya, ia khawatir lelaki itu benar-benar jatuh sakit. Mungkin karena Aby kelelahan, setiap hari terus memforsir diri dengan bekerja dari pagi hingga malam, belum lagi saat menjadi driver ojek online yang sering terkena angin malam.

"Nggak mau obat, maunya kamu," ujar Aby, membuat perempuan itu menautkan alisnya.

"Aku mana bisa jadi obat, Aby," balas Maya.

"Bisa, orang obat aku cuma satu, kamu." Senyum Aby mengembang setelah mengucapkan itu, membuat Maya mendengus.

"Bisa-bisanya ngegombal, lagi sakit juga." Maya mencubit hidung Aby dengan gemas, alih-alih merasa sakit, lelaki itu malah terkekeh. "Kamu itu lagi sakit, Aby. Minum obat, bukannya ngegombal."

Rumah Sepasang LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang